107

3.4K 289 98
                                    

"DIMANA (NAMAKAMU)?!" Pekik Iqbaal panik.

"DIMANA LEA?!" Pekik Alex.

Kini keadaan semakin ricuh. Alex memukuli kepalanya, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Buntu--otaknya benar benar buntu sekarang.

Iqbaal memejamkan matanya, ia mengusap wajahnya gusar. Iqbaal menangis, ia mengeluarkan air matanya. Kingston saja belum sembuh, dan sekarang--Lea dan (Namakamu) hilang.

"Kan sudah dari tadi kukatakan! Cepat bawa keluargamu pergi dari Persia! Dan sekarang? Kita sudah hancur Iqbaal!" Pekik Afon. Dengan panik Iqbaal mengusap wajahnya. Tidak. Ia salah! Kali ini ia salah!.

"Sekarang jangan berdebat! Kita fokuskan untuk mencari Lea dan (Namakamu), right?" Ujar Alex berusaha menengahi masalah.

Hingga tiba tiba, Iqbaal teringat pada sebuah titik kehancuran yang sangat ia takutkan.

Ya, Sesilia.

Iqbaal mengepalakan tangannya.

Ia curiga, gadis itulah dalang dari semua kehancuran keluarganya.

Dan--yang ia takutkan terjadi.

"Kita ke hutan Cirus sekarang!" Ujar Iqbaal.

Deg

Semua mengangguk dan menyiapkan pengawal masing masing.

:::

(Namakamu) berjalan ditengah hutan yang tak pernah ia ketahui keberadaannya. Namun, arah peta dan arah amgin merujuknya kesini. Ia berupaya setengah mati membawa sepeti koin emas ini sendirian. Ia terus berjalan memasuki kawasan hutan angker yang tak berpenghuni ini.

Tak ada takut. Ia semakin berani memasuki kian dalam hutan panjang ini, demi Lea. Ingat! Demi Lea.

"LEA! IBU DISINI!" Pekik (Namakamu) menurunkan peti emasnya, ia berteriak dan menatap kesekeliling.

"LEA! IBU DATANG UNTUK MENJEMPUTMU!" Pekik (Namakamu).

Tubuh gadis itu semakin bergetar hebat. Ia--menggeleng lirih, tak ada tanda tanda kehadiran orang disini. Ia menangis, tubuhnya bergetar. Ia--tak tahu dimana keberadaan Lea. Bahkan orang istana masih sibuk dengab sekaratnya Kingston, sehingga--hanya ia, yang menyadari kehilangan Lea.

(Namakamu) menangis terisak. Ia memukul kepalanya dan beringsut di rerumputan yang sudah gundul ini. Ia bingung, Kingston membutuhkannya, Lea juga membutuhkannya. Ia bingung--apa yang harus ia lakukan?.

"LEAA! DIMANA KAU SAYANG?! IBU DATANG UNTUK MENJEMPUTMU!" Pekik (Namakamu) dengan isaknya. Ia tak tau harus kemana, jika ia semakin masuk kedalam, maka ia takut, tak akan kembali lagi setelah itu. Ia akan tersasar.

Ia merasa ia adalah ibu paling bodoh sedunia yang tak bisa merawat anak anaknya. Ia takut ia dijebak dihutan ini oleh penculik jahat yang ingin menghancurkan keluarga mereka.

HUAMMM!

"Harry! Jangan nakal!" Pekik suara seorang bocah. (Namakamu) reflek menoleh kebelakang, ia melihat seorang bocah laki laki yang sedang mengembala harimau.

"Bibi? Bibi sedang apa disini?" Ujar bocah kecil itu. (Namakamu) mengusap air matanya, bukannya ini anak pelanggan Fransia yang pernah membeli sandal Fransia?.

Ya, bukannya ini--Grissham?.

(Namakamu) menatap ngeri harimau yang mengaum kearahnya, namun diusia yang masih kecil, Grissham dapat menenangkan harimau yang ukurannya berkali lipat lebih besar darinya. Dan harimau itu, tunduk padanya.

Pasti Grissham adalah anak berdarah biru. Ya, garis keturunan bangsawan melekat di daeahnya.

"Emm--ini hutan Cirus?" Ujar (Namakamu) lembut. Grissham nampak mengangguk, ia belum pernah ketemu dengan (Namakamu) sebelumnya.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang