045

3.8K 300 142
                                    

(Namakamu) sangat panik, wajahnya memerah, ia menangis sesenggukan, bahkan ruangan tak cukup untuk menampung derasnya tangisannya. Tabib berusaha sedemikian mungkin. Iqbaal mengacak rambutnya kesal, ia mengusap wajahnya. Ia juga panik, apa yang terjadi pada kedua bayinya? Mengapa ada orang yang tega untuk meracuni bayinya? Yatuhan.

Iqbaal mengelus bahu (Namakamu) yang memeluk bayinya di ranjang perawatan. Bayinya tak mengeluarkan suara sedari tadi, tubuh sang bayi yang tidur melemah.

"Anakku--" Gadis itu menangis histeris. Wajah gadis itu memerah, suaranya serak. Sudah berjam jam ia menangis disini. Tabib sudah mengerahkan tenaganya untuk membuat sang bayi memuntahkan racun yang terhirup dari hidung mungil sang bayi.

"Tolong, ushakan apapun, selamatkan kedua anakku" Ujar Iqbaal. Tabib mengerahkan delapan tabib lain untuk memasuki ruang perawatan. Tangisan (Namakamu) mereda. Jantungnya semakin berpacu cepat. Mengapa harus ada dua belas tabib hanya untuk mengeluarkan racun dari dua orang bayi kembar?.

"Hormat yang mulia dan ibu dari kedua putri dan pangeran yang kami hormati, mohon menunggu diluar, kami--"

"Apa?! Tidak! Aku tidak akan keluar! Aku akan menunggu bayiku disini!" (Namakamu) berteriak histeris, panik? Tentu.

"Kami harus mengeluarkan racunnya, kami tidak ingin racun ini menular pada anda" Ujar salah sath tabib disana.

"Ini racun yang berbahaya, jika sedikit saja terhirup, maka kami tidak bisa memastikan anda baik baik saja setelah ini"

"Ini demi kebaikan anda dan bayi anda, yang mulia" Ujar tabib yanh lain. Iqbaal merengkuh bahu (Namakamu). Wajah pria itu memerah, rambutnya juga acak acakan.

"Ayo, kita akan menunggu diluar" Ujar Iqbaal. (Namakamu) bersikeras memberontak, tangisannya semakin menggelegar. Hingga Iqbaal terpaksa menggendong tubuh gadis itu dan membawanya keluar dari ruang perawatan.

"Iqbaal gila! Anakku!" Gadis itu menangis sejadi jadinya. (Namakamu) meringsut dibawah. Iqbaal memeluk (Namakamu). (Namakamu) menangis didalam pelukan pria itu. Bahkan suara (Namakamu) sekarang melebihi pengeras suara.

"Anakku" Lirih gadis itu.

"Tenanglah, aku berjanji anak kita akan baik baik saja" Ujar Iqbaal. (Namakamu) menggeleng, gadis iti tak tau apa yang harus dilakukannya. Ia benar benar berharap ini hanyalah mimpi, semoga ia terbangun dalam mimpinya. Tetapi tidak, ia menghantukkan kepalanya berkali kali ke dinding, tetapi tidak terbangun juga. Iqbaal mengusap kepala gadis itu.

"Aku akan mencari dalang siapa yang meracuni bayi kita" Ujar Iqbaal tegas. (Namakamu) menggeleng. Hingga tiba tiba Louise datang, menghampiri mereka dengan panik.

"Dimana Krystal--Kingston--" Ujar pria itu terbata bata. (Naamkamu) memejamkan matanya, mata gadis itu membengkak. Louise berjongkok menyamai tinggi (Namakamu) dan Iqbaal.

"Louise---mereka--diracuni--" Lirih (Namakamu). Louise terdiam sejenak menatap datar, ia berfikir dengan keras.

"Tidak mungkin, bagaimana pengawalku lengah? Tidak mungkin orang luar memasuki istanaku dengan seenaknya" Ujar Louise. Iqbaal tertawa kecil.

"Ini pasti akal akalanmu dan antek antekmu untuk menghancurkanku, iyakan?" Ujar Iqbaal emosi. (Namakamu) menggeleng lemah, ia tak tahu mana yang harus didengarkannya. Louise menggeleng.

"Tolong jaga bicaramu, aku hanya menghormatimu sebagai kakakku disini" Desis Louise menunjuk wajah Iqbaal.

"Apa? Kau takut semuanha terungkap kan?"

"CUKUP!" (Namakamu) berteriak cukup keras. Ia menekuk lututnya dan menangis didalam lututnya.

"Aku sangat yakin ini ulah orang dalam" Gumam Louise.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang