037

4.3K 328 151
                                    

(Namakamu) mencoba bangkit dengan lirih. Tetapi Iqbaal kembali menariknya, jatuh dalam dekapannya. Iqbaal mencium pelipis gadis itu, sementara (Namakamu) menangis tanpa suara. Air matanya meluncur bebas. Bagaimana bisa ia bercinta dengan orang yang paling ingin ia hindari?.

"Sstt, sudah jangan menangis lagi" Bisik Iqbal. (Namakamu) meringis jijik, mencoba melepaskan dekapan Iqbaal. Tubuhnya benar benar lengket sekarang.

"Kau tidak pernah berubah meskipun sudah melahirkan anakku" Bisik pria itu lembut. (Namakamu) terdiam, kini ia berada dipelukan pria itu dalam keadaan tanpa mengenakan pakaian sehelai benangpun.

"Krystal dan--Kingston--membutuhkanku" Bisik gadis itu. Iqbaal menggigit bibir bawahnya, nampak berfikir sejenak.

"Ayo" Ujar pria itu. Iqbaal langsung menyibakkan selimutnya dan bangkit. Pria itu memunguti pakaiannya sendiri dan mengenakannya.

(Namakamu) berdecak, kakinya bergetar saat menginjakkan lantai marmer yang dingin ini. (Namakamu) beranjak, memunguti gaunnya yang bersebaran dibawah sana dan memakainya dengan perlahan.

(Namakamu) mencoba mengancing resleting belakangnya, tetapi tubuh kecilnya bergetar. Tanpa disuruh, Iqbaal mengancingkan resleting sang gadis. Iqbaal merengkuh pinggang gadis itu, mencium puncak kepala (Namakamu).

(Namakamu) berani bersumpah, Iqbaal memiliki berapa nyawa? Ia hampir kehilangan nyawa, bahkan kini fisiknya persis seperti mumi hidup. Tetapi tak membuat keperkasaannya menurun.

(Namakamu) berjalan dengan tertatih tatih. Iqbaal disampingnya. Banyak pandang mata yang memperhatikan mereka, tetapi tak membuat kepercayaan diri Iqbaal menurun.

Ceklek

(Namakamu) membuka pintu. Terpampanglah Sarah yang sedang bermain dengan Kingston dan Krystal. Sadar akan kehadiran seseorang dibelakangnya, Sarah menoleh.

Sontak Sarah langsung berdiri karena menyadari kehadiran Iqbaal. Nafas Sarah tercekat. Ia tak tahu harus berkata apa, Sarah menunduk hormat. Meskipun sebentar lagi ia akan menjadi ratu Russia, hal itu tak menghilangkan rasa hormatnya pada Iqbaal yang dulu pernah menjadi tuannya.

"Kau disini rupanya, lancang sekali kau membawa gadisku pergi" Desis Iqbaal tajam. Sarah menunduk.

"Iqbaal--"

"Diamlah!" Tatapan Iqbaal jatuh pada Sarah.

"Kau hanya pelayan kampungan yang beruntung memiliki kekasih seperti Afon" Desis Iqbaal. Sarah menunduk.

"Demi tuhan Iqbaal, dia bukan pelayanmu disinu" Desis (Namakamu) memukul lengan pria itu. Sarah melirik sesekali ke (Namakamu) dan Iqbaal.

"Pergi dari sini!" Titah Iqbaal. Sarah mengangguk dan berjalan pelan, keluar dari kamar sang bayi.

"Cih, jika bukan karena kau ayah dari cucuku, aku tidak akan sudi memiliki calon menantu bajingan sepertimu" Wanita itu membatin.

Iqbaal menghampiri Krystal dan Kingston yang menggerakkan tangannya, ntah apa yang mereka gapai, tetapi mereka sangat lucu.

"Lihatlah (Namakamu), anakku sangat lucu" Ujar Iqbaal. Pria itu menimang Kingston. Sementara (Namakamu) mengambil alih Krystal.

"Aku bersumpah setelah aku, kau adalah pemimpin yang paling berpengaruh" Bisik Iqbaal pada Kingston. (Namakamu) memutarkan bola matanya jengah.

"Omong kosong!" Desis gadis itu pelan namun masih dapat didengar oleh Iqbaal. (Namakamu) masih menimang sang gadis kecil. Iqbaal menoleh pada kedua gadis kecil yang ada disampingnya.

"Yatuhan (Namakamu). Kau tidak berniat membuat adik dari Kingston dan Krystal?" Goda pria itu. (Namakamu) berdecak sebal.

"Sudahlah Iqbaal, cabut semua omong kosongmu, mengurus mereka saja aku sudah kewalahan" Ujar (Namakamu). Iqbaal tersenyum kecil.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang