053

3.8K 311 165
                                    

Ceklek

Jack memutar gagang pintu. Ia mendapati Iqbaalnyang sedang meratapi indahnya rembulan dimalam hari. Ia menghampiri Iqbaal.

"Kau butuh gadis malam ini?" Ujar Jack. Iqbaal menoleh ke arah Jack.

"Memangnya bajingan itu menyediakan fasilitas untuk meminjamkan selirnya padaku?" Ujar Iqbaal. Jack menggeleng.

"Seperti yang kau tahu, Alex sangat jarang memakai selirnya, bahkan jika perlu hanya sekali dalam setahun. Dan itu membuat para selirnya menjadi bosan berharap dan yaa-- mereka menyukaimu" Ujar Jack. Iqbaal ternganga. Sekali setahun? Ya tuhan, apa kemaluan pria itu sekarang sudah berkarat?.

"Secara diam diam, kau mau?" Iqbaal terdiam sejenak.

"Kau bisa memilih gadis cantik di--"

"Tidak" Ujar Iqbaal. Pandangannya kembali jatuh pada rembulan manis yang ada diatas sana.

"Aku sedang tidak naik" Ujar Iqbaal.

"Tetapi mereka bisa--"

"Aku sedang tidak menginginkan siapapun, sudahlah, aku ingin sendiri" Ujar Iqbaal. Jack menghela nafasnya dan beranjak keluar.

"Ya tuhan, jangan bilang kemaluanku akan mengikuti jejak Alex sialan itu" Ujar Iqbaal. Pria itu mengusap wajahnya gusar dan memilih untuk keluar dari kamarnya. Ia menutup pintunya rapat rapat dan berjalan menelusuri rooftop atas yang sudah mulai sepi dan hanya dijaga oleh beberapa penhawal.

Iqbaal menaiki anak tangga satu persatu. Hingga kakinya mematung kala melihat seorang gadis yang mampu membatnya tergila gila duduk dibangku taman dengan dua ranjang kecil bayi bersebelahan.

Perlahan Iqbaal mendekat, memastikan mereka dari belakang. (Namakamu) mulai menyadari ada kehadiran seseorang disana, dan benar. (Namakamu) tersentak kaget dan hampir meloncat kala berbalik kebelakang.

Iqbaal mengulum senyum tipis dan melanjutkan langkahnya untuk menggapai balkon. Pria itu memandangi bintang bintang yang bertaburan di atas langit sana.

"Kau belum tidur?" Gumam pria itu dan berbalik, (Namakamu) mengangguk. Iqbaal dapat melihat suasana sekarang benar benar canggung. (Namakamu) meremas kain gendong Kingston cemas. Iqbaal tersenyum tipis.

"Jadi, apakah kau bahagia bersama Alex?" Ujar Iqbaal lagi. (Namakamu) terdiam. Kemudian ia mengangguk. Iqbaal tersenyum hambar.

"Aku--aku pamit" Ujar (Namakamu) berdiri dengan membawa kedua bayinya. Iqbaal tersenyum kecut dan mengangguk. Gadis itu turun dengan hati hati, Iqbaal dirinya merutuki dalam hatinya.

Hari berlanjut besok, di meja makan istana, (Namakamu) serta serta keluarga Alex sudah berkumpul, saat ini hanya terdengan centingan sendok dan piring.

"Alex, bolehkah--"

"Tidak boleh!" Potong Alex memotong pembicaraan Fransia. Fransia mengacak rambutnya kesal.

"Aku bahkan belum mengatakannya!" Pekik Fransia, Alex mengunyah makanannya santai.

"Ya karena apapun yang kau lakukan tidak ada yang kuperbolehkan hari ini!" Tegas Alex lagi, Fransia berdecak sebal.

"Sudahlah Fransia, tidak ada yang mengingatnya hari ini" Ujar Frances. (Namakamu) menghentikan makannya sejenak, bagaimana ia lupa? Hari ini hari ulang tahun kedua kemhar siam itu. Ya tuhan, (Namakamu) belum menyiapkam kado untuk mereka. Afon dan Sarah mengedipkan matanya sebelah mengode (Namakamu) untuk diam saja, (Namakamu) mengangguk kecil.

"Padahal--hari ini aku--sedang ulang tahun--HUAAAAA!" Fransia mendongak, berteriak keras dan menangis sekencang kencangnya.

Bapp

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang