Sesampainya dikamar. (Namakamu) kembali terisak menangis. Helena memeluknya dengan pelukan yang hangat dan lembut, seperri biasa, pelukan Helena mampu untuk membuat jiwa (Namakamu) sedikit lebih tenang.
"Helena, bantu aku untuk melupakannya" Isak sang gadis. Helena mengangguk dan mengusap air mata (Namakamu).
"Kehidupanku benar benar hancur, hancur semenjak aku mengenalnya. Aku tidak mengerti suasana hatinya yang bisa berubah dalam sekejap, dia bisa membuatku merasa terbang sesaat, kemudian dia juga bisa membuatku terjatuh begitu saja" Lirih (Namakamu). Helena mengangguk dan mengusap puncak kepala (Namakamu) lembut.
"Aku tahu, aku bukan tipenya"
"Dia benar benar menghancurkanku, aku--tak tahu apa yang harus kukatakan saat ini, aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri" (Namakamu) kembali menangis terisak isak. Helena kembali memeluk (Namakamu).
"Aku takut--aku takut Edgar juga akan merusak hidupku" Ujar (Namakamu) dengan suara yang bergemetar, Helena menggeleng.
"Itu tidak akan terjadi, tuan putri. Percayalah" Ujar Helena.
"Helena, pernahkah kau berfikir untuk mengakhiri hidupmu sendiri? Karena--kau benar benar lelah untuk disakiti kesekian kalinya, bahkan hatimu merasa sudah kebal, pernahkah?" Lirih (Namakamu). Helena mengangguk, seketika mata Helena juga berkaca kaca.
"Aku benar benar ingin mati, biar mereka puas" Lirih (Namakamu). Helena menggeleng.
"Aku juga pernah berfikiran seperti itu, tuan putri. Bahkan kondisiku sama sepertimu, disaat kandunganku semakin tua, aku ingin mengakhiri semuanya, orang yang kucintai, mencintai orang lain, selalu menyakitiku dalam segi fisik maupun mental. Sementara orang yang mencintaiku, sama sekali tak kuanggap perjuangannya, ya, hingga aku nekat, sangat nekat"
"Aku, mengakhiri kehidupan seseorang yang tak bersalah. Aku--aku berhasil membalaskan dendamku padanya setelah sekian lama berdiam diri" Desis Helena. Mata (Namakamu) membulat seketika.
"Siapa?" Tanya (Namakamu). Helena menggeleng.
"Ti--tidak, hanya salah satu pelayan sepertiku, dia provokator" Ujar Helena. (Namakamu) menutupi mulutnya yang menganga lebar. Tiba tiba kilas tentang bayangan Althea yang dibunuh oleh Helena didepan matanya terputar kembali, sebegitu bengisnya kah Helena yang mencoba untuk melindunginya?.
"Ti--tidurlah tuan putri, aku tahu kau lelah" Ujar Helena. (Namakamu) mengangguk pelan, ia menepuk bantalnya. Tanpa menghilangkan fikirannya tentang betapa sadisnya Helena yang bisa dengan mudahnya melenyapkan nyawa seseorang.
"Helena?" Lirih (Namakamu). Helena mengangguk, menatap gadis kecil yang ada didepannya dengan serius. (Namakamu) mengusap perutnya.
"Aku mohon, penuhi segala kebutuhanku tanpa mengharuskan aku untuk keluar dari kamar, karena aku berniat, tidak akan keluar sebelum Iqbaal yang memintaku untuk bertemu dengannya" Ujar (Namakamu).
"Aku tahu ideku gila, untuk apa dia mencariku? Tetapi aku hanya butuh waktu, untuk beristirahar sejenak dari perlakuannya" Ujar (Namakamu), Helena mengangguk dan mengusap pipi (Namakamu).
"Tenanglah, tuan putri. Semua aman dibawah kendaliku" Ujar Helena. (Namakamu) tersenyum tipis dan mengangguk, gadis itu memejamkan matanya, dan tertidur, mengistirahatkan sejenak dirinya. Tidur, adalah salah satu caranya untuk melupakan segala masalah yang ia alami.
Disisi lain
"Sialan! Kau saja belum mempertemukan aku dengan adikku, lalu untuk apa kau meminta berkerja sama dengan kerajaanku?!"
"Hormat yang mulia, tetapi saya sudah mengetahui adik dari yang mulia, dan adik dari yang mulia adalah kekasih saya saat ini"
"Apa kau bilang? Kekasih? Sialan! Berani beraninya kau menyentuhnya, sejauh apa hubungan kalian?!, bahkan aku sendiri belum tahu bagaimana kau memperlakukannya! Lancang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
Random⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...