"Ayolah Alex, antar tamu spesial kita ke kamarnya" Ujar Afon. Pria yang masih nampak sangat tampan dan gagah walau usianya sudah seumuran dengan mendiang ayah Iqbaal. Tetapi tak mengurangi ketampanan dan kegagahannya, bahkan dika disandingkan dengan Alex. Mereka jauh lebih layak dibilang seperti adik kakak. Sama sepeeti dirinya dan Helena yang sering disangka adik dan kakak.
Alex mengacak rambutnya gusar. Mata elangnya tak berhenti menatap mata biru terang milik (Namakamu). Alex berdecak sebal.
"Ayah, aku masih banyak perkerjaan, sudahlah" Ujar Alex. Afon menggeleng.
"Tidak Alex, ini tanggung jawabmu, kita kedatangan tamu spesial, dan kau adalah seorang pangeran bangsawan, tunjukkan sisi etikamu layaknya seorang bangsawan" Ujar Afon. Alex mengacak rambutnya kesal dan menarik tangan (Namakamu) yang kini sudah memegang kedua bayinya. Sementara Afon dan Helena sedang berbincang di kursi tempat mereka tadi bertemu.
"Mereka sangat cocok, benar begitu, sayang?" Ujar Afon mengelus pipi Helena lembut.
"Tidak, (Namakamu) tidak pantas untuk Alex" Ujar Helena. Helena menggeleng lirih, matanya menerawang jauh. Tidak.
"Tidak masalah jika gadis itu memiliki dua anak, jika Alex mencintainya, mengapa tidak?" Ujar Afon. Helena lagi dan lagi menggeleng.
"Tidak! Mereka tidak pantas menjalin hubungan" Ujar Helena. Ia berdiri dari tempat duduknya.
"Tetapi aku sangat menyetujuinya, hmm, dia gadis manis yang pemalu dan beretika, tidak seperti selir Alex lainnya" Ujar Afon.
"Cukup Afon! Kau memang menyebalkan dari dulu! Kau keras kepala!" Afon terjengat kaget.
"Tunggu--- Sarah--"
Disisi lain.
"Masuklah" Titah Alex membuka kan pintu kamar untuk (Namakamu). (Namakamu) merasa kamar ini sedikit lebih mewah dari kamar yang diberikan oleh Iqbaal untuknya.
"Terlihat berbeda" Gumam (Namakamu). Alex menutup pintu, membuat (Namakamu) terkejut seketika.
"Ya, karena kamar ini diperuntukkan oleh tamu bangsawan" Ujar Alex. Tidak, bukan jawaban ini yang ingin didapatkan oleh (Namakamu). (Namakamu) merasa sedikit masih trauma, jika berduaan dengan pria lain didalam kamar. Seketika, mata abu terang milik ayah dari sang putri dan pangerannya terlintas seketika di benaknya. Ya, membuatnya terjengat seketika.
"Tenanglah, aku bukan maniak seks" Ujar Alex, dengan santai ia bersila diatas ranjang ukuran queensize di dalam ruangan itu. (Namakamu) dengan ragu mendekat, dan menidurkan kedua bayinya dengan posisi hati hati. Alex menarik (Namakamu) untuk duduk disampingnya. (Namakamu) mendelik kaget.
"Apa? Kau takut?" Kata Alex. (Namakamu) menggeleng pelan.
"Aku hanya ingin bertanya, bagaimana caranya kau bisa memiliki anak kembar di usia yang masih sangat ingusan?" Tanya Alex. (Namakamu) yang tak terlalu bisa akrab dengan orang yang baru ia kenal, hanya menggeleng pelan.
"Apa kau dipaksa untuk melakukan sesuatu?" Tanya Alex dengan hati hati dan sangat lembut. Ada raut cemas juga diwajahnya.
"Ti--tidak" Lirih gadis itu.
"Jangan bohong, Sarah sudah menceritakannya semua padaku" Ujar Alex. (Namakamu) mengeryit. Sarah? Siapa Sarah? Apakah Alex sudah bertemu dengan Sarah? Adik Alex sendiri? Tetapi ia tak pernah bertemu dengan Sarah, bagaimana Sarah tahu nasibnya selama ini ditangan Iqbaal?.
"Kau sudah berte--"
"Katakan yang aku tanyakan" Ujar Alex melirik sesekali ke Krystal yang menggeliat gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
De Todo⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...