085

3.1K 327 102
                                    

(Namakamu) membuka pintu ruangan Afon dan Sarah. Begitu (Namakamu) memasuki ruangan Afon dan Sarah. (Namakamu) langsung dihadapkan oleh Alex dan Fransia yang nampak berbisik bisik dengan Afon dan Sarah, berbisik seperti mengusulkan sesuatu ide mereka.

"Selamat pagiiii!" Ujar (Namakamu) kala keempat manusia itu tak sadar akan kehadirannya. Seketika Alex, Afon, Sarah dan Fransia menoleh ke arah (Namakamu).

Tetapi pandangan mereka datar.

Ya, datar.

Kalian tahu tubuh Sesilia? Ya, seperti itu datarnya.

(Namakamu) bersumpah untuk meminta maaf pada arwah Sesilia setelah ini. Karena tubuhnya juga tak se seksi Althea dan Alice, atau siapapun. Hanya saja, tubuhnya tak kendur seperti Althea dan Alice..

Oke cukup, (Namakamu) memudarkan senyumnya kala keempat manusia ini mendatarkan pandangannya.

"Haii! Kalian mendengarku?" Ujar (Namakamu). Alex menghela nafasnya dan bangkit, Alex menuju ke arah (Namakamu). Alex berjalan dan menyenggol bahu (Namakamu), kemudian Alex pergi membantingkan pintu.

(Namakamu) mengerjapkan matanya, ia lemah, ia hampir menangis detik ini, kenapa Alex seperti itu padanya?.

"Aku sedang tidak berulang tahun loh!" Ujar gadis itu melirih. Namun masih tak ada yang perduli dengannya. Hingga Fransia bangkit dan berjalan ke arah (Namakamu).

"Jangan berpura pura polos, dasar jalang muka dua!" Pekik Fransia didepan wajah (Namakamu). Fransia menunjuk wajah (Namakamu). Lalu Fransia pergi dan membanting pintu juga.

Setetes air mata turun dipipi (Namakamu). Apa kesalahannya? Dia ada melakukan apa?. (Namakamu) mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

"Ayah--ibu--aku salah apa?" Lirih (Namakamu). Afon membuang wajahnya.

Sarah bangkit tanpa menoleh ke arah (Namakamu). (Namakamu) mencekal tangan Sarah. Namun Sarah menepisnya dan langsung berlalu pergi.

Kini hanya ada Afon dan ia didalam ruangan. Afon juga bangkit dan berjalan keluar, meninggalkan (Namakamu). Tetapi (Namakamu) mengehetakkan kakinya, membuat Afon menoleh kearahnya.

"Ayah! Katakan padaku! Aku salah apa? Dan--apa ayah tidak mau melanjutkan yang ayah katakan tadi malam? Tentang kembalinya hubunganku dan Iqbaal?" Lirih (Namakamu). Afon menggeleng.

"Kau bukan putri kami" Lirih Afon. (Namakamu) terhenyak seketika. Iya--dia memang bukan putri Afon. Tetapi ia putri Sarah--dan jika Sarah bukan ibunya--siapa ibu kandungnya?.

Afon juga pergi meninggalkan (Namakamu). Gadis itu mengusap air matanya dan perutnya yang mulai membesar. 2 bulan lagi, dia akan melahirkan.

Gadis itu keluar dari ruangan Afon. Tetapi ia langsung melihat Alex dan Fransia yang tertawa seperti habis mengerjai orang. Fransia meloncat loncat dihadapan Alex. Sementara Alex terkikik kecil memegangi lehernya.

"Fransia?--kak Alex?" Lirih (Namakamu). Seketika pasangan calon pasutri itu menoleh ke arah (Namakamu). Seketika mereka mendatarkan pandangannya.

Kalian tahu Joker yang bisa tertawa dan langsung cemberut dalam beberapa detik? Ya, itulah Alex dan Fransia.

"Jangan panggil aku dengan sebutan kotor itu, sialan!" Ujar Alex. (Namakamu) terkejut dan memegangi dadanya.

"Ayo sayang, kita pergi dari sini" Ujar Alex merangkul Fransia. Fransia mengangguk.

"Kenapa kau tidak menyayangi adikmu yang manja itu huh?" Ejek Fransia. (Namakamu) menggeleng dan menepis air matanya.

"Aku tidak sudi memiliki adik yang kotor sepertinya, dasar pengkhianat, muka dua!" Sindir Alex menatap wajahnya. (Namakamu) tersentak. Pengkhianat? Apa maksud Alex.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang