023

5.5K 359 107
                                    

(Namakamu) berlari tak tentu arah, ia sungguh ketakutan. (Namakamu) memegangi perutnya, rasanya ia ingin muntah sekarang juga, tetapi seseorang merengkuh pinggangnya dari belakang, merapatkan tubuhnya dan tubuh seseornag itu dari belakang. (Namakamu) berhenti dan menoleh.

"Hai, selamat datang" Pria itu merengkuh tubuh mungil (Namakamu) dan menyatukan tubuh mereka. (Namakamu) mendongak dan terkejut, pergerakannya kaku.

"Edgar, apa yang kau lakukan?" Bisik (Namakamu). Edgar mengedipkan sebelah matanya.

"Tidak, kau sangat cantik hari ini" (Namakamu) mulai merasakan bau alkohol yang menyengat dari nafas Edgar. Mata pria itu sayu, dan rambutnya acak acakan.

"Edgar, apa masalahmu?" (Namakamu) mencoba keluar dari pelukan Edgar, tetapi pria itu semakin mengetatkan pelukannya.

"Edgar, kau mabuk. Istirahatlah" Edgar tertawa masam, tawanya menyedihkan.

"Aku mabuk, dan aku akan tetap mencintaimu dalam kondisi apapun" Edgar tetawa keras setelah itu, (Namakamu) melirik ke segala arah, tetapi tidak ada yang melintasi koridor ini.

"Edgar, lepaskan. Aku tidak nyaman" Lirih (Namakamu). Edgar mengendurkan pelukannya, dan menaikkan kedua bahunya. (Namakamu) yang mulai merasakan aura yang tak enak, ia ingin pergi sejauh mungkin menghindari Edgar. Tetapi tangan (Namakamu) kembali dicekal.

"Bermalamlah denganku"

Plakk

"Kau gila Edgar!" Desis (Namakamu) setelah menampar Edgar. Edgar tertawa hambar, matanya berair.

"Sejak kita dijebak, aku dapat merasakan tubuhmu berbeda dari gadis lain. Kau memiliki keindahan luar dalam yang tak dimiliki gadis lain, dan kau benar benar tipeku" Edgar mengedipkan sebelah matanya, (Namakamu) meringis jijik.

"Kau mabuk, Edgar. Kau tidak sadar oleh perlakuanmu sekarang" Edgar menatap (Namakamu) tajam.

"Terserah! Intinya aku akan menjadikan kau milikku, cepat atau lambat" Desis Edgar.

"Kau sinting!"

"Apa kau bilang?" Edgar menangkup wajah (Namakamu). Edgar menipis jarak diantara mereka. Nafas (Namakamu) tercekat. Ia tak pernah seintim ini secara langsung dengan Edgar, meskipun mereka pernah berpelukan dalam keadaan telanjang, tetapi detik itu juga mereka seketika menghindar. Saat ini, bau alkohol sangat menyengat di indera penciuman (Namakamu).

"Lepas!" Geram (Namakamu) memiringkan wajahnya. Ia tak bisa bergerak. Tubuhnya benar benar dikunci oleh Edgar.

"Kau lancang! Kufikir kau gadis baik" Desis Edgar, lihatlah siapa duluan yang lancang? Gadis mana yang terima jika  dilecehkan seperti sekarang?.

"Tetapi, kau gadis nakal" Bisik Edgar dengan erangan sensual di akhir kalimatnya. (Namakamu) mencoba kembali menepis tangan Edgar yang mencengkram kedua pergelangan tangannya, tetapi tak membuahkan hasil. Hingga tatapan Edgar jatuh pada bibir (Namakamu) yang terkatup.

"Edgar! Jangan macam macam, aku bisa berteriak saat ini!" Ancam (Namakamu). Edgar tertawa hambar.

"Tidak ada manusia yang melintasi koridor ini, (Namakamu), hanya kau. Selama 3 tahun terakhir ini, selama tempat ini kubuat menjadi markas untuk aku mabuk dan bersenang senang" Desis Edgar. (Namakamu) menggertakkan giginya.

"Aku merasakan perasaan yang berbeda saat pertama kali melihatmu, dan aku juga bisa memiliki semua yang kumau dalam satu jentikan jari. Jadi, jika aku menginginkanmu, maka aku akan mendapatkanmu dan aku akan menghalalkan segala cara" (Namakamu) menggeleng.

"Aku tidak menyangka kau ternyata punya otak kotor yang jahat, Edgar" (Namakamu) menggeleng, menghapus air matanya gusar. Tetapi Edgar malah tersenyum simpul, dan hanya satu yang ada dibenak (Namakamu). Apakah pria ini sadar, atau tidak?.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang