Hingga pelayan yang tadi dan beberapa tabib memasuki kembali ruangan Amber. Louise seketika menoleh ke arah pintu. Hingga pelayan tadi mengatakan--
"Ayo pangeran, aku sudah menyiapkan makan malammu" Ujar pelayan itu. Louise menoleh ke tangan Amber yang menggenggam jemari Louise, kecewa, Louise melepaskannya paksa dan berlari keluar, diikuti pelayan tadi. Amber menangis, hingga tabib kembali mengobatinya.
(Namakamu) berjalan menelusuri lorong perawatan. Hingga ia melihat banyak tabib dan pelayan ramai ramai keluar dari ruangan Amber secara tenang. Ia tak hanya melihat tabib dan pelayan, ia juga melihat--Fransia.
"Lah, Fransia ngapain bawa obor?--" Gumam gadis itu pelan. Hingga ia melihat Fransia menyelinap masuk ke kamar Amber membawa obor.
"Lah--emang jenguk boleh bawa obor?--terus, sejak kapan Fransia mau menjenguk Amber?" Gumam (Namakamu).
Mulai merasa ada yang tak beres, (Namakamu) berlari menyelinap kedepan pintu ruang perawatan Amber. Ia membuka pintu secara perlahan, ia melihat Fransia dengan ekspresi datar memegang obor disamping ranjang Amber yang nampak sudah tertidur.
Hingga Fransia menuangkan api obor ke wajah Amber--ya, (Namakamu) melihat jelas bagaimana api itu menggerayangi wajah Amber. Amber menggelupur. Hingga tak tahan, (Namakamu) masuk dan berlari, dengan ceoat menyiram wajah Amber dengan seteko air minum yang ada dinakas.
BYUR
Fransia terkejut. (Namakamu) dapat melihat betapa hancurnya wajah Amber, dan untungnya api itu sudah padam dari wajah Amber. Hanya saja wajah Amber sudah dipenuhi luka bakar.
"Fransia--" Lirih (Namakamu) tak percaya. Hingga (Namakamu) dan Fransia mendengar segerap kangkah kaki dari arah luar. Fransia membekap mulut (Namakamu), membuka pintu lemari yang menjulang tinggi dan menyeret (Namakamu) masuk ke lemari bersama dirinya juga. Fransia mengunci lemari dari dalam, hingga yang dirasakan (Namakamu) dan Fransia adalah bau pengap lemari kosong.
"Bau gosong! Bau gosong!" Pekik para tabib dan pelayan yang dapat didengar oleh Fransia dan (Namakamu). Hingga Fransia menatap wajah (Namakamu). (Namakamu) juga menatap wajah Fransia. Fransia benar benar berubah menjadi pembunuh berantai dingin.
"Hiks!" Isak Fransia pelan. Fransia memeluk (Namakamu). (Namakamu) mengusap rambut Fransia dan memeluk Fransia. Fransia mencoba menyumpal mulutnya dengan tangannya sendiri agar isakannya tak didengar oleh oara tabib dan pelayan yang sedang berkerja diluar.
"Fransia--kenapa kau melakukan ini?--kau bisa membunuhnya" Lirih (Namakamu). Fransia menggeleng lirih. Fransia benar benar menangis sekarang. (Namakamu) dapat merasakan bahunya sudah dibasahi air mata lembab Fransia.
"Aku--memang ingin membunuhnya" Isak Fransia pelan. (Namakamu) menggelengkan kepalanya.
"Apa gara gara Louise?" Lirih (Namakamu). Fransia mendongak menatap (Namakamu) dan mengangguk.
"Ternyata--Louise juga pernah memiliki anak bersama Amber--mereka bukan orang asing--" Lirih Fransia. (Namakamu) tersentak. Apa? Anak? Tidak! (Namakamu) menggelengkan kepalanya, ini tidak mungkin!.
"Lanthony itu--Louise" Lirih Fransia. (Namakamu) menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Aku iri (Namakamu)! Aku iri!" Fransia menepuk dadanya sendiri. (Namakamu) berusaha menenangkan Fransia.
"Fransia--kendalikan dirimu" Lirih (Namakamu). Fransia mengangguk.
"Aku yakin--perlahan Louise akan mencintaimu" Lirih (Namakamu). "Aku akan membantumu" Sambung (Namakamu). Fransia menggeleng.
"Tidak akan! Tidak akan pernah terjadi, (Namakamu)!" Lirih Fransia.
"Louise sudah pernah memiliki anak dengan Amber, dan Amber sangat mencintai Louise. Louise pria pertama bagi Amber" Lirih Fransia. (Namakamu) menggeleng dan memeluk Fransia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
De Todo⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...