Disisi lain
Brakk
"CUKUP LOUISE! KAU TIDAK PERLU IKUT BERSAMAKU KE RUSSIA!"
"MEMANGNYA SIAPA KAU, HUH?! AKU HANYA INGIN MELIHAT KEPONAKANKU, MASALAHANMU DIMANA?!" Iqbaal mencengkram kerah Louise.
"Aku tahu kau memiliki niat lain" Desis Iqbaal. Louise tersenyum meremehkan.
"Kenapa? Kau marah jika aku mendekati gadismu?!" Ujar Alex. Iqbaal tersenyum licik.
Brakk
"Oh shit!" Louise memegangi dadanya, ia menatap tajam ke arah Iqbaal. Louise mengatur nafasnya. Iqbaal keluar dari ruangan itu dan membanting pintunha.
"Sial! Setuju atau tidak, aku akan tetap menyusul gadis iti!"
"Sial! Jika Louise ikut, maka terbongkarlah, aku yang membunuh Edgar sialan itu berserta antek anteknya"
:::
Tubuh (Namakamu) meringis dan bergetar hebat saat Alex memasukkannya kedalam satu ruangan yang nampak asing baginya. Alex melempar tubuh (Namakamu) disofa dan mengunci tubuh (Namakamu), mencengkram dagu gadis itu kuat.
Mata cokelat kelam milik Alex hanya berbatas beberapa centi dengan mata biru terang milik (Namakamu). Nafas (Namakamu) tercekat. Akankah ia kembali disakiti disini.
"Aku tidak bisa" Gumam Alex. Alex menjauhkan dirinya dari (Namakamu). Pria itu berdiri dan mengacak meja kerjanya hingga berantakan. Pria itu mengambil sebuah kotak yang berisi obat obatan ke arah sofa.
Masih sama, suasana hening. (Namakamu) tak tahu harus berkata apa.
Dengan gusar, Alex mengambil lengan (Namakamu). Mencoba menyibakkan lengan gaun yang menutupi luka gadis itu. (Namakamu) meringis kala Alex mengobati lukanya dengan kapas dan alkohol, lalu disusul dengan obat merah dan kasa lembut.
(Namakamu) menatap Alex lekat. Alex yang merasa di intai membalas tatapan (Namakamu). (Namakamu) mengalihkan pandangannyal mencoba menahan perih di luka yang sekarang telah di obati pria itu.
"Kau kebal juga, ya" Gumam Alex membuka suara. (Namakamu) masih terdiam seribu bahasa.
"Harusnya kau harus terbiasa dengan luka sayatan dan benturan lebih lama lagi" Sambung Alex. (Namakamu) masih tak mengerti. Alex mengobati pelipis (Namakamu) yang mengeluarkan sedikit darah.
"Seperti yang kubilang, jika kau mau latihan kemiliteran bersamaku, mau tidak mau kau harus mengalami luka sayatan dan benturan setiap harinya dan harus mengeluarkan darah minimal satu cangkir teh, itu akan membuatmu semakin terbiasa oleh luka itu dan kau tidak mudah ambruk dimedan perperangan" Ujar Alex.
"Tapi aku tidak mau berperang" Lirih (Namakamu). Alex menatap wajah gadis itu.
"Ya aku tahu, lagipula wanita tidak diperbolehkan berperang" Ujar Alex.
"Tetapi ntah mengapa aku ingin mengajarkanmu hal hal seperti itu untuk membela dirimu, jika kau berhasil, kau adalah wanita terhebat di abad ini, karena sangat jarang wanita akan belajar latihan kemiliteran bahkan sekalipun itu ratu" Ujar Alex.
"Dan aku melihat, kau menjatuhkan musuh sangat mudah, apa kau pernah belajar kemiliteran sebelumnya?" Tanya Alex. (Namakamu) menggeleng.
"Ya, kau ligat dalam menjatuhkan lawanmu dengan senjata tajam, dan itu awal yang baik" Ujar Alex. (Namakamu) mengeryitkan dahinya, apakah Alex melihatnya membunuh Gracia?.
"Apa kau pernah melihat hal seperti itu sebelumnya?" Kilas bayangan tentang Helena yang membunuh Althea tepat didepan matanya, Iqbaal yang membunuh kedua orangtuanya juga tepat didepan matanya, dan tentang mimpi--- Yatuhan! Bagaimana bisa ia melupakan mimpi tentang gadis sulungnya yang membunuh Helena dan mengatakan Helena penghianat? Yatuhan. (Namakamu) mengurut pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
Random⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...