100

2.6K 327 172
                                    

(Namakamu) lagi dan lagi tidur memunggungi Iqbaal. Iqbaal tidur sendirian. Pria itu meketakkan lengannya diatas dahinya. Lelah? Tentu. Ntah harus bagaimana lagi gadis ini berhenti cuek padanya.

(Namakamu) memeluk Alston bak guling mungil. Gadis itu masih terjaga sama seperi Iqbaal. Sesekali mereka menoleh bersamaan, namun mereka kembali mengalihkan wajahnya. Karena ini benar benar canggung.

Brukk

Iqbaal melempar punggung (Namakamu) dengan guling. Gadis itu menoleh kearah Iqbaal dan mengelus punggungnya. Iqbaal tersenyum kecil. Kini mereka jauh seperti anak anak yang sedang marahan.

(Namakamu) menyelipkan anak poninya ditelinganya dan mengacuhkan Iqbaal, gadis itu kembali memunggungi Iqbaal. Iqbaal tak tahu, kenapa semenjak sekarang, ia tak bisa marahan pada gadis ini.

"Heh anak kecil!" Teriak Iqbaal. (Namakamu) menoleh lagi. Pipi gadis itu benar benar menggembung dan menatap Iqbaal kesal.

"Dasar anak kecil! Sini!" Ujar Iqbaal. (Namakamu) memunggungi Iqbaal kembali dan menggeleng. Gadis itu mengecup pipi Alston yang sedang tidur.

Hingga Iqbaal menarik punggungnya keras dan membawanya ketempat Iqbaal dimana tadi ia berbaring. (Namakamu) mencoba memberontak, namun suaminya ini memeluknya dan mengecup pipinya.

"Masih marah?" Ujar Iqbaal. (Namakamu) menatap mata pria itu dan menggeleng.

"Kan aku sudah minta maaf" Ujar Iqbaal. (Namakamu) mendatarkan wajahnya. Ia masih berbaring disamping Iqbaal dan Iqbaal masih merengkuh pinggulnya.

"Awas, aku mau tidur" Lirih (Namakamu) menepis tangan Iqbaal. Iqbaal malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Yasudah, tidur saja disini" Bisik Iqbaal. (Namakamu) menggeleng.

"Awas, aku tidak pantas seintim ini dengan pria seperkasa mu, kan aku sudah kendur, cari saja gadis yang masih ketat" Ujar (Namakamu). Iqbaal tertawa.

"Benar? Bolehkah?" Ujar Iqbaal. Sontak (Namakamu) melotot dan menggeleng, mengundang gelak tawa Iqbaal memecah keheningan malam ini.

"Ayo bercinta" Ujar Iqbaal. (Namakamu) membulatkan matanya dan menggeleng.

"Ish! Milikku sudah kendur" Ujar (Namakamu). Iqbaal menggeleng dan mengecup leher sang istri.

"Ayolah, aku sudah tidak tahan" Lirih pria itu. (Namakamu) menggeleng dan menolak bahu Iqbaal dan menggeleng.

"Aku tidak mau mengecewakanmu" Lirih (Namakamu).

"Mau sampai kapan hm?" Ujar Iqbaal mengusap wajah (Namakamu).

"Sampai aku bisa memperbaiki diriku lagi" Ujar (Namakamu). Iqbaal menggeleng.

"Tidak, ayolah" Lirih Iqbaal menggendong tubuh (Namakamu) hingga gadis itu naik keatas tubuhnya. (Namakamu) memberontak, tetapi Iqbaal mendudukkan (Namakamu) diatas pinggangnya, membuat gadis itu terpaksa mengangkangi pinggul Iqbaal.

"Iya sayang, seperti itu" Lirih Iqbaal kembali berbaring. (Namakamu) berdiri dan menginjak perut Iqbaal. Iqbaal meringis kesakitan dan langsung duduk, menarik pinggang (Namakamu) dan menindih gadis itu. Hingga mata gadis itu membulat dan tak tahu harus bergerak kemana. Hingga--

"Baiklah, jika kau suka cara yang seperti dulu, sewaktu Kingston dan Krystal belum lahir" Desis Iqbaal. (Namakamu) menggeleng.

Hingga---

"IBUUUUU--!" Pekik (Namakamu).

:::

Gadis dengan gaun biru dan selendang yang menutupi dadanya sedang tersenyum tulus merajut kaus kaki untuk putra angkatnya.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang