050

4K 325 305
                                    

Kini (Namakamu) menimang kedua bayinya di rooftop atas, membiarkan semilir angin menerpa mereka. (Namakkamu) tertawa sesekali ketika anaknya menguap, baginya sangat menggemaskan.

"Dulu mendiang nenek kalian pernah bilang, kalau seseorang yang baik meninggal akan ditempatkan didekat sana" (Namakamu) menunjuk langit yang ditaburinoleh bintang bintang malam.

"Lihatlah, nenek dan kakek kalian sedang tersenyum melihat betapa lucunya cucunya, haha" Ujar (Namakamu). Suara gadis itu benar benar melirih.

"Cepatlah besar nak, ibu buth kalian" Gadis itu menghela nafasnya, mencoba tersenyum setulus mungkin. Seseorang datang dan menyapu lembut pundaknya, (Namakamu) mendongak ke belakang

Orang itu duduk disamping (Namakamu).

"Kau benar benar merindukan ibumu, ya?" Ujar Helena. (Namakamu) mencoba tersenyum kecil dan mengangguk.

"Mari, biar aku wakilkan" Lirih Helena. Helena mengambil alih Kingston. Sementara Krystal tetap pada (Namakamu).

Helena mengecup dahi sang bayi dan mengusap kepala sang bayi.

Helena menangkup sebelah wajah gadis yang ada disampingnya.

"Kau wanita kuat" Lirih Helena gemetar.

:::

Alex menggenggam pergelangan tangan (Namakamu). (Namakamu) baru tahu mengapa Iqbaa ada disini, karena Louise sakit. Hari ini mereka semua akan menjenguk Louise.

Ceklek

Pintu terbuka. Mau tak mau (Namakamu) harus berjumpa dengan pria yang sedang duduk disamping ranjang Louise. Pria itu tampak bersantai dengan mengangkat kakinya sambil menyesap tehnya. Iqbaal mendongak menatap (Namakamu) sekilas. Pria itu mengedipkan sebelah matanya. (Namakamu) meringis jijik.

Alice berlari dari belakang Alex dan duduk disamping Iqbaal.

(Namakamu) menggeleng kecil, sementara Alex mengurut dahinya.

Louise tak sadarkan diri, pria itu masih bernafas, hanya saja kakinya kaku dan matanya terpejam. Bahkan untuk bernafas saja, Louise sangat sulit.

Tak tahan dengan kondisi Louise. (Namakamu) tiba tiba menjerit dan loncat kedalam pelukan pria yang tak sadarkan diri itu. (Namakamu) memeluk erat tubuh Louise dan menyenderkan kepalanya di dada pria yang sedang tak sadarkan diri itu. (Namakamu) menumpahkan kesedihannya, ia berteriak histeris.

Wajah Louise benar benar pucat, mulutnya terbuka sedikit demi menggapai udara. Kantung matanya menghitam, tubuhnya melemas dan nyaris kaku seperti mayat. Ia tak perduli banyak pasang mata yang melihatinya saat ini. Tetapi, berkat Louise juga (Namakamu) tahu siapa Sesilia, menyelamatkan ia dari hamil tuanya, dan memberi tumpangan untuknya dan anak anaknya di Bosnia. Ia tak sanggup jika pria yang sudah banyak berkorban baginya dan anak anaknya sakit keras seperti ini. Tetapi, bukannya Louise pernah mengatakan. Ia memiliki sakit paru paru, bukan lumpuh?.

Alex mengusap dada belakang (Namakamu). (Namakamu) mendongak dan memeluk pria itu. Alex membalas pelukan (Namakamu), pria itu mencium kening (Namakamu).

"Tenanglah, aku akan memberikan perawatan terbaik untuk pahlawanmu" Ujar Alex.

"Aku berjanji, pegang janjiku" Sambung pria itu. Fransia yang berdiri disamping Alex menatap lekat bagian kaki Louise yang nyaris kaku seperti batang kayu. Tetapi bukan itu, seperti ada sesuatu yang menyempil dari tumit pria itu. Fransia beranjak dan mengambil barang itu. Ia mengadahkannya ke udara. Semua orang melihatnya.

"Ini botol jin kan Frances? Seperti yang pernah kau bilang" Ujar Fransia menunjukkannya pada Frances. Botol itu unik, hanya botol kecil dengan tutup berwarna biru dan badan yang transparan, Jack dan Iqbaal yang tadinya nampak runyem, kini memucat. Alex menatap lekat botol itu, lalu menatap Iqbaal kembali.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang