(Namakamu) menggigit jemari lentiknya, ia takut ia akan ketahuan, dan ia juga tidak tega dengan Louise. (Namakamu) menggelengkan kepalanya.
"Aku menyembunyikan ramuan itu dibawah kolong--biar kuambil--" Ujar Jack. Iqbaal menahan tangan Jack.
"Tidak perlu, Louise tidak sadar sekarang" Ujar Iqbaal. Pria itu duduk dengan santainya disofa yang diduduki Fransia dan (Namakamu) tadi, (Namakamu) semakin meringsut dan ketakutan.
"Jack, ambil lagi ramuan itu dari Persia" Ujar Iqbaal. Sesekali pria itu mencuri curi pandang kebawah kolong ranjang Louise.
"Tetapi aku baru mengambilnya kemarin sore satu dus" Ujar Jack. Iqbaal menggeleng.
"Kita butuh lebih banyak, karena kita akan bertahan cukup lama disini" Ujar Iqbaal.
"Tidak hanya Louise, orang orang yang mencoba mengganggu gugat rencana kita akan ku lumpuhkan juga, mudah kan?" Ujar Iqbaal. (Namakamu) menelan salivanya kasar.
"Ambil sejumlah uang dikamarku dan pergilah" Ujar Iqbaal. Jack menunduk dan mengangguk, pria itu memundurkan langkahnya dan berbalik, keluar dari kamar perawatan Louise. Kini (Namakamu) benar benar terjebak pada posisinya, ia tidak mungkin keluar, sementara pria itu masih duduk dengan tegapnya disana. Hingga (Namakamu) mendengar pria itu sedang menguap.
"Aku sangat ngantuk--dan lelah--" Gumam pria itu, Iqbaal merenggangkan ototnya dan memejamkan matanya. (Namakamu) mengelus dadanya lega. Iqbaal meletakkan bantal kursi dibawah kepalanya dan memejamkan mata rileks.
Setelah menunggu sekitar 10 menit dan sepertinya pria monster itu sudah tertidur dan mendengkur lembut. (Namakamu) perlahan keluar dari persembunyiannya, ia keluar dari celah dimana ia tadi memasuki kolong, jika ia memilih keluar dari celah kiri, maka barang barang diatas meja akan berjatuhan karena disebelah sirulah nakas dan kaleng obat Louise.
(Namakamu) merangkak agar kepalanya tidak terbentur ranjang. Gadis itu menahan nafasnya dan sebisa mungkin untuk bergerak tanpa mengeluarkan suara. Ia melirik sesekali ke pria yang tertidur pulas disofa itu. Pria itu menguap sesekali.
(Namakamu) bangkit dan mengabgkat gaunnya, bersedia untuk berlari. Hingga akhirnya ia berjinjit, didalam hatinya ia berdoa semoga pria itu tidak terbangun. (Namakamu) memutar gagang pintu dan dia berhasil keluar. Ketika keluar, ia memegang dadanya dan bernafas lega.
"Sudah ku duga, dia pasti menguping" Pria itu bangkit dari duduknya dan meghela nafasnya.
"Lihat saja, kau tidak akan lolos" Gumam Iqbaal.
:::
(Namakamu) berlari menuju ruangan dimana pelayan menunjukkan ruangan itu sebagai perayaan ulang tahun Fransia.
Ceklek
"Aku sangat yakin--"
"(Namakamu)?!" Pekik Alex. Alex yang semula duduk tak tenang di sofa kini bangkit dan memeluk (Namakamu). Menggendong gadis itu dan mengangkatnya tinggi tinggi. Alex mengecup pipi (Namakamu).
"Ya tuhan, kau tidak apa apa? Kami mencemaskanmu" Ujar Fransia lirih. (Namakamu) menggeleng pelan dan tersenyum kecil.
"Aku memiliki perasaan yang tak enak padamu, kau tahu?" Ujar Alex. (Namakamu) menggeleng pelan.
"Syukurlah, jika kau baik baik saja" Ujar Afon. Sarah memandang (Namakamu) seperti tatapan kagum.
"Memangnya aku darimana?" Akhirnya pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut (Namakamu).
"Jika 5 menit saja kau tidak juga kembali, maka aku akan bersiap membunuh Iqbaal, kau tahu?" Ujar Alex. (Namakamu) mengeryot heran. Apa Fransia sudah memberi tahu semuanya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
Random⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...