Aku mendongak, menemukan seringaian Iqbaal pertama kali, ia berada tepat dihadapanku, aku menoleh ke sarung tangan yang ia berikan.
Aku bangkit, dan menunduk dengan sensual dihadapannya memampangkan belahan dadaku, sialan! Helena sungguh membuatku seperti jalang.
Aku mengambil sapu tangan yang diberi Iqbaal, semua orang terkejut, tak terkecuali ia sendiri yang menelan salivanya, bahkan jakunnya naik turun, aku mengambil sapu tangan yang ia berikan dan memasukkannya ke dalam bajuku, tepat dibagian dadaku.
Tidak, ini bukan ideku, tetapi Helena, ia yang mengajariku, aku tahu tak bagian manapun yang akan kupamerkan tetapi aku merasa sangat lucu, bahkan milikku tidak sebesar mereka, tetapi apa yang mau dipamerkan? Tetapi aku juga wanita dan pasti memiliki payudara tetapi tak sebesar mereka, dan dada mereka tak sekencangku, aku bangga akan itu.
Iqbaal menepuk tangan dua kali, pelayan muncuk dari balik pintu dan menunduk hormat.
"Antar dia ke kamar pribadiku" Ntah mengapa prajurit memperlakukanku sedikit lebih lembut, mereka meraih lenganku dan menuntunku keluar kamar, aku dapat melihat Iqbaal yang berdiri diiringi pengawal lainnya, ia berjalan dibelakangku, hingga aku dimasukkan ke kamar pribadi yang aku masuki tadi pagi, tak lama ia juga masuk dan pintu terkunci dari luar, aku tersentak, dia menatapku tajam.
"Apa--apa"
"Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan" Dia memotong perkataanku, dia mendekatiku, aku berjalan mundur hingga betisku tersandung sesuatu, ya, ranjang. Aku hilanh keseimbangan dan terjatuh disana, kini Iqbaal menindihku, dia berada di atasku.
"Sialan! Menjauh dariku!" Nafasnya menggelitiki leherku, kini tak ada jarak lagi diantara kami.
"Kau fikir kau memiliki tubuh yang seksi dan proporsional?" Bisiknya dengan nada ejekan, suaranya kali ini berbeda dari biasanya, dia berbicara tepat didepan telingaku.
"Pergi!" Desisku, dia menatap mataku, hidung kami bersentuhan, kami saling bertukaran nafas, bahkan baru tadi siang kami berdebat.
"Tidak ada yang bisa dibanggakan dari tubuhmu, kau tahu?" Ya, aku tahu pangeranku! Kini hatiku terisak, aku tahu konsekuensinya jika aku memilihnya, adalah hinaan, aku mempermalukan diriku sendiri.
"Ya, aku tahu" Lawanku, dia menatap mataku sayu.
"Lalu mengapa kau berjoget seperti gadis yang tersengat lebah?" Wajahku memerah, jika dia sekali mengasariku, aku bersumpah akan menonjok wajahnya.
"Bukan urusanmu! Helena memilihku" Ujarku.
"Wajahmu memang polos, tetapi kelakuanmu persis seperti pelacur!"
Plak
Aku menampar wajahnya, aku terisak. Kata katanya sungguh menyakitiku, aku menjauh darinya, aku duduk di pojok ranjang dan menekuk lututku, aku menangis di lekukan lututku, lalu aku merasakan ada pergerakan disampingku, aku menoleh kesamping, wajah kami bertemu.
Aku tahu, aku pelacur, aku tak kuat pendirian, aku menggoda pria, ya, aku tahu aku memang jalang kecil, bahkan aku masih di masa pubertas.
"Aku tahu aku pelacur, maka biarkan aku pergi" Aku mengusap gusar air mataku yang jatuh terus menerus, aku bangkit, tetapi dia menarikku kembali terjatuh ke ranjang.
"Kau sadar kau jalang kecil, harusnya kau menolak tawaran wanita tua itu, kau tahu!" Aku tak tahu, semenjak aku mengenalnya, aku menjadi sangat cengeng, kata katanya sangat menusuk dihatiku.
"Ya, aku minta maaf" Baru sekali ini aku melembut dan menuruti perkataannya, ntahlah, mungkin karena aku merasa malu, aku tak tahu harus diletak dimana wajahku setelah meliuk liukkan badanku didepan orang yang berpengaruh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
Random⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...