055

3.8K 303 166
                                    

(Namakamu) berlari meninggalkan Iqbaal yang terkapar ditengah lorong itu. Gadis itu berlari terbirit birit menuju kamar Fransia. Ternyata obat itu benar benar ampuh itu menjatuhkan lawam dalam hiungan detik.

Ceklek

Tanpa mengetuk pintu, (Namakamu) langsung memasuki kamar Fransia dengan raut cemas. (Namakamu) mengurut pelipisnya kala melihat Fransia ternyata sedang bersantai dengan Frances. Mereka tertidur dalam keadaan berpelukan, persis seperti sepasang kekasih. Jika orang yang tidak tahu mereka akan mengira Fransia dan Frances adalah sepasang kekasih.

Fransia menggeliat gelisah dalam tidurnya, ia mengerjapkan matanya dan benar. Ia melihat seseorang berdiri diambang pintu. Fransia mengucek matanya dan tersadar, itu (Namakamu).

Fransia menyingkirkan tangan Frances dari pinggangnya. Fransia berjalan mendekati (Namakamu) dengan gusar.

"Kau kenapa? Kau sangat cemas, ada apa?" Lirih Fransia pelan pelan. (Namakamu) menggeleng, memperhatikan Frances yang sesekali menggeliat dalam tidurnya.

"Maaf, aku membangunkanmu"

"Tidak apa apa, sekarang kau kenapa? Apa kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Fransia. (Namakamu) mengangguk. Gadis itu merogoh kantungnya dan mengeluarkan sebotol obat kecil itu. Fransia menutup mulutnya, ia mengambil obat itu dengan tangan yang bergetar.

"Aku--aku--"

"Aku--melumpuhkan Iqbaal" Lirih (Namakamu) pelan. Fransia terkejut setengah mati.

"Apa? Jadi--bagaimana jika antek anteknya tahu kau--" (Namakamu) dengan cepat menggeleng.

"Tidak--dia---ya tuhan--aku takut Fransia" Lirih (Namakamu) cemas. Gadis itu menangis dan mengusap perutnya. Tak lama kemudian Fransia juga menangis karena melihat (Namakamu) menangis, namun tangisannya lebih deras dari isakan (Namakamu). Fransia menangis kencang seperti anak kecil dan memeluk tubuh (Namakamu).

"Jadi bagaimana--hiks--apa kau mau melanjutkan ini?" Ujar Fransia ditengah isakannya. (Namakamu) menggeleng dan mengusap air matanya.

"Aku akan melanjutkannya demi Louise" Ujar (Namakamu). Fransia mengusap air matanya dan mengangguk.

"Jadi apakah itu berhasil?" Tanya Fransia. (Namakamu) mengangguk. (Namakamu) memberikan sisa obat itu pada Fransia.

"Kau--"

"Ya, hanya sedikit dan hanya disebelah kakinya, aku tidak tahu itu akan berpengaruh selama 8 jam atau tidak. Tapi dia tidak sadarkan diri dan aku bersumpah sangat takut sekarang" Ujar (Namakamu). Fransia mengangguk seolah olah mengerti apa yang dikatakan gadis itu.

"Hanya sedikit dan disebelah kaki?" Ujar Fransia. (Namakamu) mengangguk lirih. Fransia mengambil botol obat itu.

"Aku akan mencobanya, apakah dengan sedikit cairan ini dan disebelah kaki akan bertahan sampai 8 jam" Ujar Fransia. Gadis itu bergerak menuju ranjang. (Namakamu) menghela nafasnya dan merunduk, mengurut keninhnya. Hingga suara sentakan menggelegar seorang pria membuat (Namakamu) mengerjap dan tersentak.

"ARHHHHHH APA INII SIALAN!" Pekik Fransces mengejang memegangi kaki kirinya. Frances kesakitan, sangat kesakitan. Fransia menakar obat iti dengan jempol dan jemarinya pertanda yang ia taburkan hanya sedikit. Tanpa rasa perduli sedikitpun, Fransia jauh seolah olah menjadi peneliti dadakan.

"Fransia--ya tuhan apa yang kau lakukan---" Lirih (Namakamu). (Namakamu) berlari menuju Frances yang mengejang. Pria itu berkeringat dingin, reaksinya sama dengan Iqbaal.

(Namakamu) memegangi telapak kaki Frances. Frances sangat kesakitan, sampai air mata pria itu keluar dari kelopaknya. Sementara Fransia masih fokus pada jemarinya.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang