101

2.6K 327 178
                                    

Gadis itu menatap Iqbaal kaku saat Iqbaal menyentuh jemari gadisnitu yang masih menempel di dada Iqbaal. Teringat akan masa lalu. Gadis itu merasa, tak seharusnya ia selancang ini.

Gadis itu menurunkan tangannya. Iqbaal mencoba menatap dalam ke dalam mata cokelat sang gadis. Adakah tersimpan sesuatu disana? Kenapa ia begitu terpikat? Bahkan--ia sempat melupakan (Namakamu) yang ada dirumah, istrinya, yang bahkan tak ia relakan tidur tadi malam untuknya.

Tetapi tak bisa dibohongi, ia merasa, mata cokelatnini pernah ia tatap lekat, lebih lekat dari ini. Bulu mata mereka bersentuhan--namun nihil-ia lupa, apakah ia salah orang atau tidak.

Bahkan Iqbaal bisa merasakan aura yang berbeda disini, darahnya berdesir hebat. Sialnya, ia tak tahu gadis ini siapa. Namun matanya, benar benar membuat sesuatu dalam dirinya memuncak.

Beda, ia seperti pernah bertemu dengan gadis ini dimasa lalu.

Atau bahkan, pernah menggaulinya?.

Tidak! Hanya tuhan yang tahu.

"Em--bolehkah kau mencopot penutup mulutmu?" Ujar Iqbaal. Gadis itu menaikkan kerudungnya hingga ke atas dahinya dan menggeleng.

"Maaf tuan, saya harus pergi" Ujar gadis itu seketika menunduk dan membawa Grissham. Namun Iqbaal mencekal tangan gadis itu.

"Ayolah, hanya membuka penutup mulut, aku yakin, kali ini aku tak salah orang"

Deg

Jadi--Iqbaal masih mengingatnya?

Mengingat jalinan cinta kotor yang pernah mereka lewati bersama?

Dan tak bisa gadis itu ingkari--ia pernah sangat mencintai Iqbaal, sebelum ia mencintai suaminya.

"Tidak--aku hanya gadis cacat, maaf, aku harus belanja" Ujar gadis itu yang mampu menyihir telinga Iqbaal. Suaranya beralun lembut, namun, sedikit dibuat buat untuk mengubah suaranya, ada apa dengan gadis ini? Apa ia juga merasakan apa yang Iqbaal rasakan?.

"Maaf, ini putramu? Mengapa sudah besar sekali? Apa kau sudah memiliki suami? Atau kau janda?" Ujar Iqbaal blak blakan. Gadis itu membelalak dan menggeleng.

"Ehm--aku sudah memiliki suami--ya--terlalu dini sih, itu perjodohan dari orang tuaku, karena suamiku sendiri sepupuku-dan--ya--ini putraku" Ujar gadis itu beralibi agar Iqbaal tak menaruh rasa padanya. Ingat. Iqbaal sudah memiliki istri.

"Apa kau berbohong? Usiamu sepertinya masih sekitaran 15 tahun, dan anak ini?" Ujar Iqbaal.

"Ah usianya baru 6 tahun, dan usiaku sudah 19 tahun, jangan tertipu oleh tubuhku" Ujar gadis itu mencoba menyamarkan identitasnya. Iqbaal mengerut tak percaya.

"Ya sudah, aku pamit" Ujar gadis itu. Namun Iqbaal kembali mencekal tangannya.

"Tunggu, apa aku sudah menyuruhmu pergi?" Ujar Iqbaal. Gadis itu menggeleng.

"Siapa namamu?" Ujar Iqbaal.

Deg

"Ehm--Sophia" Ujar gadis itu. Iqbaal tersenyum kecil.

"Nama yang bagus. Oh ya, dimana rumahmu?" Ujar Iqbaal. Gadis itu menggeleng. Sial--Iqbaal pasti mengetahuinya--tetapi jangan sampai.

Ia ingim pergi sejauhnya dari sini, namun bagaimana jika Iqbaal curiga, dan menariknya paksa lalu membuka mpenutup mulutnya? Ia pernah merasakan, kekuatan Iqbaal tak bisa dilawan oleh gadis biasa sepertinya.

"Ehm, aku tinggal di dalam hutan Cirus" Ujar gadis itu. Iqbaal mengeryitkan dahinya--bukannya hutan Cirus adalah hutan angker tak berpenghuni?.

Dan sial! Bodohnya, gadis ini mencoba membodohi sang kaisar yang jelas jelas sudah hafal betul daerah kekuasaannya.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang