(Namakamu) terisak, gadis itu berlari mengabaikan panggilan dari sepasang insan yang ada dibelakangnya. Kecewa? Tentu saja kecewa, tetapi bukan pada Fransia. Ia sama sekali tak bisa menyalahkan gadis itu. Sudah banyak pengorbanan Fransia untuk menjalin persahabatan dengannya, maka dari itu. Ia tak bisa menyalahkan Fransua begitu saja.
"Tunggu (Namakamu)! Kau salah faham" Teriak Iqbaal dari sana. Gadis itu terus berlari mengabaikan perkataan mereka. Lagipula ia sudah lelah hari ini, benar benar lelah.
(Namakamu) keluar dari istana, banyak pasang mata yang merupakan seorang pelayan maupun pengawal memperhatikannya. Tetapi mereka mengacuhkan (Namakamu). Lagipula untuk apa diurusi? Gadis itu tidak membawa pengaruh apapun bagi istana, menurut mereka.
"Kenapa kalian diam saja?! Kejar!" Pekik Fransia. Pengawal dan pelayan yang berjaga didepan gerbang tersentak dan berlari mengejar (Namakamu). Gadis itu memeluk perutnha agaf tidak turun.
(Namakamu) terisak. Ia hanya menyelipkan beberapa koin emas dikantungnya yang selalu ia bawa kemanapun. Suara derap langkah dan pengawal semakin terdengar jelas. Keseimbangannya oleng, hingga gadis itu menginjak ranting kayu dan terpelanting ke tanah.
Gubrakk
:::
(Namakamu) tak sadarkan diri, gadis itu menggerakkan jarinya dan menggelengkan kepalanya. Kepalanya berat, benar benar berat. Hingga suara isakan seorang gadis semakin memeluk tubuh (Namakamu). Gadis itu melenguh.
"(Namakamu)! (Namakamu)!" Pekik seorang pria panik dan baru membuka pintu, sayup sayup (Namakamu) merasakan sentuhan lembut memeluk tubuhnya, (Namakamu) menggeleng pelan.
(Namakamu) perlahan membuka matanya, tetapi ia tak bisa beradaptasi dengan terangnya cahaya yang menimpa wajahnya, ia memegang pelan kepalanya dan benar saja, kepalanya diperban dan dibaluri obat merah. (Namakamu) melenguh kesakitan.
"Sayang, kau baik baik sajakan?" Pria itu mengankat tubuh (Namakamu) dan tanpa beban memangku tubuh ringan (Namakamu) meskipun perutnya sedikit membuncit.
Pria itu merangkul tubuh lemah (Namakamu) dan mencium pipi (Namakamu) dan mengusap peluh yang membanjiri pelipis (Namakamu). (Namakamu) hampir terhuyung.
"Bangunlah sayang, demi aku" Lirih pria itu. (Namakamu) memaksa matanya untuk membuka matanya, ia memeluk tubuh kekar pria itu, tanpa sadar, ia menyenderkan wajahnha di pundak pria itu.
"Bangun, kumohon jangan buat aku cemas" Mata pria itu berair. (Namakamu) membulatkan matanya sempurna, pria itu tertawa bahagia.
"(Namakamu)!" Pekik Fransia memeluk tubuh (Namakamu). (Namakamu) mencoba mengumpulkan seluruh energinya.
"Alex---" Lirih (Namakamu) pelan. Pria yang duduk dibelakang Alex menggeram, menggertakkan giginya, cemburu? Tentu. Disaat kondisi gadis itu seperti ini, mengapa ia menyebut nama Alex?.
"Iya--aku disini" Lirih Alex memeluk tubuh gadis yang duduk dipangkuannya secara menyamping.
"Aku--kenapa" Lirih gadis itu memegangi kepalanya.
"Kepalamu terbentur batu--tetapi tenang, kau akan baik baik saja" Ujar Alex. (Namakamu) melirih lemas.
"Anakku--?" Lirih (Namakamu).
"Anak kita baik baik saja" Ujar Alex. (Namakamu) terbelalak. Tentu saja ia berbohong agar pria yang duduk dibelakangnya semakin memanas.
Gubrakk
"Maaf, aku menendang guci" Ujar Iqbaal yang duduk dibelakang Alex saat ia menendang guci dan semua pandang mata tertuju padanya.
"Bisakah kau pergi dari sini?!" Pekik Alex pada Iqbaal, Iqbaal menatap Alex tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
Acak⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...