Part 1

9.8K 555 50
                                    

Cerita ini dimulai setelah perilisan film Avengers : Endgame yang telah tayang di bioskop.

Walaupun seri itu sudah 2 tahun dirilis dan author pun sudah menontonnya. Namun, author baru tergerak hati dan imajinasinya sekarang untuk mencoba membuat cerita ini. Jadi, harap dimaklumi ya😅

*Note : (y/n) = your name

*Note : cerita mengambil sudut dari versi film sebenarnya ya. Banyak adegan yang sama persis, jadi yang sudah menonton semua seri film marvel akan langsung paham. Bagi yang belum harap dipahami sendiri ya. Adanya adegan tambahan itu karena imajinasi dari author sendiri ya.

So guys...

Happy reading semua🌻
Selamat berimajinasi ria🌻
.
.
.
.
.
.
.
.


"Arghh aku membencinya! Apapun itu aku benci endingnya!!" teriakku sangat frustasi sambil menundukkan kepala di meja.

"Kupikir endingnya bagus, semua pengorbanan mereka gak sia-sia. Penjahat selalu kalah dan pahlawan selalu menang kan?" celetuk sahabatku sambil menyeruput minumannya.

Aku mendengarnya langsung menatapnya dengan kesal dan memanyunkan bibirku.

"Apalagi?" tanya sahabatku menatap heran diriku. "Hahh kenapa kau benci endingnya?"

"Cih masa gak tau kenapa sahabatnya sedih begini?" ucapku membuang muka dan mencibirnya.

Sahabatku yang melihatku mulai merasa kesal. "Kau mau kulempar meja ini ke mukamu?!" ucapnya kesal mengepalkan tangannya.

"Tolong (y/n) jangan kekanak-kanakkan begini! Padahal tadi kau gembira banget macam anak kecil dikasih permen. Sekarang malah sedih kayak orang pengangguran di pinggir jalan!"

BAM!

"Jangan bandingkan aku dengan seperti itu!!" teriakku memukul meja.

BAM!

"Ya sudah jelaskan kenapa kau gak suka?!!" Sahabatku ikut berteriak dan memukul meja.

"Memang akhirnya happy ending, tapi aku gak suka ending dari pahlawannya" kataku menyandar di kursi.

"Siapa? Iron man? Captain America? Siapa itu nama cewek yang bu-"

"Namanya Natasha Romanoff dan ia gak bunuh diri" ucapku memotong perkatannya yang seperti tidak mengikuti jalan cerita film. "Kau tidak tidur sepanjang film kan?" tanyaku menatap sinis padanya.

"Tidaklah! Kutonton sampai habis. Bahkan aku gak jadi ke toilet gara-gara kau tidak mau menemaniku. Aku jadi menahan selama film itu main!!" jawabnya mengeluarkan keluh kesahnya.

"Kau itu bodoh! Jelas lagi asyik menonton kau ganggu pula, pakai acara minta ke toilet segala! Kan bisa pakai botol!"

"Kau kira aku punya laser panjang hah?! Hahh pokoknya yang jelas dia bunuh diri (y/n)" ucapnya menenangkan diri.

"Kalau begitu kenapa kau bilang ia bunuh diri?" tanyaku bersikap dada.

"Coba kita berpikir sebentar, ia ada dibunuh langsung oleh musuhnya gak?"

"Enggak"

"Nah tidak bukan? Dia menjatuhkan dirinya sendiri. Itu tandanya dia bunuh diri!" ucapnya memukul meja kembali.

"Bukan begitu maksudnya! Memang benar dia bunuh diri bukan dibunuh. Tapi, itu bukan kata yang tepat. Ia lebih memilih mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan dunia. Jujur saja aku sangat terkejut melihatnya mati" jelasku mengingat betapa shocknya diriku dan sangat sedih melihatnya mengorbankan diri dan mati di depan sahabatnya sendiri.

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang