Part 32

1.5K 210 12
                                    

"Aku sudah selesai, kau ada dimana?"

"Ah maaf, Kapten! Aku ada urusan penting. Kalau ingin pulang, duluan saja"

"Urusan penting apa yang dilakukannya?"

Steve menatap lekat ponselnya dengan membaca kembali balasan pesan dari wanita kecil-nya semenjak ia tinggal sebentar.

"Baiklah"

"Nanti ku hubungi lagi atau mungkin aku ke apartemen-mu"

Steve hanya bisa mendesah pelan karena, wanita kecil-nya tidak memberitahukan langsung urusan penting yang dilakukannya. Tidak ingin berpikir lebih lama, Steve memasukkan ponsel pintarnya ke dalam saku celana jeans dan melajukan motornya membelah jalanan yang tidak terlalu ramai.

Saat ini Steve berniat mengunjungi salah satu tempat yang sudah dijanjikan untuknya dan bertemu dengan kenalan yang baru saja ia temui kemarin pagi. Mendapatkan undangan seperti itu, tentu membuat Steve mengharuskan memenuhi undangan tersebut. Sebenarnya ia ingin pergi bersama wanita kecil-nya, tapi niat itu tidak jadi terlaksana, karena wanita kecilnya tiba-tiba saja tidak bisa pergi bersamanya.

"Setelah bertemu lagi, akan ku tanyakan urusan penting-nya" batin Steve sambil melajukan motor besarnya yang hampir mencapai tempat tujuan

Begitu ia sampai di tempat tujuan dan memasuki bangunan yang menjadi tujuan Steve saat ini, ia pun sayup-sayup mendengar suara dari salah satu ruangan yang tengah terbuka. Setelah mendekatinya, ia mendapati kenalan barunya, Sam Wilson sedang mengadakan sesi konsultasi seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya.

"Ada hal yang kau tinggalkan, ada hal yang kau harus bawa pulang. Tugas kita lah mencari cara untuk membawanya. Apa memerlukan koper besar atau dompet kecil? Itu semua tergantung pada kalian"

Semua orang mendengarkan ucapan tersebut dengan khusyuk dan memahami maksud penyampaian itu dengan baik. Setelahnya, sesi konsultasi pun berakhir dan membuat semua orang di dalam ruangan mulai berjalan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Lihat siapa yang datang, Sang Pelari" ucap Sam tersenyum sumringah mendapati Steve Rogers telah datang mengunjunginya

"Aku mendengar ceramah terakhirnya, itu sangat mengagumkan" ucap Steve memberikan pujian

"Ya kawanku, kita semua pasti memiliki masalah. Rasa bersalah, penyesalan" ungkap Sam dengan tatapannya yang berubah sendu

"Kau kehilangan seseorang?" tanya Steve yang menyadari tatapan sendu tersebut

"Rekan pilot-ku, Riley. Kami terbang untuk misi malam, Operasi Terjun Payung Penyelamatan Standar. Kami sering melakukannya sampai sebuah roket menghancurkan Riley di udara. Tak ada yang bisa ku lakukan. Seolah aku hanya ada di atas sana untuk menontonnya"

"Sorry" ucap Steve merasakan dengan jelas perasaan kesedihan yang telah dialami Sam

"Setelah itu, aku sulit menemukan alasan untuk berada di medan perang" ungkap Sam menyampaikan perasaan yang selama ini di rasakannya

"Apa sekarang kau bahagia? Kembali ke kehidupan yang biasa"

"Jumlah orang yang memerintah ku turun menjadi nol. Ya, aku bahagia" jawab Sam dengan tersenyum lebar. "Apa kau ingin pensiun?"

"Tidak. Hhh... Aku tidak tahu" jawab Steve menjadi ragu dengan ucapannya. "Sebenarnya aku tak tahu harus berbuat apa setelah pensiun"

"Pertarungan bebas?"

Steve langsung mendengus tertawa mendengar ide Sam yang begitu saja terucapkan.

"Ide hebat itu terlintas di kepala ku. Sungguh, kau bisa melakukan apa pun yang ingin kau lakukan. Apa yang membuat mu bahagia?"

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang