Part 30 : Captain America and The Winter Soldier

2.7K 243 19
                                    

"Jadi ini tempatnya?"

"Iya. Kau suka?"

"Apa kau lihat ini sangat luas?"

"Lihat"

"Apa kau sadar sekarang jam berapa"

"Sadar. Jam 6 pagi"

"Lalu?"

"Lalu?"

"Arghh Kapten! Ini masih pagi buta!!" teriakku dengan kencang sampai membuat Steve bergeser pelan

"Jam segini baik untuk kita ber-olahraga. Lagian ini waktu orang-orang sudah beraktivitas"

"Itu untuk dirimu saja" batinku menggeram kesal melihatnya semakin bersiap-siap olahraga

Aku jadi mengingat kembali, dimana semalam ia memberitahukanku ada tugas penting yang harus dikerjakan untuk esok paginya. Kupikir yang ia maksud jam 9 pagi dan ternyata di saat masih terlelap dalam mimpi, ia tiba-tiba saja sudah berdiri tegap di depan apartemen.

"Gara-gara dia aku harus cepat-cepat mandi" gumamku mengingat betapa terburu-burunya diri ini. "Jadi yang Kapten maksud tugas penting itu adalah ini?"

"Olahraga sangat penting untuk kesehatan tubuh. Jadi iya"

Melihat Steve dengan wajah tampannya yang tersenyum manis membuatku tidak tega untuk menonjok-nya, padahal amarah ini sudah memberontak keluar ingin segera dilampiaskan. Aku hanya bisa menatapnya tak percaya dengan memberikan jawaban itu.

"Aku benar-benar tertipu" ucapku menatapnya dengan sangat sinis. "Hhh tempat tidur-ku yang malang, ia kesepian saat ini"

"Kau terlalu berlebihan" balas Steve langsung menarik pipiku

"Aw! Sakit!" ringisku melihat Steve yang malah mencubit pipi satunya lagi

"Jangan lesu begitu. Sudah lama kita tak berolahraga bersama kan?"

Setelah ia mengusap kepalaku dengan lembut, Steve langsung berlari kecil ke lapangan luas untuk memulai olahraga.

"Aku ini bukan anak kecil. Kenapa ia selalu begitu?" batinku memegang kepala ini setelah ia mengusapnya dan berhasil membuat jantung ini berdetak cepat meskipun belum berolahraga.

"Jangan membuatku semakin jatuh cinta padamu"

Tidak ada pilihan lain, selain mengikutinya yang tengah melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga. Jujur saja melihat otot-otot tubuh besarnya yang tercetak jelas di kaos abu-abu-nya itu membuat jantung ini semakin berdetak tidak karuan. Padahal saat ini masih jam pagi dimana udara sejuk mendominasi, tapi kenapa tubuh ini malah memanas dengan sendirinya? Kucoba mengalihkan pandangan-ku meski sesekali melirik otot-nya yang bisa membuat kaum hawa meneguk saliva dengan sulit dibuatnya.

"Hhh... (y/n), kau berani melihat badan-nya sementara sebelumnya kau telah... Arghh!!! Aku tidak ingin mengingatnya lagi!!"

Dalam sekejap ingatan yang ingin kulupakan muncul ke permukaan dengan cepat. Terbayang dengan jelas ciuman pertama-ku yang berhasil direbut begitu saja oleh dewa penyihir licik itu dan mengingat kembali senyuman mengejeknya yang berhasil membuatku frustasi hebat.

"(y/n), kau ingin- (y/n)? Ada apa?"

"Ah tidak. Tidak ada apa-apa" jawabku terkesiap menatap Steve yang melihatku sedang mengacak rambut dengan frustasi

"Kau sangat kesal karena aku membawamu kesini. Kalau tidak suka, sebaiknya- "

"Jangan!" pekik-ku dengan cepat membuat Steve terlonjak kaget. "Aku tidak kesal. Aku senang kau membawaku kesini. Kapan lagi kita berolahraga bersama kan? Hahaha"

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang