"Sejauh yang kulihat kau sudah cukup banyak mempelajari sihir dan kuharap kau tidak berambisi."
"Aku hanya ingin meningkatkan kekuatan yang kumiliki dan bisa melindungi banyak orang." balas (Y/N) yang menatap Ancient One sedang membaca kitab-nya.
Begitu mengetahui Ancient One yang ingin menemuinya, (Y/N) pun mendatangi tempatnya dan mendapatinya tengah fokus membaca kitab.
"Melindungi orang lain tidak harus memiliki kekuatan."
"Dalam kasus hidupku, aku harus memilikinya. Apalagi suatu saat akan bertemu musuh yang lebih kuat. Siapa yang tahu?"
"Jadi, kau takut gak bisa mengalahkan musuh itu?"
Ancient One menghentikan kegiatannya dan menatap (Y/N) yang berdiri di hadapannya.
"Nyawa manusia itu sangat penting. Aku lebih takut gagal melindungi orang lain." jawab (Y/N) yang menunjukkan tekadnya.
"Memiliki kekuatan yang hebat, terkadang... Tidak, lebih tepatnya selalu membuat seseorang bisa memilih jalan yang salah."
"Seperti Kaecilius?"
Ancient One memiringkan kepalanya mendengar (Y/N) mengucapkan nama tersebut.
"Itu alasan sebenarnya aku tidak ingin mengajarkan kekuatan yang bisa membawamu ke dalam kegelapan."
"Stephen berbeda dari yang kau bayangkan."
"Aku tahu, karena itu aku memilihnya." balas Ancient One yang bangkit dari kursinya.
"Aku lupa ia bisa lihat masa depan." batin (Y/N) yang baru mengingatnya.
"Tapi, ia belum bisa menerima jati dirinya yang baru."
"Hanya menunggu waktu sampai ia menerimanya dan aku berharap ia tidak seperti Kaecilius. Agar- "
"Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama."
Mendengar (Y/N) memotong ucapannya, Ancient One hanya bisa tersenyum kaku.
"Jika kau tak ingin muridmu melakukan kesalahan yang sama, setidaknya jangan biarkan diri sendiri melakukan kesalahan itu." ungkap (Y/N) yang tak takut dengan tatapan intimidasi Penyihir Agung di hadapannya.
"Justru aku melakukannya agar tahu dampaknya." balas Ancient One sudah berdiri di hadapan (Y/N).
"Justru karena itu mereka ingin juga melakukannya."
Ancient One cukup terdiam mendengar balasan itu terhadap ucapannya.
"Aku penasaran seberapa jauh kau mengetahuinya?"
"Kau sudah tahu jawabannya kan?"
Mengingat Penyihir hebat di hadapannya, tidak mungkin Ancient One tidak mengetahui jati dirinya.
"Aku hanya memastikan seberapa jauh kau mengetahuinya."
"Sejauh aku berusaha tidak men-judge apa yang telah dilakukannya."
Ancient One yang tengah menuang tehnya langsung terhenti mendengar ucapan (Y/N). Setelahnya Ancient One bersikap tenang dan kembali menuangkan tehnya.
"Ini minumlah."
(Y/N) tak menduga Ancient One membuatkan teh untuknya dan menerimannya dengan cepat.
"Sebenarnya apa alasanmu memanggilku kesini? Gak mungkin hanya karena perkembangan sihirku."
(Y/N) yang sejak dari tadi terus penasaran alasan Penyihir Agung ingin menemuinya, membuatnya bertanya-tanya.
"Justru karena itu ada yang ingin kutanyakan. Apa kau benar-benar belum pernah belajar mantra litani?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers With You
FanfictionApa yang akan terjadi ketika kamu masuk dunia avenger? Dunia yang membuatmu bisa menjadi salah satu anggotanya dan tentu saja bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia. Menarik bukan? Bagaimana rasanya ya... #Avengers x Reader #Harap baca berur...