Sebelum malam harinya Stephen menemukan (Y/N) mendapatkan mimpi buruk hebat, sore harinya Stephen diminta untuk latihan bela diri bersama Mordo atas perintah dari Sang Tetua.
"Kupikir kau sudah diberi sanksi." ucap Stephen sambil melakukan pemanasan.
"Aku diberi sanksi bukan berarti berhenti mengajar." balas Mordo juga melakukan pemanasan
"Berbeda dari guru pada umumnya. Kau beruntung. Jika saja tanganku tidak sakit... "
"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Mordo yang mendengar gumaman Stephen.
"Tak ada. Jadi, seberapa tuanya dia?"
Stephen mengalihkan pembicaraan dan melihat Ancient One tengah memantau murid lainnya yang sedang latihan.
"Tak ada yang tahu usia Penyihir Agung. Kami hanya tahu ia orang Celtic dan tak pernah bicara soal masa lalunya." jelas Mordo telah selesai melakukan pemanasan.
"Kau jadi pengikutnya meskipun kau tak tahu siapa dia?" Stephen menyerngit bingung mengetahui Mordo menghormati Ancient One, meskipun tidak mengetahui masa lalu penyihir tersebut.
"Aku tahu ia sangat teguh, tapi juga tak terduga. Tak kenal ampun, seperti itulah. Dia membentuk diriku."
Stephen yang melihat Mordo secara tiba-tiba memasang sikap kuda-kuda, ia pun spontan mengikutinya dan mulai menatap waspada.
"Percayalah pada gurumu, maka kau tak kan kehilangan jalanmu." ucap Mordo dengan berpindah arah.
"Seperti Kaecilius?"
"Itu benar."
Mordo dengan cepat memberikan tendangan dan Stephen berhasil menghindarnya. Lalu, Stephen pun mendorong Mordo dan menekan leher gurunya dengan lengannya. Namun, Mordo mempertahankan dirinya agar tidak terjatuh.
"Kau kenal dia." ucap Stephen menatap sinis pada Mordo.
Tak terduga, Mordo membalikkan Stephen dan mengunci lehernya. Stephen pun mencoba melepaskan diri, meski Mordo semakin kuat menguncinya.
"Saat dia datang pada kami, dia kehilangan semua yang dicintainya. Dia sedang berduka dan hancur, mencari jawabannya di seni mistis. Dia murid yang briliant, tapi sombong dan keras kepala. Mempertanyakan Sang Tetua dan menolak ajaran kami."
BUGH!
Stephen menyikut perut Mordo dengan kuat hingga berhasil membuatnya terlepas. Mordo cukup terkagum dengan serangan yang diberikan Stephen. Sementara, Stephen berusaha meredam kekesalannya terhadap gurunya, karena terus mengingat Mordo telah membuat (Y/N) dalam masalah.
"Kau terlihat sangat marah denganku." ucap Mordo yang menangkap raut wajah muridnya.
"Ini cukup sakit." ucap Stephen yang mengelus lehernya.
"Dia meninggalkan Kamar - Taj. Murid-muridnya mengikuti seperti domba. Tergoda oleh ajaran palsu." lanjut Mordo menceritakan kejahatan yang dilakukan Kaecilius.
"Dia yang mencuri lembaran ritual terlarang itu kan?" Stephen mengingat cerita Wong dengan kejahatan Kaecilius.
"Ya."
"Untuk apa ritual itu?" tanya Stephen kembali.
"Tak ada pertanyaan lagi."
Mordo tak ingin menjawab pertanyaan Stephen yang menurutnya tidak harus diketahuinya. Lalu, Mordo berjalan dan mengambil tongkat senjatanya.
"Apa itu?" tanya Stephen melihat Mordo sambil melempar-lempar tongkatnya.
"Itu pertanyaan." jawab Mordo menunjuk Stephen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers With You
FanfictionApa yang akan terjadi ketika kamu masuk dunia avenger? Dunia yang membuatmu bisa menjadi salah satu anggotanya dan tentu saja bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia. Menarik bukan? Bagaimana rasanya ya... #Avengers x Reader #Harap baca berur...