Credit Scene

1.4K 201 31
                                    

"Bagaimana pertarungan mu? Apa kau baik-baik saja iblis manis?"

"Tumben kau perhatian" balasku menatap Loki yang terlihat siap menyambutku. "Kau harus ingat (y/n), ia sedang berduka" batinku melihatnya tersenyum lebar

"Kupikir kau tidak akan mengunjungiku lagi. Apa kau ingin memarahiku karena hal sebelumnya?"

"Tidak ada gunanya memarahimu" jawabku memikirkan bagaimana cara membujuknya untuk membantu kami. "Hhh... Seharusnya Thor yang melakukannya"

"Maksud-"

Aku menghela nafas panjang untuk memulai tugasku. "Hentikan Loki. Aku tahu apa yang kau lakukan sekarang"

Loki terlihat cukup terkejut mendengarku dan mengetahui maksud ucapanku padanya.

"Jangan pakai ilusi lagi" ucapku menggunakan kalimat Thor yang seharusnya ia ucapkan saat ini

Loki pun mulai menghilangkan ilusinya dan terlihat dengan jelas di hadapanku kesedihan yang dirasakan setelah kehilangan sosok terpenting dalam hidupnya.

"Disinilah puncak kesedihan-mu" batinku melihat tatapan kosongnya yang merasakan penyesalan terdalam dan amarah yang telah terlampiaskan

Mataku menatap nanar dengan kondisinya yang begitu kacau. Sel penjara yang sebelumnya bersih dan tertata rapi, kini telah menjadi kacau balau akibat kemarahan Loki yang terlampiaskan dan tersenyum kecut melihat penampilannya yang sudah urak-urakan. Tatapan kesedihannya terlihat sangat jelas dalam pandangannya yang kosong menatap diriku ini.

"Kau sudah puas melihatku. Kau bisa pergi sekarang" ucap Loki dengan tatapan kekesalannya

Aku tidak meresponnya sama sekali dan sikap diam-ku ini yang menunjukkan jawaban-ku padanya.

"Jangan mengasihani-ku. Aku tidak butuh"

"Loki- "

"Kenapa kau masih disini? Ingin menasihati-ku? Mengejek-ku? Memarahi-ku karena membuatnya mati? CEPAT KATAKAN!!!"

BAM!

"Kau cerewet sekali"

Loki langsung terdiam setelah melihatku menghancurkan sel penjara dengan meninjunya sangat keras.

Plak!

Grep!

"Aku ingin sekali menghajar wajah-mu saat ini. Kau masih aja sempatnya bersikap sombong" ucapku menarik kerah bajunya dan menatapnya dengan tajam

"Kau ingin menghajar wajah-ku? Lakukan saja"

"Astaga. Benar-benar dewa yang satu ini" balasku yang tak menyangka mendengarnya menantangku

"Kau tak bisa melakukannya" ucap Loki mendekatkan wajahnya hingga jarak wajah kami hanya sejengkal saja

"Siapa yang tahu"

Aku pun mengangkat tangan ini dengan membentuk kepalan tinju. Sungguh aku benar-benar ingin meninju wajah sombongnya tersebut.

"Lakukan sampai pu- "

"Kau benar-benar bodoh"

Loki mungkin tak menyangka dengan apa yang kulakukan, karena memiliki sifat baik yang sangat menjengkelkan ini, membuatku tidak bisa meninju wajahnya yang sedang diliputi kesedihan. Mungkin juga karena aku mengetahui penyebab ia menjadi jahat dalam cerita kehidupannya sendiri sehingga membuatku tidak ingin menyakitinya. Akhirnya bulir mata yang selama ini ku tahan, keluar dengan sendirinya karena, sudah tak bisa lagi menahan kesedihan ini.

"Hahh... Sejak kapan iblis bisa menangis? Seharusnya aku yang menangis disini" ucap Loki mengulurkan tangannya mengusap pipiku dengan lembut. "Sudah ku katakan jangan merasa prihatin dengan-ku"

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang