"Sedih rasanya (Y/N) tidak tinggal disini lagi."
(Y/N) tersenyum simpul melihat wajah murung Rose tetap membantunya menyusun barang untuk dirinya yang pindah. Padahal ia sudah mengatakan tidak membutuhkan bantuan, tapi keinginan kuat Rose yang ingin membantunya, membuatnya tak dapat menolak lagi. Memang ada untungnya memiliki tetangga yang baik.
"Aku sudah menemukan tempat yang bagus. Yah, walaupun tempat ini penuh dengan kenangan, tapi aku harus pindah." ungkapnya dengan kembali mengemas barangnya ke dalam kardus.
"Ah dimana kak (Y/N) mau pindah?"
"Brooklyn, Grace. Brooklyn! Masa gitu aja lupa. Udang dibilang beberapa kali!"
"Akh! Kenapa pakai pukul kepala segala?!" pekik Grace yang menatap kesal kakaknya.
"Sifat pelupamu itu tak bisa dihilangkan. Padahal masih muda pun." omel Rose tak henti pada adik kandungnya sendiri.
"Yah, jangan pakai pukul juga dong!"
"Kalau kalian masih mau berkelahi, keluar sana."
Seketika kakak beradik itu langsung terdiam mendengar nada dingin dari (Y/N). Rose menjadi merasa bersalah, bukannya serius membantu malah bertengkar dengan adiknya.
"Ee (Y/N) yang bagian sini sudah beres." ucap Rose berbicara lembut mengingat dirinya barusan mendapat teguran dan menunjuk bagian lemari piring yang semuanya telah dikemas.
"Terimakasih. Ah Rose, boleh bantu gunting lakban dan tempelkan saja di meja. Nanti biar mudah diambil."
"Oke."
Rose mengangguk mengerti dengan permintaan (Y/N). Ia pun beranjak ke dapur dan melakukan pekerjaannya.
Ketiga wanita itu pun kembali sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Seperti (Y/N) yang sibuk membereskan pakaian-pakaiannya, Grace yang sibuk menyusun koleksi buku (Y/N), dan Rose yang fokus memasang lakban agar memudahkan (Y/N) menggunakannya.
Lalu, di tengah-tengah ketiganya masih begitu fokus, terdengar derit pintu depan terbuka. (Y/N) langsung berlari keluar dari kamar dan mendapati Steve yang sudah datang membawakan pesanan makanannya.
"Terimakasih." ucap (Y/N) yang disambut senyuman hangat dengan Steve.
"Masih belum selesai?" tanya Steve melihat beberapa kardus tersusun di ruang tamu.
"Masih ada beberapa yang belum disusun." jawab (Y/N) sambil membawa makanannya ke dapur.
Steve mengangguk mengerti bagaimana barang wanita yang terlihat cukup banyak dan harus cepat dibereskan. Sambil melihat seisi apartemen (Y/N) yang mulai kosong, ia mengikuti wanita kecilnya yang berjalan ke dapur. Begitu sampai, Steve melihat tetangga apartemen (Y/N) yang ternyata datang membantu wanita kecilnya.
"Tuan Rogers." sapa Rose melihat kedatangan Steve.
Steve membalas sapaan Rose dengan senyuman kecil dan pandangannya bertemu dengan adik Rose yang ternyata sudah melihatnya sejak dari tadi.
"Kalian datang membantu (Y/N), terimakasih." ucap Steve melihat (Y/N) mengeluarkan pesanan makanan yang dibawanya.
"Karena, kalian sudah membantuku, ini untuk kalian berdua. Aku tak sempat masak, jadi maaf cuman bisa kasih ini." ungkap (Y/N) memberikan imbalan atas kebaikan dari tetangganya.
"Ah tidak perlu repot-repot (Y/N)! Kami ikhlas membantu dan tak mengharapkan ini."
Rose merasa segan dengan (Y/N) yang memberikan imbalan padanya. Padahal dirinya dengan Grace sangat ikhlas membantu tetangganya tersebut, tanpa mengharapkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers With You
Fiksi PenggemarApa yang akan terjadi ketika kamu masuk dunia avenger? Dunia yang membuatmu bisa menjadi salah satu anggotanya dan tentu saja bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia. Menarik bukan? Bagaimana rasanya ya... #Avengers x Reader #Harap baca berur...