"Seberapa lama sampai... "
"Dr. Strange, jaringan tisu itu masih memulihkan diri."
"Percepatlah. Ambil jalan pintas di bawah. Arteri Brakialis dan di bawah arteri radial."
Stephen benar-benar memaksa dan memohon pada para dokter untuk kembali melakukan operasi pada kedua tangannya.
"Mungkin bisa. Butuh eksperimen dan mahal, tapi mungkin bisa."
"Aku hanya butuh kemungkinan." desak Stephen yang tak peduli dengan biaya mahal tersebut.
Melihat keyakinan Stephen ingin sekali melakukan operasi tersebut, para dokter pun mengizinkannya dan Stephen pun kembali dibawa ke ruang operasi untuk segera ditangani. Christine yang masih tetap selalu menemani Stephen, kini ia menatap khawatir pada temannya yang akan segera dioperasi.
"Mereka menyetujuinya?"
Terdengar suara di dekatnya, Christine menoleh dan mendapati (Y/N) yang menghampirinya.
"Yah. Biayanya sangat mahal." jawab Christine yang terlihat begitu khawatir.
"Uang tabungannya semakin menipis. Ia benar-benar menyayangi kedua tangannya."
"Pekerjaannya dipertaruhkan, ia ingin melakukan segala cara. Tapi... "
Christine menghentikan ucapannya dan tak sanggup lagi berbicara mengingat kecelakaan yang menimpa Stephen.
"Ia mempertaruhkan segalanya untuk bisa membuatnya kembali ke kehidupan sempurnanya. Aku kalau jadi ia, juga bakal seperti itu. Kehidupan sempurna yang sudah diperjuangkan selama bertahun-tahun, tapi langsung kandas dalam semalam... Itu cukup gak adil."
Setelah melihat sikap dan emosi Stephen yang masih terguncang dengan kondisinya, membuat (Y/N) semakin memahami bagaimana keras kepalanya dan sikap arogannya yang memastikan sendiri segala cara untuk menyembuhkannya.
"Tenang saja. Ia bakal baik-baik saja. Ini suatu cobaan untuknya dan mungkin bisa mengubah sikap arogannya itu."
Christine mendengus tertawa mendengar (Y/N) mencibir temannya.
"Terimakasih sudah mau menemaninya dan membantunya."
(Y/N) mengulas senyuman lebar sebagai jawaban Christine yang berterima kasih.
Lalu tidak hanya melakukan operasi, Stephen juga melakukan terapi untuk belajar menggerakkan saraf-sarafnya yang terluka parah.
"Angkat. Angkat. Tunjukkan kekuatanmu."
Mendengar instruksi dari sang terapis, Stephen berusaha sekuat tenaga mengangkat jari-jarinya yang sudah dipasang alat.
Namun, merasakan sakit yang luar bisa membuat Stephen meringis kesakitan dan tidak kuat melakukannya.
"Ini tak berguna." ucap Stephen mulai menyerah.
"Ini berguna, kawan. Kau pasti bisa." ucap sang terapis meyakinkan klien-nya.
"Kau tak bisa terus berpikir harus bisa sembuh cepat. Terapi ini pasti berguna dan kau harus berusaha lagi."
"Aku gak butuh nasihatmu dan pergi dari sini."
Apapun yang diucapkan (Y/N) dan apapun usaha yang dilakukannya, tidak membuat Stephen sedikit pun berterima kasih padanya. Yang hanya dipikiran Stephen saat ini, kehadiran (Y/N) menganggu kehidupannya
"Christine yang memintaku untuk menemanimu melakukan terapis ini dan memastikan kau bisa melakukannya dengan baik. Iya kan?"
Sang terapis mengangguk setuju begitu (Y/N) menoleh tersenyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers With You
FanfictionApa yang akan terjadi ketika kamu masuk dunia avenger? Dunia yang membuatmu bisa menjadi salah satu anggotanya dan tentu saja bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia. Menarik bukan? Bagaimana rasanya ya... #Avengers x Reader #Harap baca berur...