"Apa itu Ayahnya?" tanya jiwa Lucius bersifat anak-anak.
"Tak disangka ia mengalami hal yang sama sepertimu, Lucius," ucap jiwa Lucius bertubuh manusia melirik ke Lucius yang memandang lekat ke portal.
Tak lama Lucius menyengir lebar, menunjukkan senyumannya yang mengerikan.
"Sudah lama tak melihat senyumnya seperti itu," ucap jiwa Lucius berbentuk astral.
"Kita bisa menggunakannya," ucap Lucius menyengir lebar.
Setelah membuat keputusan, Lucius dengan ketiga jiwanya memilih cara lain mendapatkan 6 singularitas yang diinginkan Thanos. Di luar rencana Lucius, ia memilih seorang wanita asing sebagai bidak caturnya untuk mendapatkan 6 batu warna warni dan menggali informasi lebih dalam.
Karena, telah menargetkan satu manusia Bumi, Lucius dengan ketiga jiwanya terus memperhatikan kehidupan wanita asing itu hingga mengetahui identitas wanita itu dan keluarga yang dimilikinya. Tak hanya itu, mereka berempat telah berhasil mengetahui lokasi 2 singularitas melalui adik dari wanita asing tersebut yang menonton kisah pahlawan super yang disebut "Avengers".
"Marvel ... Jadi kita hidup di dunia seperti itu," ucap jiwa Lucius bertubuh manusia yang cukup terkejut dengan kehidupan mereka semua.
"Space Stone berada di Tesseract dan Reality Stone dari Aether itu sendiri. Sepertinya semua batu terpisah di tempat yang berbeda," ujar jiwa Lucius yang berwujud makhluk astral menyimpulkan informasi yang mereka dapatkan.
"Ada 4 batu lagi. Kira-kira bakal berada dimana?" tanya jiwa Lucius bersifat anak-anak tengah tidur melayang sambil tetap melihat ke arah portal.
"Sebaiknya kita tunggu saat anak kecil itu menonton pahlawan super lagi."
Mendengar ucapan jiwa Lucius berwujud makhluk astral, Lucius dengan 2 jiwanya kembali melihat ke arah portal dimensi.
"Daripada capek-capek gini, mending gak usah pergi ke sekolah. Kau bisa istirahat," ucap wanita itu tengah mengobati adiknya yang hendak berangkat ke sekolah.
"Hari ini ada ulangan, aku gak mau susulan. Lagian luka-luka ini gak terlalu terlihat kok."
"Matamu gak terlalu terlihat. Luka ini masih bisa dilihat dengan mata telanjang tau! Guru atau teman sekolahmu bakal bisa lihat, bahkan yang rabun jauh aja bisa lihat!" protes wanita itu menyelesaikan mengobati adiknya.
"Tenang aja kak. Aku sudah biasa yang seperti ini," ucap sang adik yang mengulas senyuman lebar. "Oh ya kak gimana film Avengers-nya seru? Bagus banget gak?" tanya sang adik terlihat antusias.
"Kau tau sendiri gimana film-film Marvel pada bagus-bagus kan? Gak ada yang mengecewakan," jawab wanita itu dengan singkat.
"Iya sih pada bagus dan keren. Tapi, gimana ending filmnya? Soalnya dibilang film Avengers ini sebagai akhir dari para Avengers kan? Aku penasaran dengan endingnya!"
"Yah endingnya para pahlawan menang dan penjahat kalah," jawab wanita itu memasang wajah malas untuk menceritakannya.
"Heh kalau itu aku juga tau kali! Maksudnya akhir dari para pahlawannya gimana?"
"Kau mau mengharapkan apa sih? Mereka minum-minum dan mengadakan pesta gitu setelah menang melawan penjahatnya? Atau makan di salah satu tempat makan di pinggir jalan atas request dari Tony Stark seperti film Avengers yang pertama itu? Begitu hah? Begitu?!"
Wanita itu tanpa sadar meninggikan suaranya sehingga menunjukkan rasa kekesalannya pada ending para pahlawan.
"Sepertinya kakak tidak suka dengan endingnya ya. Lalu apa ending dari pahlawan favorit kakak itu?" tanya sang adik yang sudah terbiasa dengan nada tinggi kakak kandungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers With You
FanfictionApa yang akan terjadi ketika kamu masuk dunia avenger? Dunia yang membuatmu bisa menjadi salah satu anggotanya dan tentu saja bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia. Menarik bukan? Bagaimana rasanya ya... #Avengers x Reader #Harap baca berur...