"Sekali lagi!"
Timah peluruh kembali diletuskan dan ruangan pun dipenuhi suara tembakan yang cukup memekakkan telinga.
"Sekali lagi!"
Lengkingan suara yang tidak kalah dengan letusan peluru, membuat para karyawan yang tengah dilatih harus kembali menembakkan pelurunya pada tepat sasaran.
"Hahh... lagi!"
Melihat hingga beberapa kali tak ada satu pun peluru dengan tepat membidik sasaran, membuat (Y/N) memaksa para karyawan yang diajarkannya untuk terus menembak.
"Ah! Ini benar-benar melelahkan! Seingatku, aku mendaftar disini untuk jadi karyawan dan menjalani kehidupan biasa."
"Hahh... sama aku juga."
"Berhentilah menggerutu, kalau gak suka keluar!"
"Kau menyukai ini kan? Senjata, pistol-pistolan ini. Jadi, wajar kau menyukai hal kekerasan dengan modelan sepertimu ini."
"Apa kau mengataiku manusia kasar?"
"Sudah terlihat jelas kan?"
"Apa mereka selalu seperti ini?"
Natasha yang tengah sibuk dengan lembaran arsipnya, mendongak dan melihat para karyawan mereka sudah beradu mulut.
"Ini selalu terjadi. Banyak yang keluar karenanya." jawab Natasha tidak perlu terkejut lagi.
"Padahal menembak itu cukup mudah." ucap (Y/N) masih memandangi mereka yang belum berhenti berdebat.
"Bagi mereka itu sulit, (Y/N). Mereka mendaftar kerja sebagai karyawan, bukan jadi pembunuh darah dingin seperti kita." ujar Natasha kembali melihat karyawan yang berdebat di hadapannya.
"Tapi, merakit senjata, membawa pistol, dan menembak harus jadi kemampuan dasar mereka yang masuk ke wilayah lingkup kita."
"Kau bisa katakan pada mereka."
(Y/N) menarik nafas berat melihat perdebatan yang tak kunjung selesai. Bahkan membuat karyawan lainnya jadi berhenti menembak hanya untuk melihat pertengkaran itu.
"Oh ya kemana Steve? Kau melihatnya? Seharusnya ia juga mengajarkan mereka disini."
"Gak tau."
Tanpa melihat sama sekali menjawab pertanyaan Natasha, (Y/N) bangkit berdiri dan berjalan cepat mendekati para karyawan itu.
"Kalau gak suka, enyah kau dari sini!"
"Kau yang pergi dari sini! Kenapa menyuruhku?!!"
(Y/N) yang telah menghampiri salah satu karyawan yang berada di ujung, ia pun meminjam pistolnya dan mengisi ulang peluru ke dalam pistol tersebut.
"Tolong perhatikan!"
Salah satu karyawan yang melihat (Y/N) menatapnya, ia mengangguk kecil.
"Siapa namamu?"
"Ee Lily."
"Nama yang bagus. Salam kenal."
DOR!
"Aaa!!"
Tak disangka oleh Lily sambil tersenyum menatapnya, (Y/N) langsung saja menembak dan membuatnya berteriak.
Mendengar teriakan Lily dan suara timah peluru yang ditembakkan, membuat semuanya terdiam seketika. Setelah menembak, (Y/N) melompat dan masuk ke arena tembak. Hal itu membuat mereka membeliak lebar.
Dengan pandangan tajam, (Y/N) memberikan tembakan hingga beberapa kali. Dalam tiap tembakan yang dilakukannya, dalam 2 kali ia tepat sasaran dengan menembak di titik tengah. Tidak hanya menunjukkan kemampuan menembaknya, (Y/N) juga menunjukkan bagaimana dengan cepat mengganti magazine begitu peluru habis dan mengkongkang pistol untuk segera kembali menembak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers With You
FanfictionApa yang akan terjadi ketika kamu masuk dunia avenger? Dunia yang membuatmu bisa menjadi salah satu anggotanya dan tentu saja bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia. Menarik bukan? Bagaimana rasanya ya... #Avengers x Reader #Harap baca berur...