Credit Scene 1

1.3K 226 82
                                    

"Aku sampai disini saja. Terimakasih, (Y/N). Sampai bertemu kembali."

(Y/N) cukup tertegun melihat tindakan Stephen yang sudah pergi menghilang dari hadapannya.

"Wow.... Benar-benar jantan." ucap (Y/N) terpukau melihat tangannya yang telah dicium Stephen sebelum pamit berpisah. "Waktu cepat berlalu ya, padahal baru kemarin bertemu dengannya."

(Y/N) benar-benar tak merasakan waktu telah berjalan cepat dan perjalanan kehidupannya bersama Stephen telah selesai. Kini ia sudah kembali ke apartemennya dimana sebentar lagi menjalani aktivitas seperti biasanya.

(Y/N) mengedarkan pandangan melihat apartemennya yang tak berubah sedikit pun, semenjak ditinggal untuk menemani Stephen berobat ke India.

"Ck! Kenapa jadi kangen gini?"

Mengingat sifat keras kepala Stephen dan perjuangannya untuk sembuh, mampu membuatnya mulai merindukan sosok penyihir tersebut.

"Yah, kapan pun aku bisa kesana hanya tinggal buat portal sihir. Selagi ada cincin... cincin... eh?"

Begitu ia mengangkat tangannya untuk melihat sling ring yang dimilikinya, cincin sihir itu sama sekali tidak berada di jarinya. (Y/N) pun merogoh bajunya untuk mencari cincinnya tersebut. Namun, beberapa kali mengecek saku bajunya, ia tak dapat menemukannya.

"Dimana aku meletakkannya? Tak mungkin aku mening- "

Seketika sekelebat bayangan muncul dalam pikirannya. (Y/N) langsung mengingat Stephen yang menahan dirinya dan tak menduga mencium lembut tangannya tersebut. Dalam sekejap ia menyadari alasan Stephen melakukannya.

"Ia... Ia benar-benar. Astaga!" (Y/N) tak menyangka Stephen mengambil cincin sihirnya secara diam-diam.

Sementara itu di kuil New York, Stephen memandang lekat sling ring yang telah diambilnya secara diam-diam dari pemiliknya sendiri.

"Kenapa kau mengambil cincinnya?"

Wong menyadari Stephen tak bergeming dari tempatnya, ia pun menghampiri Penyihir Agung baru tersebut.

"Apa kau sengaja supaya ia datang kesini dan kalian bisa bertemu lagi? Baru 5 menit kalian berpisah, sudah kangen?"

"Apa yang kau bicarakan?"

Stephen menyerngit bingung mendengar ucapan Wong yang menyeleneh dengan pemikirannya saat ini.

"Aku hanya mengatakannya saja." ucap Wong tersenyum miring berhasil menggoda Stephen. "Lalu kenapa kau mengambilnya? Padahal cincin itu sudah miliknya."

"Aku disuruh mengambilnya, karena ia gak boleh punya ini" ungkap Stephen menunjuk sling ring milik (Y/N) yang berhasil diambilnya.

"Siapa yang menyuruhmu?"

Wong tak menyangka ada seseorang yang meminta Stephen melakukan hal tersebut.

"Penyihir Agung sebelumnya."

Kedua mata sipit milik Wong terbuka lebar begitu Stephen menyebutnya. "Kau bilang Penyihir Agung? Kenapa ia menyuruhmu dan kapan?"

"Pas (Y/N) mendapatkan hukuman, Tetua menemuiku dan memintaku melakukannya." jawab Stephen mengingat dirinya dahulu yang masih berada di Kamar - Taj.

"Tapi, kenapa? Apa juga karena hukuman itu?" Wong semakin penasaran dengan pemikiran almarhum gurunya tersebut.

"Kurasa bukan karena ia masih dihukum. Tidak mungkin Tetua melakukan hal itu."

"Ada kesalahan lain yang dilakukannya?"

"Jujur saja sampai sekarang aku gak tahu alasannya kenapa. Tetua hanya mengatakan padaku, 'Jangan biarkan ia memilikinya atau benda ini bisa memudahkan mereka' . Kau tahu maksudnya?"

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang