Part 66

1.1K 225 50
                                    

"Ini pertama kalinya aku ke India."

"Kupikir dengan bekerja di pemerintahan, kau bisa kemana pun."

"Koreksi pertama, aku tidak bekerja dengan mereka dan koreksi kedua, hanya satu pemimpin yang aku punya."

"Biar kutebak, Kapten-mu? Captain America. Itu sebutannya kan?"

"Yah begitulah."

"Permisi, Kamar - Taj?"

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, (Y/N) dan Stephen telah sampai di India, tepatnya di kota Kathmandu yang dipadati oleh warganya.

"Disini sangat penuh."

Mendatangi India tentu saja akan disuguhi setiap bangunan yang bertengger rapat dan setiap jalanan akan dipenuhi oleh padatnya penduduk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Melihat kerumunan yang sangat ramai, membuat (Y/N) dan Stephen harus berhati-hati berjalan.

"Permisi? Kau tahu dimana Kamar - Taj?"

Setiap warga yang melintas di dekat mereka, Stephen terus menyempatkan diri bertanya pada mereka tempat tujuan yang didatangi.

"Kamar - Taj? Kau tahu dimana?"

"Permisi, tahu Kamar - Taj?"

"Kamar - Taj?"

Tidak hanya Stephen, (Y/N) juga ikut membantu mencari tempat tersebut dengan bertanya pada warga yang melewatinya.

"Kau tak ingat dimana tempatnya?"

Melihat (Y/N) yang ikut bertanya, membuat Grim Reaper muncul dengan terbang di dekatnya.

"Yang kuingat saat ini cuman Stephen sebentar lagi akan bertemu dengan Mordo? Itulah pokoknya namanya. Jadi, gak bakal tahu dimana letaknya."

"Permisi, Kamar - Taj? Kau tahu dimana Kamar - Taj? Disana? (Y/N)!"

Mendengar Stephen memanggilnya, (Y/N) pun mengikuti dokter itu yang mendapatkan arah dimana Kamar - Taj berada. Namun, meski sudah berada di tengah-tengah kota,mereka berdua masih belum menemukan tempat tersebut dan hanya mendapatkan banner produk kesehatan yang terpajang di setiap toko.

"Sepertinya bukan ini." ucap (Y/N) menatap lekat toko yang meng-iklankan penyembuhan.

Stephen menghela nafas panjang melihat toko di hadapannya bukan Kamar - Taj yang tengah dicari. Akhirnya mereka pun berjalan kembali untuk mencari tempat itu hingga melewati kerumunan yang tengah bermain musik dan alat persembahan yang diletak di setiap sudut jalan.

"Kamar - Taj? Kamar - Taj?"

Berkali-kali Stephen terus bertanya pada warga, namun tidak satu pun dari mereka yang bisa memberitahukannya.

"Bagaimana kalau kita memencar?" tanya Stephen begitu berhenti di ujung gang yang sepi.

"Kau yakin?"

"Lebih memudahkan mencarinya. Kalau sudah dapat, kita bertemu disini." ucap Stephen yang memberikan saran.

"Oke."

Setelah sepakat, mereka pun berpisah dengan Stephen yang berjalan memasuki gang sepi dan (Y/N) memilih berjalan lurus.

"Kau ini terlihat menikmatinya." ucap Grim Reaper dengan tetap melayang di sebelah (Y/N).

"Kapan lagi bisa kesini. Gimana kalau sekalian beli oleh-oleh?"

"Kau beli oleh-oleh, sementara Stephen sedang putus asa." Grim Reaper cukup heran dengan sikap santai (Y/N) saat ini.

"Maaf. Bukannya bermaksud bersenang-senang diatas penderitaan orang lain, tapi aku tahu nasib ia ke depannya." ungkap (Y/N) sambil melihat makanan yang tengah dijual.

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang