Part 73

891 191 4
                                    

"Rongga dada aman."

Christine berlari menyalakan mesin di dekatnya.

"Darahnya ada di plastik perikardial."

"Stephen? Stephen!"

Mendengar teriakan (Y/N), Christine menoleh dan melihat (Y/N) menggoyangkan Stephen yang sudah tidak sadarkan diri.

"No! No! Stephen!"

Christine dengan cepat mengambil alat monitor ICU dan memasangkan sensor kecil yang sudah terhubung kabel pada bagian dada Stephen. Seketika ruangan dipenuhi suara monitor yang semakin keras dengan menunjukkan tanda vital Stephen tidak normal atau berada di luar batas aman. Christine dengan terburu-buru memasang alat suntik besar untuk memasukkan darah cadangan yang berada di plastik perikardial.

"Periksa terus monitor, (Y/N)."

(Y/N) langsung melangkah melihat layar monitor yang menampilkan detak jantung Stephen belum kembali dalam keadaan normal.

"Cepat, Christine." ucap (Y/N) menoleh menatap Stephen yang masih belum tersadar.

"Sebentar." balas Christine mempercepat gerakannya.

"Seharusnya sekarang jiwanya, ah baru saja dibilang."

Tepat di hadapan (Y/N), jiwa astral Stephen keluar dari tubuhnya dan melayang melihat tubuh fisiknya yang masih terluka parah. (Y/N) melambaikan tangan dan tersenyum lebar yang membuat Stephen menyerngit bingung, karena wanita kecil di hadapannya dapat melihatnya. Christine yang telah memasukkan darah pada alat jarum suntik yang besar, ia pun membersihkan kembali luka Stephen dan mulai bersiap menyuntikkan darah ke dalamnya.

"Kau tahu dimana harus menyuktiknya kan?" tanya (Y/N) melihat Christine yang berhenti menggerakkan jarum suntiknya.

"Aku ragu, tapi harus yakin." jawab Christine menggerakkannya dengan perlahan.

(Y/N) melirik Stephen yang mendengarkan pembicaraan mereka dan memberikan isyarat untuk muncul di hadapan Christine. Stephen pun dengan ilmu sihir yang dipelajarinya, ia langsung memunculkan diri dengan wujud astralnya.

"Naikkan sedikit lagi."

"Aaa!!"

Mendengar suara Stephen dan muncul di hadapannya, tentu sukses membuat Christine melonjak kaget sampai menabrak meja di belakangnya.

"Tolong hati-hati dengan jarum suntiknya."

Christine bingung setengah mati bisa melihat wujud astral Stephen, sementara Stephen yang asli masih tengah terbaring tak sadarkan diri di ranjang operasi.

"Stephen? Apa yang sedang kulihat?"

Christine mencoba menyadarkan dirinya karena, tidak sedang bermimpi dan sepenuhnya tersadar.

"Tubuh astral-ku."

"Maaf membuatmu kaget." imbuh (Y/N) yang membuat Christine menatapnya.

"Kau mengetahui ini?"

"Tentu saja, karena aku juga bisa melakukannya."

Christine menatap bergantian tubuh asli Stephen dengan tubuh astral yang bisa dilihatnya.

"Kau sudah mati?"

Christine menyimpulkan jiwa astral yang keluar dari tubuh asli, menandakan orang tersebut telah meninggal dunia.

"Belum, Christine. Tapi, aku sekarat." jawab Stephen mencoba menenangkan Christine.

"Sebaiknya kau menyuntiknya sekarang, Christine."

Christine mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu cepat setelah terkaget hebat. "Benar... Hhh... Ya, baiklah."

Christine yang sudah memahami keadaan Stephen, ia pun kembali bergerak dan memposisikan jarum suntiknya kembali. Stephen pun memasukkan jarinya dan menunjukkan posisi detak jantungnya yang harus disuntik. Christine yang dapat melihat detak jantung Stephen, ia pun menyuntiknya dengan perlahan dan darah yang sudah dimasukkan, mulai mengalir ke dalam tubuh.

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang