Part 4

4.2K 470 48
                                    

Aku mengerjapkan mataku dan melihat sekelilingku berada di tempat asing kembali.  Aku baru menyadari sedang berada di kamar seseorang yang bukan kamar tidurku dan terbangun di kasur yang juga bukan kasurku. "Kamar siapa ini?" tanyaku sendiri mengedarkan pandanganku.

"Seperti ini ya nuansa kamar zaman lama" gumamku sendiri mengingat berada di tahun 1943 dimana aku belum lahir dan bahkan kedua orang tuaku juga belum lahir. "Hiks... aku lebih tua dari orang tuaku" pikirku murung

Brak! Brak! Brak!

Tiba-tiba saja terdengar suara ribut dari luar kamar membuatku terkejut.

"A-apa itu?" tanyaku was-was

Brak! Brak! Meongg!!

"Eh kucing?"

BAM!

"Akh! Dasar kucing padahal aku tidak sengaja!" ucap Steve tiba-tiba saja terjatuh setelah mendobrak pintu.

"Steve?" pikirku melihatnya berusaha berdiri.

"Ah kau sudah sa-sadar" ucap Steve melihatku terduduk di kasur.

"A-ah iya" tanggapku menjadi kikuk.

"Maaf jika kamarku terlihat berantakan" ucap Steve langsung membereskan pakaian yang bertumpuk di sudut lemari.

"Tidak apa-apa kok" tanggapku cepat

"Oh hm... aku datang untuk memastikan kau sudah sadar atau belum. Jadi, aku ingin membawakanmu sesuatu. Kau haus? Apa kau ingin minum sesuatu?" tanya Steve berhenti di ambang pintu.

"Ah tidak kok. Tidak perlu repot-repot" tanggapku cepat tidak ingin membuatnya repot.

"Tidak apa kok santai saja. Aku cuman punya air putih"

"Kalau gitu kenapa kau bertanya?! Tinggal bawakan saja bisa!!" pikirku kesal. "Haha air putih saja sudah cukup" ucapku memaksa tersenyum.

"Ah iya aku juga tadi belikan makanan, apa kau mau dibawakan sekalian?" tanya Steve kembali.

"Ah tidak perlu! Aku tidak la- "

Tiba-tiba saja perutku berbunyi sangat kencang dan membuat kami terdiam.

"Akan kubawakan" ucap Steve keluar kamar dan menutup pintu.

Aku terpaku dan ternganga lebar. Bahkan aku terdiam sesaat ketika kejadian memalukan tadi tiba-tiba datang.

"Arghh!! Bikin malu! Bikin malu! Bikin malu!!!" gumamku frustasi membanting wajahku ke bantal.

"Kau bodoh (y/n)! Bodoh! Bodoh! Bodoh! Bagaimana bisa aku seperti itu dihadapan Steve?! Dan lagi... Dasar perut sialan! Kenapa kau bunyi di saat yang tidak tepat?! Kau tau saja kalau mau diberi makan ya, langsung bunyi begitu!!!"

Aku semakin frustasi dan sangat malu membayangkan Steve mendengar suara perutku yang malah nyaring melebihi suara penyanyi seriosa. Kini aku terus berguling-guling di atas kasur, membanting wajahku ke bantal dan berteriak dengan tidak bersuara sambil menjambak rambutku. Bisa dipastikan saat ini aku sudah 100% cocok menjadi orang gila! Bahkan sudah sangat lulus seleksi.

"Argh!! Argh!! Arghhh!!!"

"Kau tidak apa-apa?" tanya Steve tiba-tiba.

Mendengar suara Steve membuatku tersentak dan langsung terduduk. "Ah i-iya ini... Ee aku... aku tidak apa-apa" ucapku membenarkan diri dan melihat Steve membawakam nampan berisi minuman dan makanan.

"Apa perutmu sakit?" tanya Steve.

"Ah tidak kok" tanggapku cepat.

"Ini minum dan makanannya. Sebaiknya kamu makan dulu untuk mengisi energimu" ucap Steve memberikan nampan.

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang