Credit Scene 1

2.2K 147 26
                                    

"Arghh... "

Erangan pelan terdengar dari wanita kecil yang memegang kepalanya, setelah terbangun dan langsung merasakan nyeri yang menghantam kepalanya. Sambil berusaha menenangkan rasa sakit yang menyerang, (Y/N) melihat sekelilingnya dan berusaha mengembalikan kesadarannya secara utuh.

Pandangannya terus mengedar hingga melihat punggung Steve yang tidak terbalut dengan kain dan dipenuhi luka cakarab. Wanita kecil itu tidak terlalu mempedulikan apa yang dilihatnya, sampai kesadarannya mengembalikan ingatan yang membuat (Y/N) terdiam sesaat.

Seketika tangannya gemetar hebat saat menyingkap selimut yang menyelimuti tubuhnya. Netra mata wanita kecil itu terbelalak lebar hampir keluar dari tempatnya dan seluruh memori malam sebelumnya muncul seutuhnya dalam pikiran (Y/N).

"AAAA!!!"

Dengan teriakan kencang, wanita kecil itu melampiaskan hal memalukan yang telah dilakukannya. Akibat berteriak kencang, membuat Steve tersentak bangun dan langsung menatap (Y/N) dengan sangat khawatir.

"Ada apa?! Kenapa kau- "

Brak!

Kedua pasangan itu terdiam mendengar retakan keras yang berasal dari kasur mereka. Tak ada satu pun yang bergerak. Bahkan (Y/N) sudah menatap horor Steve yang terkejut dengan kasur mereka yang retak terbelah dua.

"Apa yang harus kita bilang ke mereka?"

Steve membayangkan reaksi pihak hotel jika mengetahui kasur yang mereka gunakan, rusak terbelah dua.

"Sebaiknya kau mandi dulu, biar aku yang menghubungi mereka." ucap Steve langsung meraih ponselnya yang berada di samping kasur.

Tanpa menjawab ucapan kekasihnya, (Y/N) langsung bergerak turun. Namun, tiba-tiba saja (Y/N) merasakan sengatan dari punggungnya dan membuatnya terjatuh.

"Apa ini? Kenapa punggungku sakit sekali?"

(Y/N) mencoba membangkitkan dirinya. Namun semakin terus berusaha untuk berdiri, punggungnya merasakan sakit yang luar biasa.

"Astaga. Gak bisa ba- uwahh!! Steve?!"

Tiba-tiba Steve datang mengangkatnya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

"Steve, turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri." (Y/N) menolak Steve yang berjalan membawanya ke kamar mandi.

"Benarkah? Tadi kau meringkuk kesakitan." balas Steve sambil membuka pintu kamar mandi.

"Cuman sakit biasa, aku bisa tahan." (Y/n) benar-benar bersikeras menolak Steve yang membantunya.

"Justru karena sakit, aku harus bertanggung jawab."

Wajah (Y/N) memerah seperti tomat rebus, mendengar ucapan Steve yang mengingatkannya kembali dengan perbuatan memalukan mereka.

"Berapa lama.... "

Steve yang baru ingin berbalik, merasakan tangannya ditahan (Y/N) sedang menundukkan wajahnya.

"Berapa lama kita... " (Y/N) tak bisa melanjutkan ucapannya, karena ingatan memalukan itu semakin jelas dalam pikirannya.

Steve yang mengetahui arah pertanyaan wanita kecilnya, tersenyum kecil dan menepuk pelan kepala (Y/N).

"Kau melakukan sesuatu yang luar biasa dan aku sangat menantikannya lagi."

Steve menaikkan wajah wanita kecilnya dan bisa melihat semburat merah yang menghiasi pipi serta telinga (Y/N). Melihat wajah (Y/N) yang mengingatkan kejadian semalam, muncul hasrat Steve yang kembali naik.

"Bersihkan dirimu dulu."

Demi kenyamanan wanita kecilnya, Steve menahan kuat hasratnya yang bisa saja meledak kapan saja dan melangkah keluar dari kamar mandi. Sementara wanita kecil yang mendapat perlakuan dari Steve, menyentuh dadanya karena jantungnya telah berdegup cepat.

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang