Credit Scene

1.5K 194 33
                                    

Halo teman-teman( ̄︶ ̄)↗ 

Maaf tidak langsung lanjut ke cerita lainnya...

Part ini terlihat berbeda dari biasanya dan merupakan part yang baru...

Tenang saja.... Part ini juga termasuk kelanjutan petualangan (y/n) dan bakal nyambung dengan cerita selanjutnya ya (☞゚ヮ゚)☞

So... Tidak perlu pembukaan lama-lama

Selamat membaca semuanya🌻

.
.
.

"Ada lagi yang mau dibeli?"

"Hm anu aku mau- "

"Susu coklat?"

"Argh dia cukup peka" batinku mulai bersemu merah mendengarnya menebak dengan tepat. "Bo-boleh sa- "

"Tapi, susu coklatnya sudahhabis"

"Kalau gitu kenapa kau tawarkan Kapten?! Tidak perlu! Tidak jadi!" pekikku yang langsung mematikan panggilan secara sepihak

"Padahal ada mau yang mau kupesan. Kasihan Steve dibentak begitu, padahal ia sudah baik mampir ke toko" celetuk Grim Reaper yang duduk santai sambil menonton TV

Aku hanya bisa menghela nafas panjang mendengar ocehan makhluk astral ini dan membayangkan ekspresi Steve yang kembali mendengar teriakan-ku, meski sudah beberapa kali mendengarnya.

"Telinganya cukup kuat juga mendengarku" batinku sambil menghampiri makhluk astral ini dan duduk di sebelahnya. "Lagian apa yang mau kau pesan juga?" tanyaku meliriknya dengan malas

"Aku penasaran sama barang yang ada di dekat kasir itu"

"Dekat kasir? Barang apaan?"

"Itu kotak warna-warni. Semacam permen kah?"

"Ha? Permen? Emang permen apa yang kotaknya warna warni?" tanyaku melihatnya dengan raut bingung

"Namanya sut- "

"Oh itu.... Itu bukan permen"

"Ha? Serius? Terus yang satu lagi dur-"

"Itu juga bukan!" pekikku dengan cepat dan tidak menyangka makhluk ini menanyakan hal seperti itu

"Kalau bukan permen terus apa?"

"Kenapa aku seperti berbicara dengan anak kecil? Serius ia sepolos ini?" batinku menyerngit keras menatapnya yang masih asyik menonton

"Bukan sesuatu yang bisa kau makan"

Kriett...

Setelahnya terdengar suara deritan pintu yang terbuka dan membuat kami menoleh bersamaan.

"Maaf menunggu lama"

Terlihat olehku sosok Kapten yang tersenyum simpul sambil menunjukkan barang belanjaan-nya. Selain itu, melepaskan jaket-nya dan meletakkannya di dekat sofa. Aku langsung menoleh ke arah lain karena, saat itu juga ia terlihat tampan dengan otot bisepnya yang tercetak jelas karena memakai kaos berlengan pendek.

"Tenanglah (y/n)... Tenang!" batinku seketika berdegup kencang dan meremas celana ini dengan kuat

"Aku membeli beberapa bumbu tambahan, kupikir kau bisa menggunakannya dan ini"

Aku menoleh cepat merasakan sesuatu menyentuh pipi-ku. "Eh? Katanya sudah habis" ucapku menatap terkejut sekotak susu coklat yang ada di hadapanku

"Aku hanya bercanda"

Avengers With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang