*Part 30*

25 7 1
                                    


Jiung masih terus berusaha mencari Matthew. Langit mulai semakin gelap sepertinya hujan akan segera turun.

"Matthew lo dimana?  Matt.. Lo bisa denger gw.. Matthew...!!" Teriak Jiung. 

Matthew masih belum bisa keluar dari lubang itu. Tiba-tiba dia mendengar teriakan Jiung.

"Itu suara Jiung. Kayaknya gak terlalu jauh."

Matthew mengumpulkan sisa tenaganya untuk berteriak.

"Jiung... Gw disini..!!" Teriaknya.

"Itu kayak suara Matthew. Matt lo dimana?"

"Gw disini.. Jiung tolongin gw..!!"

"Disini dimana?  Gw gak liat lo..!!"

"Gw disini Jiung..!!"

Jiung terus berusaha mencari sumber suara itu.  Akhirnya Jiung berhasil menemukannya.

"Matthew..!!"

"Jiung.. Hiks..  Akhirnya lo dateng juga hikss..."

"Kenapa lo bisa ada disitu?"

"Ceritanya panjang, Jiung kaki gw sakit."

"Iya bentar bentar gw kesana."

Jiung turun ke lubang itu.

"Ya ampun kaki lo berdarah."

"Sakit banget hikss.. Gw gak bisa bangun hikss.."

"Lo tenang dulu kita akan keluar sekarang."

Jiung membantu Matthew berdiri. Lalu dia mencoba naik, tapi jalannya licin. Akhirnya mereka terjatuh lagi.

"Kayaknya lo harus naik duluan," Kata Jiung.

"Gimana caranya?"

Jiung menggendong Matthew. Lalu dia berusaha menaikkan tubuh Matthew ke atas. Jiung sedikit kesulitan tapi akhirnya dia berhasil. Matthew sudah naik.

"Cepet lo juga naik," Kata Matthew sambil mengulurkan tangannya.

Jiung meraih tangan Matthew, lalu dia naik ke atas. 
Tiba-tiba Matthew memeluknya.

"Makasih Jiung hiks.. Gw kira gw akan mati dilubang itu hikss.."

"Lo gak boleh ngomong gitu. Sekarang lo udah aman."

Matthew melepaskan pelukannya.

"Mana lagi yg sakit?"

"Cuma kaki gw doang."

"Lo bisa jalan gak?"

"Kayaknya gak bisa sakit banget."

"Ya udah biar gw gendong aja."

"Lo yakin?  Gw berat loh."

"Lo tenang aja gw kuat kok."

Jiung jongkok di depan Matthew.

"Ayo naik," Katanya.

Matthew sedikit ragu.

"Ayo cepetan naik. Kayaknya bentar lagi mau hujan."

"Iya gw naik sekarang."

Perlahan-lahan Matthew naik ke atas punggung Jiung. Dia juga melingkarkan tangannya pada leher pria itu. Jiung mulai berdiri.

"Gw berat yah?" Tanya Matthew.

"Enggak kok."

"Beneran?  Kalo lo gak kuat bilang aja nanti gw turun."

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang