*Part 103*

22 3 0
                                        




Setelah selesai makan Lee Jeonghyeon mengantar Hao kembali ke kelasnya. Matthew dan Hanbin sudah sampai di kelas lebih dulu. 
.
.
"Udah sana lo juga ke kelas," kata Hao.
.
.
"Iya. Nanti kita pulang bareng yah kak."

"Iyah."
.
.
Lee Jeonghyeon mendekatkan wajahnya lalu mencium singkat pipi Hao. Kali ini Hao tidak marah.
.
.
"Aku ke kelas dulu yah kak."

"Iya. Belajar yg bener."

"Iya kak."
.
.

Lalu Lee Jeonghyeon pergi. Hao juga masuk ke kelas. Matthew dan Hanbin mencoba mengalihkan perhatian mereka. Matthew terlihat masih kecewa pada Hao karna kejadian di kantin tadi. Hao mencoba bersikap biasa saja, lalu duduk di tempatnya.
.
.

"Matthew sama Hanbin pasti marah juga sama gw. Gak apa-apa mungkin ini lebih baik. Gw juga gak mungkin bisa temenan lagi sama mereka," pikir Hao. 
.
.

Setelah bel masuk berbunyi, para siswa mulai kembali ke kelas masing-masing. Hao sedikit heran karna Jiung belum juga masuk.
.
.

"Jiung pergi kemana?  Apa dia mau bolos lagi?  Dia pasti kecewa banget sama gw karna kejadian tadi," batin Hao.
.
.
Seorang guru masuk ke dalam kelas.

"Selamat siang anak-anak."

"Siang Pak.."

"Ada tugas kan?"

"Ada Pak."

"Ayo keluarkan tugas kalian, kita periksa sama-sama."
.
.

Para siswa mulai mengeluarkan buku mereka dari dalam tas. Hao masih terlihat cemas karena Jiung belum juga kembali ke kelas. 
Tiba-tiba Hao mengangkat tangannya.
.
.
"Pak saya mau ke toilet dulu," katanya.

"Okey silakan, tapi jangan lama-lama yah."

"Iya Pak."
.
.

Hao bangun dari tempat duduknya lalu pergi keluar. Hao terus berjalan melewati beberapa ruang kelas, tapi dia tidak pergi ke toilet. Hao pergi ke belakang sekolah untuk mencari Jiung. Ternyata memang benar pria itu ada disana. Jiung sedang tiduran diatas sebuah kursi. Hao segera mendekatinya.
.
.

"Bel udah bunyi dari tadi. Kenapa lo belum masuk kelas?" tanya Hao. 
.
.
"Bukan urusan lo. Pergi sana jangan ganggu gw."
.
.
"Gw disuruh Pak guru buat nyari lo."
.
.
"Gw lagi males belajar. Udah sana lo pergi."
.
.
"Gw gak akan pergi, sebelum lo mau ikut gw ke kelas."
.
.
Jiung mulai kesal. Dia bangun dari posisi tidurnya.  Dia menatap tajam pria di depannya itu.
.
.
"Kenapa lo ngelakuinnya?" tanya Jiung. 
.
.
"Gw kesini karna disuruh sama pak guru lo jangan salah paham."
.
.
"Bukan soal ini tapi yg tadi waktu di kantin. Kenapa lo diem aja pas dia cium lo?  Kayaknya lo juga menikmati ciumannya."
.
.
Hao terlihat bingung tapi dia berusaha tetap tenang. 
.
.
"Lee Jeonghyeon pacar gw, apa salahnya kalo dia cium gw?"
.
.
"Pacar?  Jadi sekarang lo udah beneran ngakuin dia sebagai pacar lo?"
.
.
"Dia emang pacar gw. Kenapa? lo cemburu?  Lo masih sayang sama gw?"
.
.
Jiung hanya menghela nafasnya. Dadanya terasa sesak. Peryataan dari Hao membuat luka di hatinya kembali terasa sakit.
.
.
"Jiung kita udah putus. Gw udah punya pacar. Jadi lo harus lupain gw. Karna gw udah gak ada perasaan apapun lagi sama lo."
.
.
"Mulut lo mungkin bisa bilang gitu. Tapi gw yakin jauh di lubuk hati lo, lo masih sayang sama gw."
.
.
"Lo jangan terlalu kepedean. Cuma gw yg tau apa yg gw rasain."
.
.
Jiung hanya menatapnya. Membuat Hao merasa sedikit terintimidasi dengan tatapannya.
.
.
"Cepet masuk kelas, pak guru udah nungguin," kata Hao lalu dia pergi.
.
.
Jiung masih terdiam di tempatnya. 
.
.
"Gw tau lo bohong, Panda. Gw bisa liat semuanya di mata lo. Lo juga masih peduli sama gw, karena itu lo dateng kesini," batin Jiung.
.
.
Hao sudah kembali masuk ke kelas. Dia terus memperhatikan pintu, dia sangat berharap Jiung akan datang. Akhirnya pria itu masuk, Hao lega sekali tapi dia berusaha untuk menutupinya.
.
.
"Kamu ini darimana saja?  Yg lain sudah pada masuk," kata Pak guru.
.
.
"Maaf Pak tadi saya dari UKS hati saya sakit eh maksudnya perut saya yg sakit Pak."
.
.
"Alasan saja. Sudah sana duduk ke tempat kamu."

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang