*Part 94*

11 2 0
                                    

Hao dan Jiung masih berada di dalam. Taxi. Mereka terjebak macet. Di depan sana banyak mobil yg juga tidak bisa bergerak.

"Macetnya panjang banget," Kata Hao.

"Iya kalo pake motor kita gak akan kejebak macet gini."

"Kenapa bisa macet. Ini udah lama banget. Tapi mobil di depan gak gerak juga."

"Mungkin ada kecelakaan atau jalanannya lagi di benerin jadi macet karna cuma bisa pake satu arah."

"Kayaknya masih lama gw pengen tiduran dulu," Kata Hao lalu dia menidurkan kepalanya di pangkuan Jiung.

Tapi Tiba-tiba Jiung meringis kesakitan karna Hao tak sengaja menyentuh luka di lututnya.

"Akhsss..."

Mendengar Jiung meringis, Hao kembali bangun.

"Yang lo kenapa?" Tanyanya.

"Gak apa-apa yang."

"Bener gak apa-apa?" Tanya Hao.

Tak sengaja Hao meraba lutut Jiung. Pria itu kembali meringis.

"Akhsss.."

"Ya ampun sakit yah?"

"Eeu.. Enggak kok."

Tapi Hao tidak percaya. Dia bisa melihat Jiung sedang menahan sakit. Hao menaikan celana panjang Jiung.

"Lo mau ngapain?" Tanya Jiung.

"Gw mau liat kaki lo kenapa."

"Kaki gw gak apa-apa kok. Udah gak perlu lo periksa," Kata Jiung sambil berusaha menjauhkan tangan Hao dari kakinya.

"Udah diem. Gw pengen liat."

Jiung tidak bisa menghalangi Hao lagi setelah Hao menatap tajam padanya. Hao perlahan-lahan menaikkan celana panjang Jiung. Akhirnya sampai ke lutut Jiung.

"Kenapa lutut lo di perban gini?" Tanyanya.

"Itu apa? Tadi gw jatoh. Cuma luka kecil kok."

"Jatoh dimana?"

"Jatoh di.. Dikamar mandi."

"Jatoh di kamar mandi atau jatoh dari motor?"

Jiung tidak berani menjawab.

"Jawab yg jujur."

"Iya tadi gw jatoh dari motor."

"Kok bisa lo jatoh dari motor? Emang lo lagi ngapain?"

"Tadi gw lagi duduk aja terus Tiba-tiba jatoh dan kena batu agak gede gitu jadi lutut gw luka."

"Bener lo jatoh dari motor bukan karna kecelakaan?"

"Kenapa Hao bisa tau?" Pikir Jiung.

"Beneran gw jatoh dari motor."

"Jangan bohongin gw."

"Iya sebenarnya tadi gw kecelakaan."

Hao hanya menghela nafasnya. Dia sedikit kecewa karna Jiung sudah bohong padanya.

"Tapi cuma kecelakaan kecil kok. Lukanya juga gak parah."

"Harusnya lo jujur aja kenapa harus bohong segala?"

"Sorry. Gw cuma gak mau lo khawatir."

"Mana lagi yg luka? Selain kaki lo."

"Gak ada cuma kaki gw doang."

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang