*Part 126*

20 3 0
                                        



Di ruangan lain, ada dua orang pria yg masih tertidur pulas sambil berpelukan. Mata Hao mulai terbuka, di luar sudah terlihat terang.
.
.
"Jiung bangun.. Ayo bangun udah siang."
.
.
Tapi mata Jiung masih tertutup rapat.
.
.
"Jiung ayo bangun, bentar lagi mamih pasti dateng. Ayo cepet bangun."
.
.
"Nanti aja gw masih ngantuk," jawab Jiung tapi matanya masih tertutup.
.
.
"Kalo lo bangun sekarang nanti gw cium."
.
.
Mata Jiung langsung terbuka lebar.
.
"Bener lo mau cium gw?"
.
"Iya tapi lo bangun dulu."
.
"Ini gw udah bangun."
.
.
Tiba-tiba Jiung mencium bibir Hao. Tapi Hao segera menjauhkan wajah Jiung darinya.
.
.
"Yah jangan sekarang juga ciumnya. Lo mandi dulu terus gosok gigi," kata Hao.
.
.
"Kelamaan Panda.  Nanti orang tua lo keburu dateng."
.
.
Jiung kembali mencium bibir Hao. Tapi hanya sebentar karna Hao kembali melepaskan ciuman mereka.
.
.
"Gw pengen pipis," katanya.
.
"Ya udah ayo."

.
.

Hao bangun dari ranjangnya, Jiung juga bangun. Lalu mereka masuk ke dalam toilet yg disana. Hao berdiri di depan kloset untuk menyelesaikan urusannya. Sementara Jiung segera menggosok giginya. Setelah selesai Hao menghampiri Jiung dan mulai menggosok giginya juga.

.
.
.

Setelah selesai mereka berkumur dengan air. Lalu kembali menaruh sikat gigi yg tadi mereka pakai ke dalam sebuah gelas.
.
.
"Sekarang kita udah gosok gigi, mana ciuman buat gw," pinta Jiung.
.
.
"Kita mandi dulu yah."
.
.
"Kaki gw kan masih sakit nanti aja mandinya yah."
.
.
"Tapi gw pengen mandi. Dari kemaren gw gak mandi, gak enak banget rasanya."
.
.
"Tapi gw gak mau mandi."
.
.
"Ya udah lo tunggu di luar aja. Gw gak nyuruh lo ikut mandi kok."
.
.
"Gw disini aja yah, gw pengen liatin lo mandi."
.
.
"Gak boleh Jiung."
.
.
"Kenapa gak boleh?  Lo masih malu sama gw?"
.
.
Hao diam saja, perkataan Jiung memang benar.
.
.
"Gw kan udah liat semuanya, lo gak perlu malu," kata Jiung.
.
.
"Udah lo tunggu di luar aja yah. Nanti baju lo basah kalo nunggu disini."
.
.
"Gak apa-apa nanti gw tinggal ganti baju."
.
.
"Enggak. Lo tunggu di luar aja. Ayoo..."
.
.
Hao membawa Jiung keluar dari kamar mandi. Pria itu terlihat sedikit kesal.
.
.
"Lo tunggu disini. Gw mau mandi dulu," kata Hao.
.
.
"Iyah jangan lama-lama."
.
.
"Cuma bentar kok."
.
.
Hao kembali masuk dan menutup pintunya. Sementara Jiung kembali duduk di atas ranjangnya. 

.
.

Tak lama kemudian Hao keluar dari kamar mandi, dia juga sudah kembali memakai baju pasiennya. Lalu dia duduk di samping Jiung yg sedang memainkan handphonenya.

.
.

"Mamih gw belum datang?"
.
.
"Belum. Mungkin masih di jalan."
.
"Kita liat Matthew yuk."
.
"Gak ah nanti aja."
.
.
"Masa mau di kamar terus. Gw bosen."
.
.
"Enakan juga di kamar."
.
"Apa enaknya?"
.
.
"Enak karena gak ada yg ganggu kita," kata Jiung sambil menatap mata Hao.
.
.
"Lo mau ngapain?"
.
.
"Ayo kita lakuin itu."
.
.
"Lo lupa sama taruhan itu?  Lo mau motor lo jadi milik Hanbin sama Matthew?"
.
.
"Bukan itu maksud gw."
.
.
"Terus apa?"
.
"Akh kenapa lo lemot banget."
.
.
.
Jiung mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Hao, dan segera mendapat balasan darinya. Jiung terus melumat bibir Hao yg sudah menjadi candu baginya.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang