*Part 122*

13 3 0
                                    



Di pagi hari Hao sudah bangun. Lalu dia segera mandi.  Setelah itu Hao mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Wajahnya terlihat ceria sekali, dia senang karna bisa sekolah lagi.

.
.
.

"Akhirnya gw bisa masuk sekolah lagi.  Gw kangen banget sama Jiung. Padahal semalem dia baru kesini, tapi gw udah kangen lagi sama dia," batin Hao.

.
.
.

"Setelah putus rasa sayang gw ke Jiung bukannya ilang malah makin besar. Saat gw jauh dari dia, gw sadar kalo gw gak bisa hidup tanpa Jiung. Cuma Jiung yg bisa buat gw nyaman dan bahagia."

.
.
.

"Gw harus bisa lepas dari Lee Jeong biar gw bisa balikan lagi sama Jiung. Gw akan berusaha buat hapus video itu dari HP Lee Jeong, jadi dia gak bisa ngancem gw lagi."

.
.
.

Setelah rapi Hao keluar dari kamarnya. Kedua orang tuanya sudah menunggu Hao di ruang makan.
.
.
"Pagi Mih Pih."
.
.
"Pagi juga sayang. Kayaknya kamu ceria sekali hari ini."
.
.
"Iya Mih. Aku seneng banget karna bisa masuk sekolah lagi."
.
.
"Tapi ingat yah sayang kamu jangan terlalu kecapean."
.
.
"Iya Pih aman."
.
"Ayo kita sarapan dulu."
.
"Iya Mih."
.
.
Hao duduk bersama kedua orang tuanya. Mamih Hao mulai mengisi piring untuk mereka.

Mamah Hanbin sedang menata meja makan, saat putranya menghampirinya.
.
.
"Pagi Mah."
.
.
"Pagi juga sayang. Adik kamu mana?"
.
.
"Areum masih di kamar Mah. Ada yg bisa aku bantu gak Mah?"
.
.
"Tolong ambilkan piring yah sayang."
.
"Iya Mah."
.
.
Hanbin membuka rak piring lalu mengambil beberapa piring dari sana.
Hanbin meletakkan piring-piring itu di atas meja.

.
.

Papah Hanbin datang dari arah kamarnya. Taerae juga baru keluar dari kamar Hanbin. Dia segera mendekati papah Hanbin.
.
.
"Pagi Om."
.
.
"Pagi juga Taerae. Akhir-akhir kamu sering bangun pagi."
.
.
"Iya Om mungkin karna aku tidur cepet jadi bangunnya juga pagi."
.
.
.
"Kalo gw kasih tau Om sekarang, Hanbin pasti gak akan ngaku. Kayaknya gw harus kumpulin bukti dulu," pikir Taerae.
.
.
"Ayo kita sarapan dulu."
.
"Iya Om."
.
.
Mereka pergi menuju ke meja makan.
Tak lama berselang Areum juga bergabung dengan mereka.
.
.
"Ayo kita sarapan sekarang."
.
"Iya Mah."
.
.
Mamah Hanbin mulai mengisi piring untuk suaminya.
.
.
"Oh iyah Mah Pah soal jalan-jalan besok, katanya Matthew mau ikut," kata Hanbin.
.
.
"Kapan kamu memberitahu Matthew soal jalan-jalan itu?"
.
.
"Semalem Pah. Aku pinjem HP Areum."
.
.
"Jadi selama ini kamu masih sering diam-diam telfonan sama Matthew?" Tanya papahnya.
.
.
"Duuh kenapa gw bisa keceplosan ngomong?" batin Hanbin.
.

"Papah kan sudah bilang kamu harus fokus belajar jangan pacaran terus."
.
.
.

"Iya pah aku tau. Aku gak pernah telfonan sama Matthew kok, cuma semalem doang. Itu juga karna aku mau tanya soal jalan-jalan besok."
.
.
.
"Pasti Hanbin bohong. Gw yakin tiap malem dia pinjem HP Areum buat telepon Matthew," batin Taerae.
.
.
"Jadi Matthew mau ikut?"
.
.
"Iya Mah Matthew mau ikut."
.
.
"Baguslah. Berarti kamu mau ikut juga kan?"
.
.
"Iya Mah aku ikut."
.
.
"Yeayy kak Hanbin ikut."
.
.

"Akhirnya Hanbin mau ikut, gak apa-apa deh ada Matthew. Tapi gw gak akan biarin mereka berduaan," batin Taerae.

.
.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang