*Part 125*

14 2 0
                                    



Matthew sudah di bawa ke ruang ICU. Hanbin menunggu di luar dengan gelisah, dia terus mondar-mandir perasaannya sangat tidak tenang.
.
.
.
"Kamu bertahan yah sayang. Kamu harus sembuh. Aku akan nungguin kamu disini," batinnya.

.
.

Tiba-tiba ada seorang pria yg menghampiri Hanbin.
.
.
"Lo ngapain disini?" tanya pria itu.
.
.
.
Hanbin berbalik menengok ke arahnya. Ternyata pria itu adalah Kim Jiung.
.
.
.
"Jiung.. Kenapa lo ada disini? Itu kaki lo kenapa?"
.
.
"Kemaren malem gw kecelakaan kecil. Lo sendiri ngapain disini?"
.
.
"Matthew pingsan jadi gw bawa kesini."
.
.
"Matthew pingsan kenapa?"
.
.
"Tadi dia sakit perut, gw tinggal bentar buat beliin obat pas gw balik dia udah pingsan."
.
.
"Kok Matthew bisa sakit perut?  Emang tadi dia makan apa?"
.
.
"Matthew gak makan aneh-aneh kok. Dia makan bareng sama gw. Tapi tiba-tiba perutnya sakit."
.
.
"Sekarang gimana keadaan Matthew?"
.
.
"Dia masih di periksa di dalem sama dokter."
.
.
"Lo udah kasih tau om sama tante?"
.
.
"Oh iya belum. Gw mau kasih tau mereka sekarang."
.
.

Hanbin mengeluarkan handphonenya. Tiba-tiba Pintu terbuka, dokter keluar.
.
.
"Bagaimana keadaan Matthew dok?" tanya Jiung.
.
.
"Keadaan pasien sudah mulai stabil. Tadi pasien pingsan karna kekurangan cairan."
.
.
.
"Tadi katanya perut Matthew sakit dok, Kira-kira kenapa yah dok?" tanya Hanbin.
.
.
.
"Melihat dari keadaan pasien, Sepertinya perut pasien sakit karna efek dari obat pencuci perut."
.
.
"Obat pencuci perut Dok?"
.
.
"Iya itu adalah obat yg biasa di konsumsi oleh orang-orang yg sedang melakukan diet."
.
.
"Apa Matthew lagi diet?" tanya Jiung.
.
.
"Setau gw enggak. Matthew juga gak pernah minum obat kayak gitu."
.
.
"Saya sudah memberikan obat pada pasien. Kita tunggu saja sampai pasien siuman."
.
.
"Iya dok Terima kasih."
.
.
"Kalau begitu saya permisi dulu."
.
.
"Silakan dok," kata Jiung.
.
.
.
Hanbin masih terlihat bingung. Dia tidak percaya kalau Matthew meminum obat seperti itu. 
.
.
.
"Udah sana lo masuk ke dalam, biar gw yg telfon om sama tante," kata Jiung.
.
.
"Okey. Thanks Jiung."
.
.
"Hmm."
.
.
.
Hanbin masuk ke dalam sana.
Matthew masih terkulai lemah di atas tempat tidur. Hanbin duduk di dekatnya lalu memegang tangan Matthew.
.
.
"Sayang, ini aku. Kamu bisa denger suara aku kan?"
.
.
Tapi Matthew tidak merespon, karna dia masih pingsan.
.
.
.

Di luar Jiung mulai menghubungi mamah Matthew. Tak butuh waktu lama panggilan telepon itu segera dijawab.
.
.
"Iya Halo Jiung."
.
.
"Halo juga tante."
.
.
"Ada apa?  Tumben kamu telfon tante."
.
.
"Gimana cara ngomongnya yah?  Gw gak mau nanti tante jadi khawatir," pikir Jiung.
.
.
"Jiung.. Kenapa kamu diam saja?"
.
.
"Anu tante..."
.
.
"Kenapa Jiung?  Apa terjadi sesuatu sama Matthew?"
.
"Eeuuu.. Itu..."
.
"Matthew kenapa Jiung?"
.
.
"Sekarang Matthew ada di rumah sakit tante. Tadi perutnya tiba-tiba sakit."
.
.
"Apa Matthew sakit?  Bukannya Matthew sedang jalan-jalan sama Hanbin?"
.
.
.
"Iya tante. Matthew emang pergi jalan-jalan sama Hanbin, tapi perutnya sakit jadi Hanbin bawa Matthew ke rumah sakit tante. Kebetulan aku juga lagi ada disini."
.
.
"Ya ampun Matthew kamu sakit apa nak?"
.
.
"Sekarang keadaan Matthew udah stabil kok tante. Kata dokter bentar lagi juga Matthew pasti bangun."
.
.
"Kalian ada di rumah sakit mana?"
.
.
"Di rumah sakit medical care tante."
.
.
"Iya tante kesana sekarang. Terima kasih Jiung."
.
.
"Iya tante sama-sama."
.
.
.
Panggilan telepon mereka pun berakhir. 
Tiba-tiba handphone Jiung kembali menyala, ada telepon masuk dari Hao.
Jiung segera menjawabnya.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang