••
•
Matthew sudah di bawa ke ruang ICU. Hanbin menunggu di luar dengan gelisah, dia terus mondar-mandir perasaannya sangat tidak tenang.
.
.
.
"Kamu bertahan yah sayang. Kamu harus sembuh. Aku akan nungguin kamu disini," batinnya..
.Tiba-tiba ada seorang pria yg menghampiri Hanbin.
.
.
"Lo ngapain disini?" tanya pria itu.
.
.
.
Hanbin berbalik menengok ke arahnya. Ternyata pria itu adalah Kim Jiung.
.
.
.
"Jiung.. Kenapa lo ada disini? Itu kaki lo kenapa?"
.
.
"Kemaren malem gw kecelakaan kecil. Lo sendiri ngapain disini?"
.
.
"Matthew pingsan jadi gw bawa kesini."
.
.
"Matthew pingsan kenapa?"
.
.
"Tadi dia sakit perut, gw tinggal bentar buat beliin obat pas gw balik dia udah pingsan."
.
.
"Kok Matthew bisa sakit perut? Emang tadi dia makan apa?"
.
.
"Matthew gak makan aneh-aneh kok. Dia makan bareng sama gw. Tapi tiba-tiba perutnya sakit."
.
.
"Sekarang gimana keadaan Matthew?"
.
.
"Dia masih di periksa di dalem sama dokter."
.
.
"Lo udah kasih tau om sama tante?"
.
.
"Oh iya belum. Gw mau kasih tau mereka sekarang."
.
.Hanbin mengeluarkan handphonenya. Tiba-tiba Pintu terbuka, dokter keluar.
.
.
"Bagaimana keadaan Matthew dok?" tanya Jiung.
.
.
"Keadaan pasien sudah mulai stabil. Tadi pasien pingsan karna kekurangan cairan."
.
.
.
"Tadi katanya perut Matthew sakit dok, Kira-kira kenapa yah dok?" tanya Hanbin.
.
.
.
"Melihat dari keadaan pasien, Sepertinya perut pasien sakit karna efek dari obat pencuci perut."
.
.
"Obat pencuci perut Dok?"
.
.
"Iya itu adalah obat yg biasa di konsumsi oleh orang-orang yg sedang melakukan diet."
.
.
"Apa Matthew lagi diet?" tanya Jiung.
.
.
"Setau gw enggak. Matthew juga gak pernah minum obat kayak gitu."
.
.
"Saya sudah memberikan obat pada pasien. Kita tunggu saja sampai pasien siuman."
.
.
"Iya dok Terima kasih."
.
.
"Kalau begitu saya permisi dulu."
.
.
"Silakan dok," kata Jiung.
.
.
.
Hanbin masih terlihat bingung. Dia tidak percaya kalau Matthew meminum obat seperti itu.
.
.
.
"Udah sana lo masuk ke dalam, biar gw yg telfon om sama tante," kata Jiung.
.
.
"Okey. Thanks Jiung."
.
.
"Hmm."
.
.
.
Hanbin masuk ke dalam sana.
Matthew masih terkulai lemah di atas tempat tidur. Hanbin duduk di dekatnya lalu memegang tangan Matthew.
.
.
"Sayang, ini aku. Kamu bisa denger suara aku kan?"
.
.
Tapi Matthew tidak merespon, karna dia masih pingsan.
.
.
.Di luar Jiung mulai menghubungi mamah Matthew. Tak butuh waktu lama panggilan telepon itu segera dijawab.
.
.
"Iya Halo Jiung."
.
.
"Halo juga tante."
.
.
"Ada apa? Tumben kamu telfon tante."
.
.
"Gimana cara ngomongnya yah? Gw gak mau nanti tante jadi khawatir," pikir Jiung.
.
.
"Jiung.. Kenapa kamu diam saja?"
.
.
"Anu tante..."
.
.
"Kenapa Jiung? Apa terjadi sesuatu sama Matthew?"
.
"Eeuuu.. Itu..."
.
"Matthew kenapa Jiung?"
.
.
"Sekarang Matthew ada di rumah sakit tante. Tadi perutnya tiba-tiba sakit."
.
.
"Apa Matthew sakit? Bukannya Matthew sedang jalan-jalan sama Hanbin?"
.
.
.
"Iya tante. Matthew emang pergi jalan-jalan sama Hanbin, tapi perutnya sakit jadi Hanbin bawa Matthew ke rumah sakit tante. Kebetulan aku juga lagi ada disini."
.
.
"Ya ampun Matthew kamu sakit apa nak?"
.
.
"Sekarang keadaan Matthew udah stabil kok tante. Kata dokter bentar lagi juga Matthew pasti bangun."
.
.
"Kalian ada di rumah sakit mana?"
.
.
"Di rumah sakit medical care tante."
.
.
"Iya tante kesana sekarang. Terima kasih Jiung."
.
.
"Iya tante sama-sama."
.
.
.
Panggilan telepon mereka pun berakhir.
Tiba-tiba handphone Jiung kembali menyala, ada telepon masuk dari Hao.
Jiung segera menjawabnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPIHAK
FanfictionRasa sayang Jiung kepada Matthew lebih besar dari seorang sahabat. Tapi Matthew akhirnya berpacaran dengan Hanbin Disisi lain ada Hao yg diam-diam juga menyukai Hanbin. Jiung mencoba move on dari Matthew dengan mendekati Hao. Tapi tidak mudah bagi...