*Part 99*

12 2 0
                                        




Setelah selesai mandi. Hanbin segera berpakaian. Taerae masih tertidur. Lalu Hanbin keluar dari kamarnya. Mamah Hanbin sedang menata berbagai hidangan untuk nanti sarapan.

"Pagi Mah."

"Pagi juga sayang. Tumben kamu bangun pagi di hari minggu?"

"Aku mau jalan sama Matthew mah."

"Oh gitu pantesan kamu udah rapi gini."

"Papah mana Pah?"

"Papah lagi mandi."

"Aku bantuin yah mah."

"Iya boleh sayang. Kamu tolong ambil piring di dapur yah."

"Okey Mah."

Hanbin pergi ke arah dapur dan mengambil beberapa piring. Setelah itu dia kembali ke ruang makan.

"Ini mah piringnya."

"Makasih sayang."

Papah Hanbin akhirnya keluar dari kamar. Lalu bergabung dengan anak dan istrinya.

"Wah wangi sekali. Papah jadi makin laper."

"Sebentar Pah Areum sama Taerae saja belum bangun," Kata istrinya. 

"Hanbin kamu bangunkan Taerae Yah. Biar papah yg bangunkan adik kamu."

"Iya Pah."

Hanbin kembali ke kamarnya. Dia mencoba membangunkan teman sekamarnya itu. 

"Taerae bangun Tae.." Kata Hanbin sambil mengoyak-ngoyak badannya.

Tapi Taerae belum membuka matanya. Hanbin masih berusaha membangunkan pria itu.

"Taerae bangun. Ini udah siang."

Hanbin tak sengaja menyentuh tangan Taerae.

"Kenapa tangannya panas?" Pikir Hanbin.

Hanbin menempelkan tangannya pada kening Taerae untuk memeriksa suhu tubuhnya.

"Ya ampun panas banget, kayaknya Taerae demam karna kehujanan semalem. Kasihan dia."

Lalu Hanbin keluar dari kamarnya.
Dia kembali ke ruang makan.

"Ayo kak kita sarapan, aku laper," Kata adiknya. 

"Mah Pah kayaknya Taerae demam, badannya panas banget."

"Taerae demam?"

"Iya Pah. Mungkin karna kehujanan semalem."

"Kasihan sekali Taerae. Sebentar mamah ambil air dulu buat kompres dia."

"Iya Mah."

Mamah Hanbin pergi ke dapur.
Papah Hanbin juga terlihat cemas, lalu dia pergi ke kamar putranya.

"Kok malah pada pergi?  Sarapannya gimana?" tanya Areum.

"Ya udah kamu makan duluan aja."

"Gak enak kalo makan sendirian. Ayo kak temenin aku."

"Kakak mau liat Taerae dulu."

Lalu Hanbin pergi ke kamarnya.
Di dalam sana papah Hanbin sedang bersama Taerae.

"Demamnya tinggi sekali. Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja."

"Iya Pah. Muka Taerae juga pucet kasihan dia."

Mamah Hanbin datang membawa sebuah wadah berisi air hangat dan handuk kecil. Papah Hanbin sedikit bergeser memberikan istrinya ruang untuk duduk di dekat Taerae. Mamah Hanbin mulai mengkompres pria itu.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang