*Part 66*

32 5 10
                                        

Suster masuk sambil membawa makan siang untuk Jiung.

"Ini makanan untuk pasien."

"Makasih sus," Kata Hao.

"Iya sama-sama mas."

Suster itu kembali keluar.

"Ayo lo makan dulu," Kata Hao sambil bersiap untuk menyuapinya.

"Gw gak mau."

"Kenapa gak mau?  Lo harus makan biar cepet sembuh."

"Makanan rumah sakit gak enak, gak ada rasanya."

"Ya maklum lah namanya juga makanan untuk orang sakit. Tapi ini sehat bagus buat kesembuhan lo."

"Gw gak mau."

"Ayo dong Jiung makan beberapa suap aja yah."

Jiung menggelengkan kepalanya. 

"Dikit aja yah?"

"Okey gw mau makan, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?  Jangan aneh-aneh."

"Lo harus cium gw dulu baru gw mau makan."

"Tadi kan lo udah cium gw. Masih kurang?"

"Kurang lah. Yg tadi juga bukan ciuman cuma kecupan."

"Gw gak mau."

"Ya udah kalo gitu gw gak mau makan."

Hao kesal sekali.
Tapi dia tidak ingin melihat Jiung terus sakit. Akhirnya terpaksa dia mengikuti syarat yg Jiung minta.

"Okey gw mau."

"Beneran lo mau cium gw?"

"Tapi lo harus habisin semuanya, baru boleh cium gw."

"Iyah. Gw akan makan semuanya, sama piringnya sekalian kalo perlu."

"Ayo makan."

Jiung menerima suapan pertama dari Hao.  Ekspresi wajahnya terlihat tidak menyukainya. 

"Makan. Jangan di muntahin."

Jiung berusaha mengunyah makanan itu. Hao mencoba menahan tawanya.

"Ayo lagi..aa.."

"Bentar gw mau minum dulu."

Hao mengambil segelas air lalu memberikannya pada Jiung. Setelah itu Hao kembali menyuapi Jiung.

"Lo udah gak marah kan sama gw?" Tanya Jiung. 

"Entah. Gw gak tau. Gw masih marah sama lo, tapi ngeliat keadaan lo sekarang gw gak mungkin gak peduli sama lo apalagi lo kecelakaan gara-gara gw."

"Jangan nyalahin diri lo sendiri lagi. Gw kecelakaan bukan karna lo. Tapi gw bersyukur karena kecelakaan itu kita bisa deket lagi."

"Kemaren lo hampir mati, lo masih bisa bersyukur?"

"Tapi gw gak mati kan? Gw ada disini sama lo, mungkin ini cara Tuhan buat nyatuin kita lagi."

"Kemaren gw takut banget, gw kira lo gak akan bangun lagi. Kalo itu beneran terjadi gw gak akan pernah bisa maafin diri gw sendiri."

Air mata tiba-tiba mengalir. Jiung segera menghapusnya.

"Lo gak perlu takut. Gw gak pernah ninggalin lo. Gw akan selalu ada buat jagain lo."

"Kenapa lo baik banget sama gw?  Lo gak marah sama gw?  Lo hampir mati gara-gara gw."

"Suutt.. Lo jangan ngomong gitu lagi," Kata Jiung sambil menutup bibir Hao dengan jari telunjuknya.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang