*Part 120*

20 3 0
                                        

Setelah selesai bersiap-siap Hanbin keluar dari kamar. Lalu dia pergi ke ruang makan, mamahnya terlihat sedang menata piring di meja.
.
.
"Pagi Mah."
.
"Eh pagi juga sayang."
.
"Aku bantuin yah mah."
.
"Boleh. Kamu tolong isi gelasnya yah."
.
"Iya Mah."
.
.
Hanbin mulai menuangkan air putih ke dalam gelas.
.
.
"Adik kamu sudah bangun belum?"
.
"Udah Mah, Areum lagi mandi."
.
"Oh begitu."
.
"Kalo keadaan Papah gimana mah?"
.
.
"Papah sudah semakin membaik karena jamu yg Matthew bawa."
.
"Baguslah kalo gitu."
.
.
.
"Nanti tolong kamu tanya sama Matthew yah, bagaimana cara membuat jamunya. Mamah mau buat sendiri, kebetulan di halaman rumah kita juga  ada pandan."
.
.
.
"Iya mah nanti aku tanya sama Matthew."

.
.

Tiba-tiba Taerae menghampiri mereka. Dia masih memakai baju tidur, rambutnya juga sedikit berantakan.
.
.
"Pagi tante."
.
"Hmm pagi juga."
.
"Tumben lo bangun pagi?"
.
.
"Gw bangun siang salah, gw mau pagi di bilang tumben."
.
.
"Ya aneh aja gak biasanya lo bangun jam segini."
.
"Gak apa-apa kan, kalo gw bangun lebih pagi."
.
.
"Terserah lo, gw juga gak peduli lo mau bangun jam berapa."
.
.
Ternyata papah Hanbin mendengar perkataan anak sulungnya itu.
.
.
"Hanbin kamu jangan bicara seperti itu."
.
"Eh papah sudah bangun."
.
.
"Iya mah. Papah sepertinya sudah sembuh, kepala papah juga sudah tidak pusing lagi."
.
.
"Syukurlah kalo Om udah sembuh. Pas Om sakit aku sedih banget."
.
.
"Terima kasih Taerae, kamu sudah mengkhawatirkan Om."
.
.
"Aku khawatir sama Om, karna Om juga selalu baik sama aku. Aku udah anggap Om kayak papahku sendiri."
.
.
"Pantesan dia bangun pagi, ternyata mau  cari muka sama papah," pikir Hanbin. 
.
.
"Om kan memang calon papah kamu, lebih tepatnya papah mertua kamu."
.
.
"Iya Om."
.
.

Hanbin hanya membuang nafas kesal. Dia sedang menahan diri agar tidak terbawa emosi.  Areum datang lalu bergabung dengan mereka.
.
.
"Selamat pagi semua."
.
"Pagi juga sayang."
.
"Papah udah sembuh?"
.
"Iya papah sudah sembuh."
.
.
"Akhirnya papah sembuh juga. Papah jangan sakit lagi yah," kata Areum sambil memeluknya.
.
.
"Iya sayang papah juga tidak mau sakit."
.
.
"Pah bagaimana kalau hari minggu besok kita sekeluarga pergi jalan-jalan," usul istrinya.
.
.
"Wah ide bagus mah. Pasti seru banget," kata Areum.
.
.
"Nanti aja Mah, kan aku masih ujian," kata Hanbin. 
.
.
"Kita kan Jalan-jalannya hari minggu sayang, biar kamu juga bisa refresing sebentar."
.
.
.
"Iya mamah benar. Selama Taerae disini dia belum pernah pergi jalan-jalan, kasihan Taerae masa liburannya hanya di rumah saja."
.
.
.
"Jadi aku di ajak juga nih Om?"
.
.
"Tentu saja kamu di ajak. Kamu kan akan menjadi bagian dari keluarga kami juga, setelah nanti kamu menikah dengan Hanbin."
.
.
Taerae tersenyum senang, sementara Hanbin terlihat sangat kesal.
.
.
"Tenang Hanbin tenang. Lo gak boleh marah papah baru aja sembuh," batin Hanbin. 
.
.
"Kita mau pergi kemana mah?" tanya Areum.
.
.
"Kalian saja yg pilih tempatnya."
.
.
"Kita ke taman bermain yah Mah."
.
.
"Kalau kamu mau kemana Taerae?"
.
.
"Terserah Om kemana aja aku ikut yg penting perginya sama Hanbin," kata Taerae lalu menggandeng tangan pria itu.
.
.
Tapi Hanbin segera melepaskannya.
.
.
"Bagaimana Hanbin kamu setuju dengan ide adik kamu?"
.
.
"Boleh gak Pah kalo aku gak usah ikut?"
.
.
"Ya jangan dong sayang, masa kamu gak mau ikut. Ini kan acara jalan-jalan keluarga."
.
.
.
"Iya kak Hanbin ikut yah?  Gak seru kalo gak ada kak Hanbin."
.
.
"Okey aku ikut tapi Matthew juga harus ikut."
.
.
Taerae terlihat kesal saat Hanbin menyebutkan nama pacarnya itu. 
.
.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang