•
•Pelajaran hari ini telah selesai. Para siswa mulai meninggalkan lingkungan sekolah. Hanbin, Matthew dan Jiung pergi ke tempat parkir untuk mengambil motor. Sementara Hao sedang menunggu mobil jemputannya di depan gerbang. Tiba-tiba handphone Hao yg ada di saku celananya bergetar, Hao segera melihatnya. Ternyata ada chat dari Lee Jeonghyeon.
.
."Kak Hao pasti udah mau pulang. Kakak jadi main kesini kan?" tanyanya.
.
.
Hao hanya menghela nafasnya, dia merasa malas sekali harus perlu ke rumah Lee Jeonghyeon.Dari belakang Jiung memperhatikan Hao sambil duduk di atas motornya. Motor Hanbin datang mendekatinya.
.
.
"Kenapa lo bengong aja? Ayo jalan," ajak Matthew.
.
.
"Gimana kalo kita ajak Hao juga," usul Jiung.
.
.
"Ajak Hao ngerjain tugas bareng?" tanya Hanbin.
.
.
"Iya ngerjain tugas biologi. Dulu kita sering ngerjain tugas berempat."
.
.
"Dulu kan lo sama Hao masih pacaran, sekarang keadaannya udah beda," kata Matthew.
.
.
"Gw sama Hao putus sebagai pasangan, tapi kita masih bisa temenan kan?" tanya Jiung.
.
.
"Bisa aja sih. Banyak orang yg udah putus, tapi tetep temenan sama mantannya," kata Hanbin.
.
.
"Emang lo rela cuma jadi temen Hao? Lo sanggup kalo nanti harus liat Hao mesra-mesraan sama pacarnya?" tanya Matthew.
.
.
"Ya gw pasti cemburu kalo liat mereka mesra-mesraan. Tapi gw kangen banget sama Hao, gw pengen ngobrol sama dia, gw pengen selalu ada di samping dia walau cuma sebagai temennya."
.
.
"Tapi gw yakin bocah itu gak akan biarin Hao deket lagi sama lo, walaupun cuma temenan," kata Matthew.
.
.
"Iya dia udah susah payah buat pisahin kalian. Dia pasti gak akan biarin Hao temenan lagi sama lo."
.
.
"Kalian bener. Kalo gw jadi dia, gw juga mungkin akan ngelakuin hal yg sama. Gw gak akan biarin Hao deket lagi sama mantannya."
.
.
Matthew menepuk-nepuk pundak Jiung untuk memberinya semangat.
.
.
"Tapi sekarang kan bocah itu kan gak ada, berarti gw punya kesempatan buat ngobrol sama Hao."
.
.
"Ya udah coba aja lo ajak dia ngobrol mumpung mobil jemputannya belum dateng," Kata Matthew.
.
.
"Okey gw coba. Doain gw yah."
.
"Hmm good luck Jiung."
.
.Jiung memajukan motornya mendekati Hao. Pria itu terlihat bosan karna mobilnya belum datang juga.
.
"Lo belum balik?" tanya Jiung.
.
"Eoh. Iyah mobil gw belum dateng."
.
"Mau gw anterin?"
.
.
"Sebenarnya gw pengen banget pulang bareng Lo, tapi Kalo Lee Jeong tau, dia pasti marah banget," Pikir Hao.
.
.
"Ayo naik biar gw anterin," kata Jiung sambil memberikan sebuah helm pada Hao.
.
.Hao termenung melihat helm yg Jiung berikan. Itu adalah helm yg biasa dia pakai dulu. Helm bergambar panda yg Hao pilih sendiri saat mengantar Jiung membeli motor barunya.
.
.
"Lo masih simpen helm ini?" tanyanya.
.
.
"Ya pastilah gw simpen. Ini kan helm baru. Ini juga helm lo."
.
."Lo bawa helm tapi kenapa gak di pake? Cuma lo gantung doang."
.
."Gw sengaja bawa helm lo Kemana-mana biar gw gak ngerasa sendirian. Rasanya kayak lo ada di belakang gw."
.
.Hao sedikit tersentuh mendengarnya tapi dia segera menyadarkan dirinya.
.
."Lain kali lo harus pake helm, biar aman. Lo juga bisa di tilang kalo gak pake helm."
.
.
"Ternyata lo masih peduli sama gw."
.
.
"Lo jangan salah paham. Gw cuma basa basi aja."
.
.
Jiung hanya tersenyum manis..
."Sana lo pulang. Gw mau pulang naik mobil."
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPIHAK
FanfictionRasa sayang Jiung kepada Matthew lebih besar dari seorang sahabat. Tapi Matthew akhirnya berpacaran dengan Hanbin Disisi lain ada Hao yg diam-diam juga menyukai Hanbin. Jiung mencoba move on dari Matthew dengan mendekati Hao. Tapi tidak mudah bagi...