*Part 54*

25 6 9
                                        

Pagi ini Jiung kembali ke apartemen Hao. Dia menunggu mobil Hao keluar di seberang jalan. Setelah mobil merah itu keluar, Jiung segera mengikutinya. 

Hao tak sengaja melihat motor Jiung dari kaca spion mobilnya.

"Itu kan motor Jiung. Ngapain Dia ngikutin gw?" Pikir Hao. 

"Pak tolong lebih cepet yah," Kata Hao.

"Iya tuan."

Pak supir menambah kecepatan mobilnya. Jiung terus mengikuti mereka.

"Dia masih ngikutin juga. Udah gw bilang kemaren dia harus jauhin gw, kayaknya gw gak bisa ngomong baik-baik lagi sama dia," Batin Hao. 

"Gimana caranya biar Jiung mau nepatin omongannya? Gw harus ngapain biar dia berhenti gangguin gw?" Pikirnya.

Sepanjang perjalanan Hao terus memikirkan cara agar Jiung berhenti mendekatinya. 

"Kita sudah sampai Tuan."

"Eoh Iya Pak."

Hao segera turun. Lalu mobilnya kembali melaju. Motor Jiung lewat di depannya. Hao tak bisa berhenti menatapnya.

"Pagi Panda," Sapa Jiung lalu dia mengedipkan sebelah matanya pada Hao.

Membuat Hao tersadar.
Pria itu segera pergi dari sana. 

Setelah menyimpan motornya di tempat parkir Jiung menyusul Hao. Beruntung dia belum terlalu jauh.

"Lo udah sarapan belom?" Tanya Jiung.

Hao tidak menjawab, dia terus saja berjalan. Jiung kembali mengejarnya.

"Lo udah ngerjain tugas fisika belum?" Tanya Jiung lagi.

Hao masih tidak mau menjawab. 

"Tugas gw udah beres loh. Gw belajar semaleman. Soalnya susah banget, tapi akhirnya gw bisa jawab semuanya."

"Tadi lo ke apartemen gw?" Tanya Hao.

"Akhirnya gw bisa denger suara lo lagi."

"Ngapain lo kesana?"

"Gw cuma kebetulan lewat, tadi gw abis cari sarapan."

"Lo jauh-jauh ke apartemen gw cuma buat beli sarapan?  Emang di deket rumah lo gak ada?"

"Ada sih. Tapi penjual bubur langganan gw baru aja pindah jualannya ke deket apartemen lo, jadi gw kesana."

"Alesan aja. Gw tau lo bohong."

"Gw gak bohong. Gw beneran beli bubur tadi. Gini deh besok gw ajak lo kesana, gw akan buktiin kalo gw gak bohong."

"Gak perlu. Gw juga gak mau tahu."

Hao kembali berjalan. Jiung tidak mengikutinya lagi. 

"Kalo dalam hitungan ketiga Hao nengok berarti dia pengen gw kejar," Batin Jiung.

"Kok Jiung gak ngikutin gw lagi?" Pikir Hao.

"Satu..." Jiung mulai menghitung.

"Dia masih ngikutin gw atau enggak?  Gw gak denger langkah kaki dia," Pikir Hao.

"Dua... Tii..."

Hao menengok ke belakang untuk memastikan Jiung masih mengikutinya atau tidak.

Jiung masih berdiri di tempatnya. Dia tersenyum manis saat Hao menengok.
Hao segera mengalihkan pandangannya ke depan.

"Ternyata dia masih disana, gw kira dia udah pergi," Batin Hao.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang