*Part 111*

12 2 0
                                    

.
.
.

Kedua orang tua Hanbin dan adiknya sedang duduk di depan meja makan saat Hanbin lewat.

"Ayo sayang kita sarapan dulu."

"Gak usah Mah. Aku mau langsung berangkat sekarang udah telat mah."

"Kamu pasti mau jemput Matthew dulu kan?"

"Iya Pah aku mau ke rumah Matthew dulu."

"Katanya sudah telat kenapa kamu masih mau jemput dia?  Sampai kamu rela tidak sarapan."

"Aku kan emang selalu jemput Matthew dulu Pah tiap hari juga."

"Kamu ini pacar Matthew atau supir dia?"

"Matthew gak pernah nyuruh aku buat jemput dia, aku ngelakuinnya atas kemauan aku sendiri Pah."

"Sudah sayang kamu berangkat sekarang saja yah. Jangan berdebat terus sama papah kamu."

"Iya mah. Aku berangkat dulu yah."

"Iya sayang hati-hati."

"Hmm."

Hanbin pergi keluar.

"Kenapa mamah nyuruh Hanbin pergi?  Papah belum selesai bicara sama dia Mah."

"Hanbin harus sekolah Pah, kasihan kalau papah marahin dia terus."

"Papah tidak marah, papah hanya menyuruh Hanbin sarapan dulu."

"Hanbin sudah terlambat Pah, tidak apa-apa kalau dia tidak sarapan di rumah, nanti juga Hanbin bisa beli di sekolah."

.
.

"Hanbin tidak akan terlambat kalau dia tidak menjemput Matthew dulu Mah. Papah belikan Hanbin motor supaya dia bisa lebih cepat sampai di sekolah, bukan untuk antar jemput pacarnya."

.
.
"Sudah Pah ini masih pagi. Papah jangan marah terus."

Pria itu hanya membuang nafasnya, dia mencoba menenangkan dirinya. 

"Mah Pah aku berangkat dulu yah," pamit Areum.

"Tapi sarapan kamu belum habis sayang, habiskan dulu yah."

"Gak mau mah. Aku udah gak mood buat makan, abis papah marah-marah terus."

"Maafin papah sayang. Ayo biar papah antar."

"Gak usah Pah. Aku udah janjian mau berangkat bareng temen."

"Kamu hati-hati yah."

"Iya Mah."

Areum mencium singkat pipi mamah dan papahnya sebelum pergi keluar.

"Lain kali jangan marah-marah di depan Areum Pah, perasaan dia sensitif sekali."

"Iya Mah. Harusnya papah bisa menahan emosi tadi."

"Lanjutkan lagi Pah sarapannya."

"Hmm."



Hao sudah sampai di depan gerbang sekolah. Dia segera keluar dari mobilnya. Ternyata Lee Jeonghyeon sudah menunggunya. Hao terlihat tidak terlalu senang melihat pacarnya itu.

.
.

"Pagi kak Hao," sapa Lee Jeonghyeon.

Tapi Hao tidak menjawab dia hanya berlalu begitu saja. Lee Jeonghyeon menahan tangannya.

"Tunggu dulu kak."

.
.

Hao sedikit takut saat lee Jeonghyeon memegang tangannya, membuat Hao teringat pada kejadian saat Lee Jeonghyeon menciumnya dengan paksa kemarin.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang