*Part 105*

14 3 0
                                        



Hanbin baru sampai di rumahnya. Papahnya sedang menonton televisi bersama Taerae. Papah Hanbin terlihat kesal karna putranya pulang terlambat.

"Kemana saja kamu?  Jam segini baru pulang," katanya.
.
.
"Maaf Pah tadi aku main sebentar di rumah Matthew."
.
.
"Sebentar lagi kamu ujian, harusnya kamu jangan terlalu banyak main apalagi pacaran. Gunakan waktu kamu untuk belajar."
.
.
"Iya Pah. Mamah mana?"
.
.
"Mamah kamu ada di kamar."
.
.
"Aku mau mandi dulu Pah."

"Iyah."

Hanbin berlalu menuju ke kamarnya. 

"Om jangan terlalu sering marahin Hanbin, kasihan dia," kata Taerae.
.
.
"Om tidak akan marah kalau Hanbin mau menuruti nasehat Om. Semuanya demi kebaikan dia juga."
.
.
"Iya Om aku ngerti. Tapi kalo bisa nasehatinnya pelan-pelan aja Om, jangan pake emosi. Nanti tekanan darah Om bisa naik lagi."
.
.
"Iya Om akan berusaha untuk mengatur emosi Om."
.
.
"Maaf yah Om aku gak bermaksud nasehatin Om. Aku cuma khawatir sama kesehatan Om."
.
.
"Iya Om tau maksud kamu baik. Terima kasih sudah mengkhawatirkan Om."
.
.
"Iya Om sama-sama."
.
.
"Kamu memang perhatian, Mandiri, dewasa lagi. Om akan senang sekali kalau kamu yg jadi pacar Hanbin."
.
.
Taerae tersenyum manis. Dia sangat senang  mendengarnya. 
.
.
"Andai aja aku kenal sama Hanbin lebih dulu Om, sebelum dia punya pacar, mungkin ceritanya akan beda."
.
.
"Sekarang juga belum terlambat. Kamu masih punya kesempatan untuk mendekati Hanbin."
.
.
"Iya Om aku sedang berusaha buat deketin Hanbin lagi. Tapi aku harus lebih hati-hati Om, aku gak mau buat Hanbin jadi gak nyaman."
.
.
"Om juga akan membantu supaya kamu bisa lebih dekat dengan Hanbin."
.
.
"Makasih banyak Om. Om baik banget," kata Taerae sambil memeluknya. 
.
.
"Jangan lupa bilang sama papah kamu."
.
.
Taerae melepaskan pelukannya. 
.
.
"Iya Om pasti aku kasih tau Papah, kalo Om baik banget sama aku."
.
.
Papah Hanbin tersenyum senang. 
.
.
"Om aku mau ke kamar dulu yah. Aku mau liat Hanbin."
.
.
"Iya silakan."

Taerae pergi menuju ke kamar Hanbin.
Saat dia masuk Hanbin tidak ada disana. Hanya terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi.

.
.

"Hanbin pasti lagi mandi," pikir Taerae.

Taerae duduk di atas ranjang sambil menunggu Hanbin keluar.

"Gimana caranya yah biar Hanbin bisa buka hatinya buat gw?  Kalo dia masih jomblo mungkin gak akan sulit, tapi Hanbin udah punya pacar. Dia juga kayaknya sayang banget sama Matthew. Gimana caranya pisahin mereka?" batin Taerae. 

.
.

Pintu kamar mandi terbuka. Hanbin keluar dari sana. Dia hanya memakai handuk yg melilit di pinggangnya, Hanbin juga membawa handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya. Sesaat Taerae terpesona saat melihat Hanbin mengibaskan rambut basahnya. 

.
.

"Dia ganteng banget. Apalagi kalo abis mandi, gantengnya makin nambah," batin Taerae.
.
.

Hanbin baru sadar Taerae sedang memperhatikannya. Dia menatap Taerae, membuat pria itu tersadar dan segera mengalihkan perhatiannya.

.
.

"Sorry gw gak bermaksud liatin lo," kata Taerae. 

Hanbin tidak menjawab. Dia berjalan mendekatinya.  Membuat Taerae sedikit takut.
.
.
"Hanbin pasti marah sama gw," pikirnya.
.
.
Hanbin sudah berdiri di depan Taerae. Pria itu segera berdiri.
.
.
"Gw keluar dulu yah," katanya.
.
.
Taerae berniat pergi tapi Hanbin menahan tangannya. 
.
.
"Lo mau kemana?"
.
.
"Gw mau keluar. Lo kan mau ganti baju, takutnya lo gak nyaman."
.
.
"Jangan pergi. Lo disini aja temenin gw."
.
.
"Hah?  Lo bilang apa?"
.
.
"Jangan pergi temenin gw disini."
.
.
"Iya kalo itu mau lo, gw gak akan pergi."
.
.

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang