*Part 118*

7 2 0
                                        



Ujian hari ketiga pun selesai. Para siswa mulai meninggalkan lingkungan sekolah. Setelah memasukkan bukunya Hao juga keluar.  Hanbin dan Matthew  menghampiri Jiung sebelum keluar kelas.
.
.
"Ayo balik sekarang," ajak Hanbin.
.
.
"Gimana kalo kita nongkrong dulu di caffe," usul Jiung.
.
.
"Gak bisa. Kita mau langsung pulang. Gw juga mau ke rumah Hanbin dulu."
.
.
"Mau ngapain lo kesana?  Papahnya kan masih ada di rumah lo gak takut di marahin lagi?"
.
.
"Papah Hanbin lagi sakit, gw mau jengukin."
.
.
"Sakit apa?"
.
.
"Biasa tekanan darah papah naik lagi."
.
.
"Oh gitu. Tapi sorry gw gak bisa jenguk papah lo, gw takut di omelin lagi," kata Jiung.
.
.
"Iya gak apa-apa."
.
.
"Semoga papah lo cepet sembuh."
.
.
"Hmm thanks Jiung."
.

"Ya udah yuk kita pulang sekarang," ajak Matthew. 
.

"Gw mau ke toilet bentar kalian duluan aja."
.
.
"Okey. Ayo sayang."
.
.

Hanbin dan Matthew pun pergi. Jiung juga ikut keluar tapi dia pergi ke arah toilet.  Ternyata di dalam sana ada Hao yg sedang mencuci tangannya. Jiung masuk ke salah satu bilik toilet.
.
.
.
"Gw tanya gak yah sama Jiung?  Gw penasaran apa dia beneran gak akan laporin Lee Jeong," pikir Hao.
.
.
.

Jiung keluar dari bilik toilet itu. Hao masih sibuk dengan pikirannya, sampai tak sadar keran airnya masih terbuka. Jiung menghampirinya lalu menutup keran air itu. Akhirnya Hao tersadar dari lamunannya.
.
.

"Kalo udah selesai cuci tangannya langsung tutup, jangan buang-buang air," kata Jiung.
.
.

Hao tidak bicara apa-apa, dia langsung pergi meninggalkan Jiung. Tak lama kemudian Hao masuk lagi ke dalam.
.
.
.
"Lo beneran gak akan laporin Lee Jeong kan?" tanyanya.
.
.
"Kenapa lo mau tau?"
.
.
"Tentu gw harus tau. Lee Jeong mukul lo karna gw."
.
.
"Oh jadi lo khawatir sama dia?"
.
.
"Ya iyalah gw khawatir. Lee Jeong pacar gw. Gw gak mau dia kenapa-napa."
.
.

Jiung hanya tertawa kecil mendengarnya. Membuat Hao merasa bingung.
.
.

"Kenapa lo ketawa?  Ada yg lucu sama omongan gw?" tanyanya.
.
.
"Iya omongan lo lucu banget. Mau sampai kapan lo pura-pura pacaran sama dia? Gw tau lo gak suka sama dia."
.
.
.
"Lo jangan sok tau tentang perasaan gw. Gw sayang sama Lee Jeong, dia juga selalu baik sama gw."
.
.
"Oh yah? Lo beneran sayang sama dia?"
.
.
"Ya iyalah gw sayang sama dia. Kalo gak sayang ngapain gw pacaran sama dia?"
.
.
"Gw udah tau apa alasan lo mau jadi pacar dia. Karena dia ngancem lo kan?"
.
.
Hao sedikit gugup mendengarnya, tapi dia berusaha terlihat tenang.
.
.
"Ngancem apa maksud lo?  Lo jangan ngomong aneh-aneh."
.
.
"Dia ngancem lo, kalo lo gak mau jadi pacar dia, dia akan laporin gw ke polisi."
.
.
"Jiung tau darimana?" batin Hao. 
.
.
.
"Lo gak perlu khawatir, dia gak akan bisa laporin gw. Sebentar lagi juga lo bisa bebas dari dia, dan kita bisa sama-sama lagi," kata Jiung.
.
.
.
"Lo ngomong apa sih?  Gw gak ngerti. Lee Jeong sama sekali gak pernah ngancem gw."
.
.
.
"Gak apa-apa kalo sekarang lo belum mau jujur sama gw. Tapi gw udah tau semuanya. Gw akan hancurin video itu, jadi dia gak ngancem lo lagi."
.
.
.
"Jiung juga tau soal video itu?  Dia tau darimana?" pikir Hao.
.
.
"Gw balik dulu yah," kata Jiung lalu dia pergi keluar.
.
.
Hao masih terlihat bingung.
.
.

"Kenapa Jiung bisa tau kalo Lee Jeong ngancem gw pake video itu?  Dia tau darimana?  Gak mungkin kalo Lee Jeong yg ngasih tau Jiung. Sama aja buka kartu dia sendiri."

.
.
.

"Yg tau soal video itu cuma Lee Jeong sama Seung eon, apa mungkin Seung eon yg ngasih tau Jiung?  Tapi kayaknya gak mungkin. Seung eon kan suka sama Lee Jeong, dia gak mungkin ngelakuinnya. Terus Jiung tau dari siapa?"

CINTA SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang