Yesung melihat kesamping, tepatnya dinakas tempat tidurnya dan jam wekernya menunjukkan sudah pukul tujuh pagi.
Dia lalu duduk tegak, menguap kecil kemudian sedikit meregangkan Otot-otot kecilnya yang terasa sedikit kaku.
Setelah selesai melakukan pemanasan, Yesung berlari kecil kekamar mandi. Dia melakukan rutinitas seperti biasa, mandi, sikat gigi dan lain-lain.
Setelah selesai semua aktivitas paginya, dia juga telah memakai seragam sekolah lengkap. Yesung keluar dari kamar untuk mengisi perutnya sudah kosong.
Disana, dimeja makan setiap pagi para hyungnya selalu sudah berkumpul dan bersiap untuk sarapan sebelum mereka semua pergi bekerja.
Tapi, ketika Yesung hendak menghampiri semua hyungnya. Ada yang salah dengan penglihatannya. Hyungnya hanya empat orang, tapi yang duduk disana ada lima orang dan duduk memunggunginya membuatnya semakin penasaran siapa yang pagi-pagi buta sudah bertamu dirumah mereka.
Lelaki itu menoleh kebelakang membuat jantung Yesung seperti berhenti selama tiga detik " Yesung-ah," Panggil lelaki itu.
Bibir Yesung bergetar, matanya memanas dan langkahnya seakan tertahan. Dia tidak bisa bergerak sama sekali.
" Kenapa hanya diam saja? Kau tidak sarapan? " Tanya Lelaki itu lagi.
"Yesung-ah, ayah memanggilmu kenapa kau diam saja? " Heechul ikut memanggil membuat Yesung kebingungan dengan tingkah hyungnya. Ini mimpikah?? Jika ia Yesung tidak ingin bangun sama sekali.
" Anak bodoh! Cepatlah kesini, nanti kau terlambat" Kangin ikut memanggil. Yesung pernah membandingkan wajah Kangin dengan wajah Ayah mereka dan ketika dia melihat sendiri ketika mereka bersandingan, benar-benar tidak ada bedanya.
" Kau kenapa? Apa kau sakit? " Kibum memeluk bahu Yesung, membawa adiknya berjalan pelan ke meja makan " Sepertinya dia agak kurang enak badan, ayah" Kibum berseru khawatir melihat wajah pucat adiknya" Kalau kau tidak enak badan sebaiknya tidak usah sekolah saja"
Yesung mendongak untuk melihat wajah Kibum yang tak memiliki keraguan sedikitpun tentang apa yang ia lihat dan ia katakan.
Yesung lalu melihat kearah ayahnya, dia berkedip setelah itu dia berhambur memeluk Ayahnya erat-erat " Ayah, " Tangisnya.
Sang ayah sempat terkejut tapi setelah itu dia tertawa kecil sembari mengusap lembut kepala anak bungsunya tersebut "Kenapa menangis, anak lelaki mana boleh cengeng "
"Aku merindukan ayah"
" Maaf ya ayah selalu sibuk bekerja sampai tidak punya waktu untukmu"
Yesung mengangguk tanpa melepaskan pelukannya sama sekali " Ayah jangan pergi lagi, aku janji tidak akan nakal, aku akan selalu menuruti kata-kata ayah asal ayah tidak pergi dariku lagi"
"Ayah tidak pernah pergi kemana-mana. Ayah selalu bersamamu, kog."
Yesung melepas pelukan sembari mengusap pipinya yang basah oleh air mata " Ayah, "
" Bersiaplah, ayah yang akan mengantarmu kesekolah"
Yesung mengangguk patuh, setelah itu dia cepat-cepat menghabiskan sarapan paginya karena tidak sabar ingin ayahnya mengantar kesekolah seperti dulu. Rasanya jantungnya ingin meledak saking senangnya.
" Ayah, ayah ingat tidak pada hae? " Yesung melangkah riang, tangannya tak pernah lepas memegang lengan ayahnya ketika mereka berjalan beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Sayang Yesung
أدب الهواةIntinya ini cerita keluarga. Yesung baru saja di tinggalkan oleh Ayahnya yang meninggal dunia karena sakit keras. Setelah ayahnya meninggal, dia harus di usir dari rumahnya karena ayahnya meninggalkan banyak hutang. Ayahnya berpesan agar Yesung menc...