Sesion III : Ibu Pengganti

975 132 103
                                    

Ten nampak bahagia dilihat senyumnya yang tak lekang sejak ia menginjakkan kakinya dipekarangan sekolah. Dia menunggu seseorang yang sejak semalam membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Wanita itu, yang sudah membuatnya jatuh cinta dalam beberapa hari saja. Ten rasa dia sudah jadi gila karena wanita itu.

" Pagi, ibu guru" Sapa Jeno yang membuat Ten membatalkan niatnya untuk menyapa Yesa " Ibu pakai kacamata lagi? "

Yesa memperbaiki kacamatanya, dia tersenyum kecil membalas sapaan Jeno " Ehm, ya. Ibu lebih nyaman seperti ini. Jeno-ah, kau sudah sarapan? "

Jeno menggelengkan kepalanya.

" Apa mau ibu guru traktir? "

Jeno nampak terkejut, tapi melihat bagaimana ibu guru ini tersenyum begitu tulus, mana mungkin dia menolaknya.

" Jika tidak merepotkan ibu guru, tidak masalah." Sahut Jeno.

" Tidak sama sekali, kebetulan ibu juga belum sarapan. Ayo, temani ibu" Yesung memeluk bahu Jeno dari samping seolah mereka berdua benar-benar sudah sangat dekat.

Ten menggenggam kotak beludru merah yang tadinya hendak ia berikan pada Yesa, tapi sepertinya dia harus menahan diri untuk menyimpan hadiah itu lebih dulu.

Sesampainya di Kantin Sekolah, Kebetulan sekali Chenle dan Jisung juga ada disana sedang duduk menunggu Bel Masuk berbunyi.

Yesung memilih untuk duduk bersama dengan dua anak muridnya itu bersama Jeno juga.

" Kami boleh duduk disini juga kan? " Tanya Yesung pada Chenle dan Jisung.

" Pagi ibu guru" Sapa Jisung.

Yesung duduk dan setelah meletakkan makanannya diatas meja, dia sempat memegang kepala Jisung sebentar.

" Ibu guru, apa aku boleh bertanya sesuatu pada ibu? "

Yesung menoleh kearah Jeno kemudian mengangguk kecil

" Apa ibu guru punya adik, atau kakak laki-laki? "

" Ehn? "

" Aku sedang mencari seseorang dikota ini. Seseorang yang sangat baik dan aku berharap bisa bertemu dengannya sekali lagi"

" Lalu apa hubungannya denganku? " Tanya Yesung.

Jeno nampak gugup dilihat dari bagaimana dia meremas kedua tangannya " Hyung itu sedikit mirip dengan ibu guru, dia juga memakai kacamata dan berwajah tampan. Namanya, Yesung hyung"

" Uhuk, uhuk, uhuk!!! " Yesung tersedak ketika jeno menyebut namanya, cepat-cepat dia meraih minuman miliknya dan meminumnya.

" Ibu guru baik-baik saja? " Tanya Jisung.

Yesung mengangguk setelah merasa sedikit lebih nyaman " Siapa tadi? Yesung? Ah, ibu guru baru mendengar nama itu. Ibu tidak mengenalnya sama sekali "

Jeno nampak kecewa, tapi dia juga sudah pasrah jika tidak bisa bertemu lagi dengan hyung baik hati itu

" Aku fikir ibu memiliki hubungan saudara dengan hyung itu. Ah, sayang sekali "

Yesung mengusap punggung Jeno dengan sangat lembut, dia kemudian mengatakan " Apa kau punya petunjuk, mana tahu kita bisa mencarinya? "

Jeno menggelengkan kepalanya " Yang aku ingat, hyung itu memakai kacamata dan Anting. Dan juga, aku ingat Plat sepeda motornya. Jika bertemu dijalan pasti aku bisa langsung mengenalinya"

" Agak susah juga. Untuk mengetahui alamat seseorang dengan petunjuk Plat Motor, kau harus kekantor polisi"

Mendengar kata kantor polisi, Jeno dan Jisung memberikan Reaksi yang sedikit mengejutkan. Mereka saling pandang sebentar seolah dari sorot mata keduanya sedang mengatakan sesuatu.

Semua Sayang YesungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang