Sesion III :

1K 130 119
                                    

" Ibu guru"

Yesung agak sedikit tidak terbiasa dengan panggilan itu,  akan lebih baik  kalau dipanggil bapak guru tapi semua sudah tidak bisa diubah dan Yesung harus bisa menerimanya.

" Oh,  hai Wendy.  Kau Wendy, iya kan?"

Anak wanita itu tersenyum kecil saat Yesung menyebut namanya " Ibu guru, biar aku bantu" Kata Wendy ketika ia melihat Yesung nampak kerepotan membawa buku-buku tugas teman sekelasnya.

" Terimakasih" Sahut Yesung " Kenapa kau tidak pergi ke kantin seperti teman-temanmu? Apa kau tidak lapar?"

Wendy sama seperti Yesung, dia memakai kacamata yang cukup tebal dan sesekali dia akan memperbaiki kacamata yang berukuran terlalu besar untuknya tersebut. Anak perempuan itu menggelengkan kepala ketika ia tersenyum " Aku lebih suka membantu ibu guru"

" Oh, "

" Ibu guru mirip sekali dengan kakak perempuanku"

" A-ah,  begitu ya.  Pasti dia sangat cantik"

Wendy mengangguk " Ya,  sangat cantik seperti ibu guru. Tapi, "

" Ehm? "

" Kakak perempuanku sedang sakit dan sekarang ini dirawat dirumah sakit"

Yesung bisa melihat dengan jelas bagaimana anak ini sedang menyimpan beban yang cukup berat didalam hatinya, wajahnya yang tersenyum meyimpan luka yang begitu dalam.

" Jangan bersedih" Bisik Yesung yang sedikit merunduk untuk menyentuh pipi Wendy " Apa Kapan-kapan ibu guru boleh menjenguk Kakak perempuan mu?"

Wendy menggigit bibir nya sambil mengangguk penuh haru " Kakakku pasti senang karena ada yang ingin menjenguknya"

" Bagaimana dengan orangtuamu? "

" Ibu guru, sebenarnya aku" Wendy mendadak diam ketika ada seorang guru yang melintas. 

Seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak berani untuk mengatakan isi hatinya pada Yesung.

Guru itu melirik Wendy sebentar lalu pergi setelah sebelumnya menyempatkan diri untuk menyapa Yesung.

" Wendy? "

" I-ya? Ibu guru,  kita sudah sampai.  Senang bisa membantu ibu guru.  Jika ibu butuh bantuan lagi,  katakan saja padaku"

" Baiklah, "

Yesung bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih sekali lagi karena Wendy buru-buru pergi meninggalkannya.

" Apa anak itu salah satu diantara mereka? "

Yesung sedang tidak sedang berbicara sendirian melainkan berbicara dengan Kyungsoo yang tengah mengintai mereka dari luar Areal sekolah dengan Kamera pengintai yang sengaja dipasang ditiap sudut sekolah.

" Sebelumnya dia hanyalah anak jalanan yang dibujuk karena Kakak perempuannya saat ini sedang sakit keras,  kedua orangtua Wendy tidak tahu ada dimana."

Kedua tangan Yesung mengepal disisi tubuhnya,  dia kemudian memilih untuk masuk kedalam ruang guru dan kebetulan sekali Sehun juga sedang berada didalam.

Setelah meletakkan buku-buku tugas milik murid-muridnya diatas meja,  Yesung duduk dan kemudian melepaskan kacamatanya untuk mengurut alisnya sebentar.

" Ada apa? " Tanya Sehun.

Yesung memakai kembali kacamatanya,  setelah itu dia menoleh dan melihat wajah Sehun lekat-lekat " Aku sudah bertemu beberapa dari anak-anak itu "

Sehun tersenyum kecil,  dia yang tadinya berhenti mengetikkan sesuatu di Laptopnya melanjutkannya kembali " Dikelasku juga ada beberapa" Katanya.

Semua Sayang YesungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang